Suku Bunga BI Turun Jadi 5 Persen, Reksadana Pendapatan Tetap Makin Kinclong
Sejak awal tahun hingga 25 Oktober 2019, indeks reksadana pendapatan tetap tercatat sudah melesat 8,09 persen
Sejak awal tahun hingga 25 Oktober 2019, indeks reksadana pendapatan tetap tercatat sudah melesat 8,09 persen
Bareksa.com - Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan setelah Rapat Dewan Gubernur yang dilaksanakan 23-24 Oktober 2019. Dengan demikian, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali berturut-turut sejak Juli 2019, masing-masing 25 basis poin (bps). Sehingga secara keseluruhan, suku bunga acuan telah turun 100 bps menjadi 5 persen.
Meski begitu, penurunan suku bunga tersebut belum sepenuhnya disertai penurunan bunga deposito dan bunga kredit di perbankan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bunga deposito dari Juli hingga September 2019 baru turun 26 bps. Transmisi ke suku bunga kredit juga jauh lebih kecil, yaitu hanya 8 bps dari Juli hingga Agustus 2019. "Berarti memang ini ada jeda," ujar Perry di Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Promo Terbaru di Bareksa
"Harapannya suku bunga deposito (juga kredit) akan menurun lagi karena BI sudah turunkan 10 bps dengan harapan bank akan menurun (suku bunga kredit dan deposito) karena bank perlu waktu untuk menyesuaikan suku bunganya," sambungnya.
Dampak Terhadap Reksadana Pendapatan Tetap
Di sisi lain, penurunan suku bunga acuan direspon positif oleh pasar obligasi, beberapa penyebabnya antara lain :
1. Saat ini pasar merasa faktor ketidakpastian dari sisi politik sudah menurun karena Presiden Joko Widodo telah mengumumkan jajaran ”pembantunya” dalam Kabinet Indonesia Maju.
2. Pasar juga cukup puas dengan menteri pilihan presiden yang mewakili 45 persen kalangan politisi dan 55 persen kalangan profesional.
3. Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga menguat dan cukup signifikan sehingga menopang penguatan harga SUN.
4. Kondisi eksternal relatif stabil yang ditandai dengan kesepakatan parsial antara China dan Amerika Serikat terkait perang dagang.
Alhasil, kombinasi kondisi tersebut membuat investor berani dan tercermin pada penguatan harga SUN sehingga yield-nya menjadi lebih rendah.
"Eksternal lagi enggak ada sentimen [negatif]. Kesepakatan dagang parsial itu juga yang menbuat investor lebih berani," katanya.
Terakhir, langkah BI saat ini melampaui ekspektasi konsensus. Konsensus memprediksi penurunan suku bunga acuan bakal dilakukan BI dengan bobot total 75 basis poin di tahun ini. Kenyataannya, BI baru saja mengeksekusi dengan bobot 100 basis poin.
"Ini melampaui ekspektasi konsensus karena konsensus hanya menargetkan 75 basis poin [penurunan suku bunga acuan]," katanya.
Proyeksi pasar obligasi yang semakin positif, turut mendorong ekspektasi bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap masih akan kinclong. Berdasarkan data Bareksa, sejak awal tahun hingga 25 Oktober 2019, indeks reksadana pendapatan tetap tercatat sudah melesat 8,09 persen.
Lima Produk Reksadana Pendapatan Tetap Return Tertinggi YtD 2019 (per 25 Oktober)
Sumber: Bareksa
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari asetnya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Obligasi atau surat utang ini bisa yang diterbitkan oleh perusahaan (korporasi) maupun obligasi pemerintah.
Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang tetapi lebih moderat dibandingkan saham sehingga cocok untuk jangka waktu 1 sampai 3 tahun.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.