Hadir Perdana, Reksadana Multi-Share Class Tawarkan Imbal Hasil Optimal
Multi share class pertama kali diterapkan pada produk reksadana Manulife Obligasi Unggulan milik Manulife Aset Manajemen
Multi share class pertama kali diterapkan pada produk reksadana Manulife Obligasi Unggulan milik Manulife Aset Manajemen
Bareksa.com – Industri reksadana Indonesia membuat terobosan baru dengan hadirnya reksadana multi share class. Reksadana multi share class adalah reksadana terbuka - berbentuk Kontrak Investasi Kolektif - yang memiliki lebih dari satu kelas unit penyertaan (share class).
Seluruh share class memiliki kebijakan dan strategi investasi yang sama. Komposisi portofolio dan efek-efek di semua kelas juga sama. Yang membedakan kelas A dengan kelas lainnya pada reksadana tersebut adalah fiturnya yang bersifat administratif, seperti besaran biayanya, pola distribusi hasil investasinya, dan/atau jenis mata uangnya.
Direktur Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sujanto mengatakan, praktik multi share class ini sudah merupakan satu praktik yang biasa di industri manajer investasi secara global. Pada prinsipnya, dalam penerapan reksadana dengan multi share class di Indonesia, terdapat tiga hal yang harus diutamakan oleh manajer investasi.
Promo Terbaru di Bareksa
“Yaitu profesionalisme dan tidak terdapat perbedaan aset/ kebijakan investasi pada setiap kelas reksadana, transparansi atas setiap kelas reksadana, serta pengelolaan risiko yang memadai,” kata Sujanto di Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019.
Multi share class telah diterapkan sejak lama di luar negeri. Beberapa reksadana dengan multi-share class yang dicatatkan dan diterbitkan di Luxembourg bahkan telah didistribusikan di berbagai negara dengan denominasi yang berbeda-beda.
Di industri reksadana Indonesia, multi share class pertama kali diterapkan pada produk reksadana Manulife Obligasi Unggulan yang dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dan diadministrasikan oleh Standard Chartered Bank Indonesia (Standard Chartered) sebagai bank kustodian.
Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Supranoto Prajogo, menambahkan sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang mengembangkan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu atau disebut juga dengan S-INVEST, KSEI telah menetapkan mekanisme dan tata cara untuk proses pendaftaran dan pengelolaan multi share class fund pada sistem tersebut.
“Bank kustodian dapat mendaftarkan produk multi share class fund dalam satu paket pendaftaran baik untuk fund induk maupun fund anak. KSEI akan menggunakan pengkodean khusus untuk membedakan produk multi share class fund tersebut,” tutur Supranoto.
Supranoto menambahkan, berdasarkan data yang tercatat di KSEI, industri reksadana di Indonesia berkembang sangat pesat. Jumlah investor reksadana per 15 Oktober 2019 telah mencapai 1.574.588 atau meningkat 355 persen dibandingkan pada saat S-INVEST pertama kali diterapkan pada 31 Agustus 2016.
Sedangkan total jumlah asset under management (AUM) juga meningkat 131 persen dari Rp 328 triliun pada pada 31 Agustus 2016, menjadi Rp 759 triliun pada 15 Oktober 2019.
Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) Edward P. Lubis mengatakan, share class membuka peluang baru bagi Manajer Investasi untuk membuat variasi produk bagi jenis-jenis investor yang berbeda.
Senada, Ketua Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI) Roosmayani S. Effendi menyambut baik hadirnya kategori baru reksadana ini untuk memberikan lebih banyak alternatif produk investasi bagi investor Indonesia.
“Selain itu, dengan semakin berkembangnya varian produk investasi, ini juga akan membantu edukasi investor Indonesia sehingga membuka jalan bagi berkembangnya produk-produk investasi yang makin kompleks dan makin beragam,” terang dia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per 11 Oktober 2019, saat ini terdapat 2.190 produk reksadana yang ditawarkan oleh 97 perusahaan manajer investasi ke masyarakat.
Selama ini satu manajer investasi dapat menerbitkan beberapa reksadana dengan strategi yang sama, dengan pertimbangan untuk mengakomodir kepentingan investor individu dan investor institusi yang berbeda-beda. Dengan multi share class, efisiensi dapat terjadi dan menciptakan transparansi.
Efisien dan Imbal Hasil Optimal
Director & Chief Business Development and Advisory Officer MAMI Heryadi Indrakusuma menyampaikan, bagi perusahaan manajer investasi, reksadana dengan multi-share class sangat bermanfaat dalam hal efisiensi waktu dan biaya.
“Dari segi biaya, cukup banyak komponen biaya yang dapat dihemat. Jika semula manajer investasi mengelola beberapa reksadana dengan strategi yang sama, dengan multi share class dapat disatukan dalam satu reksadana, sehingga cukup mengadministrasikan satu reksadana saja,” jelas dia.
“Sedangkan bagi investor reksadana, manfaatnya adalah mendapatkan potensi imbal hasil yang lebih optimal. Sebab, pengelolaan dana dalam satu portofolio besar akan lebih efisien daripada dalam beberapa portofolio kecil. Manfaat lainnya, investor tidak perlu dipusingkan dengan beragam nama produk, yang sebenarnya isinya sama,” ujar Heryadi.
Head of Securities Services Standard Chartered Koslina menuturkan, efisiensi proses dan biaya yang menjadi keunggulan kategori reksadana multi share class ini tentunya akan mempermudah proses pengelolaan dana dan administrasi dari sisi bank kustodian, sehingga memberikan nilai tambah bagi mitra manajer investasi dan juga para investor/pemegang unit reksadana.
“Selain itu, dana kelolaan/asset under management (AUM) dari satu produk reksadana multi share class secara akumulasi dapat lebih besar bila dibandingkan dengan single class sehingga memberikan skala ekonomi yang lebih baik bagi bank kustodian maupun manajer investasi dalam melakukan pengelolaan reksadana,” imbuh Koslina.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.