IHSG Bergejolak Menanti Putusan The Fed, Reksadana Pasar Uang Bisa Dipilih
Sepanjang 2019, kinerja reksadana pasar uang berada di atas IHSG
Sepanjang 2019, kinerja reksadana pasar uang berada di atas IHSG
Bareksa.com - Mengawali pekan ketiga di September 2019, pasar saham Indonesia langsung mengalami pergerakan negatif yang cukup parah. Pada Senin, 16 September 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,82 persen ke level 6.219,435.
Dua saham emiten produsen rokok mengambil peran terbesar bagi anjloknya IHSG pada perdagangan kemarin. Seperti diketahui, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) kompak terjun bebas pada perdagangan kemarin dengan penurunan masing-masing 20,63 persen dan 18,21 persen.
Bahkan keduanya menempati jajaran teratas saham dengan nilai transaksi perdagangan tertinggi, di mana GGRM ditransaksikan Rp825,52 miliar dan HMSP ditransaksikan Rp712,03 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, keduanya juga kompak menjadi “bulan-bulanan” investor asing di mana GGRM dilego investor asing Rp346,92 miliar dan HMSP dilego investor asing Rp191,7 miliar.
Sikap yang diambil investor asing terhadap dua emiten rokok tersebut dikarenakan adanya sentimen negatif yang menghampiri industrinya. Sebagai informasi, pada Jumat kemarin (13/09/2019) dalam rapat tertutup di Istana Kepresidenan, Presiden Joko Widodo menyetujui untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar 23 persen mulai 1 Januari 2020. Adapun harga jual eceran (HJE) pada periode yang sama akan mengalami kenaikan hingga 35 persen.
Keesokan harinya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 17,25 poin atau 0,28% ke 6.236,69 di akhir perdagangan Selasa (17/9). Adanya pengenaan cukai pajak semakin membuat IHSG kalah perform dibandingkan reksadana pasar uang year to date.
Kinerja Reksadana Pasar Uang di Atas IHSG (YtD 16 September 2019)
Sumber : Bareksa.com
Berdasarkan data tersebut, tercatat per 16 September 2019, Indeks reksadana pasar uang yang ada di Bareksa mampu memberikan keuntungan rata-rata 3,82 persen. Angka itu lebih tinggi dibanding IHSG yang secara risiko justru lebih tinggi daripada pasar uang, dengan return 1,41 persen YtD.
Tren melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan berlanjut pada perdagangan Rabu (18/9/2019). IHSG masih akan bergerak melemah seiring dengan bursa Wall Street AS yang ditutup koreksi di tengah penantian kepastian suku bunga The Fed. Lantas, adakah instrumen investasi yang aman di saat ekonomi bergejolak?
Saatnya Parkir Uang di Reksadana Pasar Uang
Atas kekhawatiran tersebut wajar bila investor melakukan profit taking apalagi bagi yang sudah mendapatkan return sejak tahun lalu. Lalu kemana dana kas hasil profit taking ini sebaiknya ditempatkan?
Ada 1 jenis reksadana yang terus mampu memberikan imbal hasil di atas deposito, yaitu reksadana pasar uang (RDPU) yang menempatkan seluruh aset investornya pada instrumen pasar uang.
Mengenal Pasar Uang
Lalu apa yang disebut sebagai instrumen pasar uang? Instrumen pasar uang adalah efek utang yang jatuh temponya kurang dari setahun, misalnya sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito dan bisa juga obligasi selama jatuh temponya kurang dari satu tahun. Dengan isi portfolio tersebut reksadana pasar uang menjadi reksadana yang relatif paling aman.
Reksadana pasar uang memiliki beberapa keunggulan yang cukup menarik. Pertama reksadana ini umumnya memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito, harap diingat bunga deposito terkena pajak 20 persen, sedangkan reksadana ialah instrumen yang bebas pajak.
Reksadana pasar uang juga memiliki likuiditas yang tinggi, subscription (pembelian unit reksadana) ataupun redemption (penjualan kembali unit reksadana) dapat dilakukan kapanpun dan tanpa biaya. Dengan karakteristik tersebut tentu investor dapat mencoba menggunakan reksadana pasar uang sebagai alternatif deposito.
Meski demikian investor tidak boleh lupa bahwa reksadana adalah instrumen investasi sehingga berbeda dengan deposito yang masih dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bila sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan reksadana pasar uang walaupun isinya sebagian besar adalah deposito namun instrumen ini tidak ada yang menjamin.
Reksadana pasar uang memang cocok bagi investor pemula atau investor yang ingin menjaga nilai uangnya dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun), Likuiditas yang tinggi dan imbal hasil setara deposito menjadi salah satu daya tarik dari reksadana ini sehingga bila sewaktu-waktu pasar modal mengalami koreksi investor dapat segera melakukan switching ke jenis reksadana lainnya.
(KA02/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.