ANTM Ikut Terdongkrak Larangan Ekspor Nikel, Reksadana Saham Syariah Ini Melesat
Dalam 3 tahun terakhir, reksadana ini mencatatkan keuntungan 64,92 persen
Dalam 3 tahun terakhir, reksadana ini mencatatkan keuntungan 64,92 persen
Bareksa.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan akan memberlakukan larangan ekspor komoditas nikel, yang mulai berlaku 1 Januari 2020. Tujuan kebijakan ini ialah untuk meningkatkan ekspor produk nikel melalui pengolahan raw material sehingga dapat menghasilkan produk ekspor yang memiliki nilai tambah.
"Kami sudah tanda tangan Permen ESDM mengenai yang intinya penghentian untuk insentif ekspor nikel bagi pembangunan smelter [pemurnian] per tanggal 1 Januari 2020," ujar Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot di Kementerian ESDM, Senin (2/9/2019).
Hal ini membuat saham emiten pertambangan mineral, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) harganya melonjak di perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penutupan perdagangan Senin (2/9/2019), saham ANTM terangkat 9,35 persen ke level Rp1.170 per saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, mengatakan rencana pemerintah tersebut pada dasarnya tidak menjadi masalah bagi perusahaan, lantaran di dalam kontrak sudah ada klausul force majeure apabila ada perubahan peraturan.
Kendati demikian, Arie mengakui, jika ada penyetopan ekspor ore nikel maka Antam akan kehilangan potensi pendapatan dari komoditas itu meskipun tidak terlalu signifikan.
"Misal saja dalam setahun ada 4 juta ton ekspor sekitar US$150 juta per tahun kasarnya Rp2 triliun. Target revenue kami kan bisa Rp30 triliun. Jadi secara revenue untuk 1 tahun turun 7 persen lah," jelasnya.
Namun, lanjut Arie, akan ada kompensasi dari kenaikan harga dan peningkatan penjualan dan bauksit emas sehingga potensi Rp2 triliun yang hilang itu bisa ditutupi.
Reksadana Ini Mempunyai Saham ANTM
Di sisi lain, lonjakan saham ANTM yang terjadi pada perdagangan kemarin turut mendorong kinerja reksadana saham yang memiliki saham tersebut dalam portofolionya.
Berdasarkan reksadana saham yang dijual Bareksa, reksadana saham Sucorinvest Sharia Equity Fund berhasil mencatatkan kenaikan tertinggi dibandingkan dengan seluruh produk reksadana saham Syariah lain dalam 3 tahun terakhir.
Top 5 Reksadana Saham Syariah Return Tertinggi 3 Tahun (per 2 September 2019)
Sumber : Bareksa.com
Reksadana saham yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management ini mencatatkan kenaikan 64,92 persen dalam periode 3 tahun terakhir.
Hingga Juli 2019, Sucorinvest Sharia Equity Fund juga telah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp188,15 miliar.
Sucorinvest Sharia Equity Fund bertujuan untuk mengoptimalkan tingkat keuntungan dalam jangka panjang pada saham berbasis syariah dengan melakukan investasi minimum 25 persen dari Net Asset Value (NAV) diinvestasikan pada saham-saham berkapitalisasi kecil – menengah yang memiliki pertumbuhan bisnis yang baik.
Alokasi investasi yang ditetapkan yaitu :
- Ekuitas syariah : 80 - 100 persen
- Pasar uang : 0 - 20 persen
Melansir fund fact sheet per Juli 2019, komposisi portofolionya yaitu :
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)
- PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI)
- PT Samindo Resources Tbk (MYOH)
Sebagai informasi, Sucorinvest Sharia Equity Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 8 November 2013 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA02/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.