BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Suku Bunga BI Bisa Turun Lagi, Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Makin Kinclong

Bareksa23 Juli 2019
Tags:
Suku Bunga BI Bisa Turun Lagi, Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Makin Kinclong
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI dihadapan wartawan di gedung BI, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Hasil RDG tersebut BI memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp)

Gubernur BI Perry Warjiyo kembali mengisyaratkan untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan

Bareksa.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kembali mengisyaratkan untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan.

"Kami melihat ke depan ada ruang kebijakan moneter yang akomodatif masih terbuka," ujar Perry di hadapan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Senin 22 Juli 2019.

Seperti diketahui, BI pada 18 Juli 2019 lalu telah menurunkan menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) dari 6 persen jadi 5,75 persen. Penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate ini disertai penurunan deposit facility rate 25 bps menjadi 5 persen dan lending facility turun 25 bps menjadi 6,5 persen

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut Perry, langkah tersebut ditempuh dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada semester II 2019 yang ditargetkan mencapai 5,2 persen (yoy). Melalui kebijakan moneter yang akomodatif, Perry mengatakan, BI akan terus menjaga tingkat inflasi agar terus rendah hingga akhir tahun.

Seperti yang telah dipaparkan di Banggar DPR RI, realisasi inflasi pada semester I 2019 berada di angka 3,3 persen (yoy). Inflasi pada semester II diproyeksikan lebih rendah yaitu pada angka 3,1 persen (yoy) dan pada akhir tahun diharapkan inflasi 2019 terjaga di 3,1 persen (yoy).

Penurunan suku bunga acuan Juli 2019 ini juga diyakini Bank Sentral tidak akan membuat bunga atau imbal hasil instrumen keuangan domestik kurang menarik dibanding negara-negara sepadan (peers) dan negara maju. Selisih perbedaan suku bunga Indonesia dengan negara lain masih lebar ditambah persepsi risiko investasi dari "Credit Default Swap/CDS" Indonesia kian menurun.

Merujuk pernyataan Perry pada Kamis pekan lalu saat pengumuman kebijakan Bank Sentral, masih terdapat selisih suku bunga antara acuan instrumen keuangan surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun yang saat ini sebesar 1,9 persen - 2 persen, dengan Surat Berharga Negara Indonesia bertenor 10 tahun yang masih berada di kisaran 7 persen. Selain itu, CDS Indonesia untuk pasar keuangan bertenor lima tahun saat ini berada di kisaran 80 poin, atau terus menurun dibanding Maret 2019 yang sebesar 100 poin.

Proyeksi Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Jika Suku Bunga Turun

Menurut analisis Bareksa, penurunan suku bunga di Indonesia akan sangat tergantung kepada pergerakan rupiah. Sebab defisit neraca berjalan Indonesia masih bergantung kepada arus modal asing untuk menutup defisit.

Guna menarik dana asing akan tergantung pada suku bunga yang diberikan dan perkiraan depresiasi rupiah. Sehingga kestabilan rupiah akan menentukan BI untuk menurunkan suku bunga.

Jika BI menurunkan suku bunga di level 5,5 persen maka return reksadana pendapatan tetap diprediksi bisa tumbuh 9-10 persen. Serta jika BI ekstrim menurunkan suku bunga hingga ke level 5 persen, maka pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh di atas 10 persen.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA02/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua