Berinvestasi di Reksadana Pasar Uang, Imbal Hasilnya Lebih Tinggi dari Deposito
Sucorinvest Money Market Fund bisa memberikan imbal hasil 23,02 persen dalam 3 tahun terakhir
Sucorinvest Money Market Fund bisa memberikan imbal hasil 23,02 persen dalam 3 tahun terakhir
Bareksa.com - Investor pemula atau investor yang baru pertama kali memulai investasi di reksadana terkdang bingung dan ragu untuk memulai investasi karena khawatir akan risiko yang ditimbulkan.
Padahal, dengan sedikit pemahaman, ada jenis instrumen yang memiliki risiko rendah, namun tetap bisa memberikan imbal hasil yang relatif tinggi dan lebih fleksibel, dari segi waktu maupun jumlah dana yang diinvestasikan. Instrumen tersebut adalah reksadana pasar uang.
Pada reksadana pasar uang, mayoritas investasi ditempatkan di deposito bank sehingga risiko yang ditimbulkan relatif lebih kecil. Dengan penempatan dana di deposito ini, risiko pokok investasi hilang menjadi sangat kecil karena dana investasi aman di deposito yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan sampai nominal Rp2 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Bisa diibaratkan, berinvestasi di reksadana pasar uang sama seperti menyimpan dana di deposito bank. Kamu juga bisa menarik dana investasi di reksa dana pasar uang kapan pun dengan cara menjualnya.
Kendati demikian, reksadana pasar uang tetap berbeda dengan deposito. Hal yang membedakan antara deposito bank dengan reksadana pasar uang adalah mekanisme perolehan return.
Jika menempatkan dana di deposito bank, kamu baru akan memperoleh pendapatan bunga secara periodik sebulan sekali. Tetapi pada reksadana, return diperoleh dari kenaikan nilai aktiva bersih (NAB), istilah harga untuk reksadana.
Sama halnya ketika membeli emas yang keuntungannya langsung bisa diperoleh dengan menjualnya di harga pasar saat itu.
Jangka waktu investasi di reksadana pasar uang pun tidak dibatasi, sama seperti kamu menyimpan dana di tabungan. Namun keuntungan yang bisa kamu peroleh dengan berinvestasi di reksadana pasar uang bisa jauh lebih tinggi dari deposito.
Sedangkan pada produk deposito, ada jangka waktu minimal investasi yang dipersyaratkan, di mana dalam periode tersebut kamu tidak bisa mencairkan dana, atau dikenakan penalti.
Lantas,mengapa reksadana pasar uang bisa menghasilkan return lebih tinggi, meskipun mayoritas portofolio investasinya juga di deposito? Hal ini disebabkan karena posisi tawar yang berbeda.
Jika kamu mendepositokan dana Rp10 juta, maka bank hanya akan memberikan suku bunga normal. Tapi, karena pengelola reksadana pasar uang biasanya menempatkan dana dalam jumlah belasan atau puluhan miliar rupiah, maka bank menawarkan tingkat bunga yang jauh lebih tinggi.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat simulasi berikut. Misalkan, kamu memiliki uang Rp8 juta dan diiinvestasikan di reksadana pasar uang Sucorinvest Money Market Fund dari PT Sucorinvest Asset Management.
Sumber : Bareksa
Dengan menginvestasikan uang Rp8 juta di reksadana pasar uang, Sucorinvest Money Market Fund selama 2 tahun, kamu mendapatkan total investasi Rp9,1 juta dengan imbal hasil 13,85 persen.
Beda halnya apabila kamu menginvestasikan dana yang sama di deposito, kamu hanya mendapatkan bunga mulai 2 persen per tahun, belum dipotong pajak dan biaya lainnya.
Di Bareksa.com, ada sejumlah produk reksadana pasar uang yang patut menjadi pilihan. Hal ini bisa dilihat dari imbal hasil yang diberikan. Ada 5 reksadana pasar uang yang bisa memberikan imbal hasil hingga 23,02 persen dalam 3 tahun.
Daftar Reksadana Pasar Uang Return Tertinggi 3 Tahun (per 5 April 2019)
Sumber : Bareksa
Terlepas dari sejumlah risiko reksadana pasar uang, yakni risiko imbal hasil yang tidak bisa ditentukan dan risiko likuiditas yang harus dijual terlebih dahulu, maka reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan bagi investor pemula.
Instrumen ini bisa membuat investor memahami mekanisme kerja reksadana sebelum pindah ke instrumen yang lebih sophisticated, namun dengan risiko lebih besar, seperti reksadana campuran atau reksadana saham.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.