Sektor Agri Dorong IHSG Menguat, Reksadana Ini Juga Ikut Terkerek
Hingga jeda siang ini, sektor perkebunan (agriculture) terpantau menguat 2,74 persen dan mendorong IHSG naik 0,39 persen
Hingga jeda siang ini, sektor perkebunan (agriculture) terpantau menguat 2,74 persen dan mendorong IHSG naik 0,39 persen
Bareksa.com - Sektor saham perkebunan pada perdagangan hari ini 1 Maret 2018 di Bursa Efek Indonesia menguat signifikan hingga mendorong Indeks Harga Saham Gabungan. Penguatan harga saham-saham perkebunan, terutama terkait dengan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), ternyata juga ikut mengerek kinerja reksadana yang memasukkan mereka ke dalam portofolio.
Hingga jeda siang ini, sektor perkebunan (agriculture) terpantau menguat 2,74 persen dan mendorong IHSG naik 0,39 persen ke 6.623. Sejumlah saham CPO pun melonjak, dipimpin oleh saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang naik 7,61 persen. Kemudian, saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) terpantau naik 3,95 persen dan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga menguat 4,33 persen.
Grafik : Perbandingan Pergerakan Saham CPO dan IHSG Hingga Jeda Siang 1 Maret 2018
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : Bareksa.com
Penguatan saham CPO ini berkaitan dengan penguatan dolar AS. Bagaimana penjelasannya?
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah hingga ke level terendah dalam dua tahun terakhir seiring sentimen yang datang dari pasar global. Pelemahan rupiah, yang berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia, rupiah hari ini telah menyentuh Rp13.793 per dolar AS.
Pelemahan rupiah ini ternyata akibat penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang global terutama pada mata uang emerging market. Indeks dolar yang mengukur nilai tukar dolar AS (DXY) hari ini juga terlihat menguat 0,05 persen ke 90,7.
Angka indeks DXY yang terus meningkat menunjukkan penguatan dolar AS terhadap mata uang lain termasuk negara berkembang. Menguatnya indeks DXY tidak hanya melemahkan rupiah melainkan juga mata uang ringgit. Hingga jeda sesi I perdagangan hari ini, dolar AS menguat 0,32 persen terhadap ringgit ke level 3,93.
Namun, penguatan dolar AS ini tidak selamanya berdampak negatif, seperti yang terjadi pada sektor CPO kali ini. Seperti diketahui, harga CPO global diperdagangkan menggunakan mata uang ringgit Malaysia (MYR). Karena dolar menguat, harga CPO dalam ringgit menjadi lebih mahal sehingga menjadi sentimen positif bagi para produsen minyak sawit.
Reksadana dengan Portofolio Sektor Agri
Dua produk reksadana kelolaan Sucorinvest Asset Management yaitu Sucorinvest Maxi Fund dan Sucorinvest Sharia Equity Fund merupakan produk reksadana yang tersedia di marketplace Bareksa yang mempunyai exposure di sektor Agriculture.
Dalam fund fact sheet periode Januari 2018, lima besar alokasi aset Sucorinvest Maxi Fund yaitu pada saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM),PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA).
Return Sucorinvest Maxi Fund
Reksa dana saham ini telah memberikan return sejak awal tahun (year to date/YTD) hingga 28 Februari 2018 sebesar 13,08 persen. Sepanjang setahun terakhir, Sucorinvest Maxi Fund sudah memberikan cuan 27,02 persen kepada para pemegangnya.
Sumber: Bareksa.com
Sedangkan untuk reksadana Sucorinvest Sharia Equity Fund memiliki alokasi aset terbesar di PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM),PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Return Sucorinvest Sharia Equity Fund
Sumber: Bareksa.com
Reksadana jenis saham syariah ini sejak awal tahun (year to date/YTD) hingga 28 Februari 2018 telah membukukan keuntungan 17,60 persen. Sementara itu, dalam setahun terakhir, Sucorinvest Sharia Equity Fund sudah memberikan keuntungan 40,30 persen. (hm)
***
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.