BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Meski Masuk LQ45, Saham BUMI Belum Jadi Pilihan Manajer Investasi

Bareksa05 Juni 2017
Tags:
Meski Masuk LQ45, Saham BUMI Belum Jadi Pilihan Manajer Investasi
Pialang mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Jakarta, Senin (10/8) bertepatan dengan peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

Saham BUMI juga berhasil masuk dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) small cap.

Bareksa.com- Kenaikan harga secara signifikan dan masuk dalam jajaran indeks yang cukup bergengsi di Bursa Efek Indonesia (BEI), belum menjamin sebuah saham dianggap layak masuk daftar lima besar saham yang dipilih Manajer Investasi dalam mengelola reksadana. Kondisi itu terjadi pada saham PT Bumi Resourches Tbk (BUMI). Saham BUMI telah naik 365 persen menjadi Rp 372 per saham pada hari ini, Senin, 5 Juni 2017 dibandingkan sebelumnya Rp 80 per saham pada Oktober 2016.

Grafik: Pergerakan Harga Saham BUMI Dalam 1 Tahun
Illustration

Sumber: Bareksa.com

Promo Terbaru di Bareksa

Pencapaian lainnya adalah BUMI masuk ke dalam jajaran 45 saham yang paling banyak diperdagangkan di BEI atau lebih dikenal dengan nama LQ45 pada Januari 2017.

Tidak hanya itu pada Mei 2017, bahkan saham BUMI masuk ke dalam jajaran indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) small cap. Indeks MSCI seringkali menjadi patokan bagi investor dan manajer investasi dalam mengelola portofolio mereka sehingga perubahan ini kerap memengaruhi pasar saham Indonesia.

Meski begitu dari catatan Bareksa, saham BUMI tidak masuk ke dalam lima besar saham pilihan manajer investasi seperti yang tercatat di fund factsheet Reksadana per April 2017.

Menurut Investment & Financial Risk Group Head Tugu Reasuransi, Gopal Nur Falah, setiap manajer investasi memiliki universe (daftar kumpulan) saham sendiri sesuai dengan kebijakan internal perusahaan.

Penyebab utama saham BUMI belum dikoleksi sebagai lima besar saham pilihan manajer investasi adalah fundamental perusahaan belum menunjukan perubahan kinerja finansial. Selain itu, manajer Investasi juga masih menuggu kepastian aksi korporasi perusahaan yaitu penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih (right issue) yang sedang diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dengan begitu, saham-saham yang masuk ke dalam jajaran LQ45 belum tentu langsung menjadi pilihan manajer investasi dalam menentukan saham pilihannya. Adapun saham LQ45 biasanya hanya diadopsi oleh manajer investasi yang berbasis index dan ETF.

Kinerja Keuangan BUMI

Pada kuartal I 2017, BUMI membukukan kinerja keuangan lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Emiten produsen batu bara ini berhasil mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp 1,17 triliun sepanjang Januari - Maret 2017, atau meningkat hampir empat kali lipat jika dibandingkan Rp 298 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Melonjaknya laba didorong oleh kenaikan bagian atas laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar 214,71 persen, penghasilan bunga dan pendapatan lain-lain masing-masing naik 98,5 persen dan 161,8 persen, serta beban keuangan terpangkas 73,5 persen. Padahal sejatinya pendapatan perusahaan di triwulan I tahun ini hanya naik 58,5 persen menjadi Rp 137 miliar. (Baca juga: Laba BUMI Naik Hampir 4 Kali Lipat di Kuartal I, Begini Strateginya)

Grafik: Pendapatan dan Laba Saham BUMI

Illustration

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan

Meskipun laba meningkat signifikan, namun hingga kuartal I 2017, BUMI masih berkutat dengan masalah modal (equity) yang negatif sebesar Rp 35 triliun. Hal tersebut menggambarkan bahwa sepanjang kuartal I 2017, perusahaan menjalankan kegiatan operasional harus bergantung pada utang. Keadaan ini tentu mempunyai risiko yang lebih tinggi bagi investor terlepas perusahaan tersebut akan menghasilkan laba atau tidak dalam operasionalnya.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua