OJK : Tiga Strategi Capai Inklusi Keuangan 90 Persen, BIK Catat 643 Ribu Rekening
OJK melakukan sinergi dengan kementerian dan lembaga untuk mencapai target inklusi keuangan
OJK melakukan sinergi dengan kementerian dan lembaga untuk mencapai target inklusi keuangan
Bareksa.com - Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tirta Segara, memaparkan tiga strategi dalam mencapai target tingkat inklusi keuangan 90 persen pada 2024. Dia menyatakan target 90 persen merupakan arahan Presiden Joko Widodo saat Rapat Terbatas tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif pada 28 Januari 2020 karena tahun lalu hanya mencapai 76,19 persen.
“Kami bersinergi dengan kementerian/lembaga (K/L) seperti Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis (15/10). dilansir Antara.
Menurut Tirta, strategi pertama yang dilakukan adalah bersinergi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mengeluarkan edaran dalam rangka mendorong tim percepatan inklusi keuangan di seluruh Indonesia. Dalam surat edaran tersebut di antaranya memerintahkan Pemda untuk membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan menyusun anggaran untuk berbagai program.
Promo Terbaru di Bareksa
“Kemendagri juga mengarahkan pemda-pemda supaya semua dinas membantu pencapaian target inklusi. Jadi sinergi baik antara OJK dan K/L,” ujarnya.
Tirta mengatakan, strategi kedua OJK juga bersinergi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengedarkan surat ke dinas-dinas di seluruh daerah agar membuka rekening untuk siswa. Hal itu sejalan dengan salah satu program OJK dalam mendorong tingkat inklusi keuangan di masyarakat termasuk para siswa yaitu Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR).
“Ini penting sekali sehingga mereka yang ada di daerah nggak hanya mendengar dari kita tapi mantap karena sudah mendapat arahan dari pusat. Demikian juga dari Kementerian Agama,” katanya.
Sumber : OJK
Tirta menyebutkan strategi ketiga, pada 2017 lalu, OJK telah melakukan pengkajian terhadap efektivitas dari berbagai strategi nasional keuangan inklusif yang telah dilakukan selama ini. Dari penelitian tersebut ditemukan empat aspek yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki yaitu meliputi target audiens, tema program, sektoral, dan regional. Hasil dari evaluasi menunjukkan setiap kelompok audiens membutuhkan produk keuangan yang berbeda-beda sehingga materi edukasi untuk keuangan yang diberikan dan ditawarkan juga harus berbeda.
“Sampai kita me-rebranding maskot OJK karena setiap segmen beda bisa pelajar, nelayan, atau petani yang masing-masing perlu penyampaian berbeda. Kalau petani ya asuransi pertanian lalu kalau nelayan asuransi nelayan,” jelasnya.
Kemudian untuk tematik ternyata berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan program-program OJK yang akan dimasukkan ke dalam sekolah juga harus berbeda seperti untuk sekolah umum diperkenalkan terkait konsep uang, tabungan, dan sebagainya.“Tapi kalau pesantren atau madrasah harus tematik kepada keuangan syariah atau ekonomi syariah jadi mereka lebih cocok,” ujarnya.
Selanjutnya mengenai masalah sektoral ternyata kalau mendorong literasi dengan memperkenalkan banyak program dan produk sekaligus hasilnya tidak efektif sehingga akan lebih baik jika dapat difokuskan terlebih dahulu terhadap satu program. “Sektornya butuh apa kalau milenial bisa diperkenalkan pasar modal, saham, dan reksadana. Tapi kalau petani ya sektornya perbankan saja kalau perlu asuransi. Ini berdasarkan hasil survei kita,” katanya.
Sementara untuk masalah regional adalah mengenai catatan-catatan regional-regional yang masih memiliki tingkat inklusi rendah sehingga membutuhkan upaya lebih besar dalam mendorong peningkatannya. “Regional kita punya catatan regional kita di mana sih tingkat inklusi yang kita perlu dorong lagi,” ujarnya.
Bulan Inklusi Keuangan
OJK bersama dengan Kementerian dan Lembaga terkait serta lembaga jasa keuangan menginisasi bulan Oktober sebagai bulan inklusi keuangan (BIK) sejak tahun 2016. Pada tahun ini, Bulan Inklusi Keuangan 2020 digelar dengan tema "Satukan Aksi Keuangan Inklusif untuk Indonesia Maju (AKSESSKU)" yang berlangsung mulai awal Oktober hingga 3 November 2020.
Rangkaian kegiatan BIK di antaranya pemasaran SUN Ritel ORI018 oleh Kemenkeu, peringatan hari santri nasional pada 22 Oktober 2020 oleh Kementerian Koordinator perekonomian dan world investor week pada 5-11 Okrober untuk pasar modal. Kemudian peringatan hari fintech nasional pada 25 Oktober dengan program cashback bagi usaha mikro kecil dan menengah, diskon 30 persen minimum transaksi Rp50.000, hingga transaksi pertama reksadana mendapatkan cashback.
Tercatat hingga 12 Oktober, gelaran BIK telah berhasil mencatatkan pembukaan 643.057 rekening. Rinciannya untuk pembukaan rekening perbankan 491.974 dan 30.653 penyaluran kredit. Kemudian untuk pasar modal 114.750 rekening, fintech 16.097 rekening, asuransi 9.907 rekening dan pembiayaan 4.135 rekening.
Sumber : OJK
Berdasarkan survei akhir 2019, hasil indeks inklusi keuangan di Indonesia baru mencapai 76,2 persen. Angka tersebut naik dibandingkan 3 tahun sebelumnya yang hanya 69 persen. Adapun tingkat literasi keuangan tercatat baru 38 persen, mewakili 34 provinsi di RI dengan responden sebanyak 12.700 orang.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.