BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Bahana TCW: Cermati 5 Faktor Pasar Ini, Saatnya Investasi Reksadana Bertahap

Hanum Kusuma Dewi28 September 2020
Tags:
Bahana TCW: Cermati 5 Faktor Pasar Ini, Saatnya Investasi Reksadana Bertahap
Warga melintas di samping layar yang menampilkan layar grafik informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol tertekan sentimen virus corona. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Realisasi anggaran membaik berdampak positif bagi pasar saham

Bareksa.com - Pasar saham global kompak melemah pekan lalu, seiring dengan berbagai sentimen dari luar negeri dan dalam negeri. Ada sejumlah isu yang perlu dipantau dan bisa menjadi pertimbangan dalam berinvestasi di pasar modal.

Pekan lalu, Rupiah, Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar saham kompak melemah merespon pelemahan global dan rekor kasus positif Indonesia. Rupiah melemah 0,94 persen ke level Rp14.873 per dolar AS, IHSG turun 2,24 persen ke level 4.945 dan yield obligasi negara tenor acuan 10 tahun ditutup pada 6,91 persen.

Menurut riset Bahana TCW Investment Management yang telah dibagikan kepada nasabah, ada lima faktor yang patut dicermati pekan ini.

Promo Terbaru di Bareksa

1. Realisasi APBN Membaik

Pencapaian positif berhasil dicatatkan pada bulan Agustus karena belanja pemerintah tumbuh 10,6 persen. Realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai 36,6 persen dengan komponen bantuan sosial terdistribusi baik 66 persen dari pagu anggaran.

"Sejalan dengan ekspektasi kami, realisasi anggaran akan terus membaik menuju akhir tahun. Percepatan realisasi stimulus akan meningkatkan daya beli masyarakat, terutama kelas menengah bawah. Hal ini akan berdampak positif pada pasar saham terutama sektor barang konsumsi," tulis Bahana TCW dalam riset tertanggal 28 September 2020.

2. Rekor Kasus Positif

Rekor jumlah kasus positif harian kembali dicapai pekan lalu. Rekor terjadi 3 hari beruntun dengan puncaknya 4.823 kasus pada hari Jumat. Tanda perlambatan penyebaran virus masih belum terlihat.

"Pandemi yang terus memburuk membuat prospek ekonomi semakin tak menentu. Pemerintah kembali merevisi outlook pertumbuhan menjadi -1,7 persen sampai -0,6 persen. Pasar saham merespon hal ini dengan pelemahan 2,24 persen pekan lalu."

3. Pemulihan AS Tertahan

Angka klaim pengangguran kembali meningkat ke 870 ribu pekan lalu dari 866 ribu pekan sebelumnya. Selain itu, penjualan durable goods Agustus melemah ke 0,4 persen MoM dari 11,7 persen pada bulan Juli.

4. Ketidakpastian Stimulus

Stimulus fiskal lanjutan di AS tertahan oleh perselisihan terkait jumlah stimulus dan program yang akan dilakukan. Partai Republik mengusulkan stimulus US$1 triliun sedangkan partai Demokrat US$ 3 triliun.

Waktu yang menyempit menimbulkan risiko stimulus tidak akan disepakati hingga pemilu dilakukan, sehingga makin menahan laju pemulihan ekonomi AS.

5. Gelombang Re-lockdown

Inggris telah mengumumkan akan memberlakukan kembali lockdown di sejumlah wilayah. Negara Eropa lain turut mempertimbangkan re-lockdown untuk mengatasi gelombang kedua pandemi.

Penetapan re-lockdown akan menahan laju pemulihan ekonomi, yang direspon dengan penurunan pasar saham Eropa 4,47 persen pekan lalu

Menurut Bahana TCW, kelima faktor pilihan di atas mengindikasikan untuk mulai masuk kembali secara bertahap. Alokasi kelas aset yang disarankan dengan porsi dari yang terbesar adalah saham, lalu obligasi, dan pasar uang.

“Volatilitas telah membaik namun masih relatif tinggi dibanding kondisi normal. Pasar telah melewati fase panic selling yang sempat dikendalikan oleh faktor fear.”

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.





Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua