BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

IHSG Dibuka Langsung Hijau, Mampukah Terus Menguat di Tengah Sentimen Brexit?

Bareksa14 Maret 2019
Tags:
IHSG Dibuka Langsung Hijau, Mampukah Terus Menguat di Tengah Sentimen Brexit?
Pengunjung melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG menguat dengan ditopang sektor mining, property dan basic industry. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Pada Kamis pagi ini, pukul 09.29 WIB, IHSG berada di level 6.385 atau menguat 0,1 persen

Bareksa.com - Setelah tiga hari perdagangan terakhir senantiasa ditutup di zona merah, pasar saham Indonesia akhirnya berhasil bangkit pada perdagangan kemarin dengan mampu berakhir pada zona hijau.

Penguatan berlanjut hingga pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis, 14 Maret 2019. Pada pukul 09.29 WIB, IHSG berada di level 6.385 atau menguat 0,1 persen.

Performa bursa saham Tanah Air berhasil menguat di saat bursa saham utama kawasan Asia justru kompak berakhir di zona merah. Indeks Nikkei (Jepang) merosot 0,99 persen, Indeks Shanghai (China) anjlok 1,09 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,39 persen, Indeks Straits Times (Singapura) turun 0,58 persen, dan Indeks Kospi (Korea) terpangkas 0,41 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Sentimen utama pada perdagangan kemarin adalah Brexit alias keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Selasa (12/03/2019), revisi proposal Brexit yang diajukan Perdana Menteri Inggris Theresa May kembali ditolak oleh parlemen.

Seperti dilansir CNBC International, hanya terdapat 242 anggota parlemen yang mendukung proposal dari May, sedangkan mayoritas atau 391 anggota parlemen menolak. Hal ini jelas merupakan pukulan telak bagi May karena pada pemungutan suara pertama yang digelar bulan Januari, May juga kalah dengan skor 432 melawan 202.

Memang, potensi bahwa perceraian Inggris dengan Uni Eropa masih bisa berjalan dengan mulus terbilang besar. Kemarin, parlemen akan melakukan pemungutan suara terkait dengan apakah opsi No-Deal Brexit akan diambil. Jika opsi ini yang diambil, maka Inggris dan Uni Eropa akan berpisah tanpa kesepakatan apapun, memberikan pukulan yang sangat telak bagi perekonomian Inggris.

Namun, peluang dari terjadinya No-Deal Brexit terbilang kecil. Melansir CNBC International, diekspektasikan parlemen akan menolak opsi perpisahan secara kasar tersebut. Kemungkinan besar, yang akan terjadi adalah Inggris datang ke Uni Eropa untuk meminta mereka memundurkan tanggal resmi Brexit yang saat ini dijadwalkan pada 29 Maret.

Uni Eropa memang tak menutup pintu untuk memundurkan tanggal resmi Brexit. Dilansir dari Bloomberg, Juru Bicara dari Presiden Dewan Eropa (European Council) Donald Tusk mengatakan bahwa Uni Eropa akan mempertimbangkan segala permintaan dari Inggris terkait dengan penundaan Brexit namun diperlukan "alasan yang kredibel untuk kemungkinan perpanjangan dan durasinya."

Berbicara mengenai No-Deal Brexit, ada langkah proaktif yang diambil oleh pemerintah Inggris. Melalui kebijakan yang diumumkan hari ini dengan nama "Temporary Tariff Regime", Inggris tak akan mengenakan bea masuk untuk mayoritas barang yang masuk ke negaranya jika No-Deal Brexit terjadi.

Hal ini dilakukan guna melindungi pebisnis dan konsumen dari lonjakan harga yang begitu tinggi. Seperti yang diimplikasikan oleh namanya, kebijakan ini bersifat temporer yakni selama 12 bulan.

Melalui kebijakan ini, sebanyak 87 persen dari barang yang diimpor oleh Inggris (berdasarkan nilainya) akan mendapatkan akses bea masuk 0 persen.

Walaupun Brexit masih bisa dieksekusi dengan mulus, pelaku pasar saham kawasan Asia tampaknya lebih memilih untuk bermain aman. Mereka ingin melihat terlebih dahulu perkembangan yang ada sebelum melakukan aksi beli di pasar saham.

Terlebih, bursa saham Asia sudah mencatatkan penguatan yang besar pada perdagangan hari sebelumnya, yang akhirnya menyisakan ruang untuk mencairkankeuntungan.

Pada Rabu, 13 Maret 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,37 persen dengan berakhir di level 6.377,58. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 15,62 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi yang mencapai Rp8,99 triliun.

Secara sektoral,hampir seluruhnya berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin, kecuali hanya dua sektor yang berakhir di zona merah yakni aneka industri (-0,84 persen), dan infrastruktur (-0,6 persen).

Sementara itu, tiga sektor yang mengalamikenaikan tertinggi yakni properti (1,05 persen), konsumer (0,9 persen), dan industri dasar (0,75 persen).

Beberapa saham yang menopang kenaikan IHSG kemarin :

1. Saham UNVR (1,9 persen)
2. Saham FREN (12,2 persen)
3. Saham CPIN (5 persen)
4. Saham SMMA (8,5 persen)
5. Saham HMSP (0,8 persen)

Sebanyak189 saham menguat, 187 saham melemah, dan 165 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) yang cukup signifikan di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp731,36 miliar.

Saham-saham yang terbanyak dilepas investor asing :

1. Saham TLKM (Rp207,44 miliar)
2. Saham ASII (Rp90,24 miliar)
3. Saham BBCA (Rp88,12 miliar)
4. Saham JPFA (Rp48,12 miliar)
5. Saham INKP (Rp44,38 miliar)

Analisis Teknikal IHSG

Illustration
Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle yang disertai short lower shadow. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa pergerakan IHSG mampu berbalik arah setelah sempat tertekan bahkan hingga mampu berakhir di level tertingginya.

Secara intraday, pergerakan IHSG sebenarnya sempat langsung dibuka pada zona merah di awal perdagangan selama kurang lebih 35 menit, sebelumnya akhirnya bangkit dan mampu mengakhiri sesi pertama di zona hijau meskipun dengan kenaikan tipis.

Memasuki sesi kedua perdagangan, pergerakan IHSG tidak banyak berubah dengan cenderung stabil dengan kenaikan terbatas, sebelum akhirnya 30 menit menjelang perdagangan berakhir IHSG ditutup naik lebih tinggi.

Indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai berbalik arah setelah mendekati area jenuh jual, mengindikasikan adanya momentum kenaikan dalam jangka pendek.

Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak menguat, mengingat kenaikan kemarin yang masih relatif terbatas dibandingkan pelemahan yang terjadi dalam tiga hari sebelumnya.

Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup kompak berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang memicu IHSG untuk kembali bergerak menguat pada perdagangan hari ini.

Indeks Dow Jones menguat 0,58 persen, kemudian S&P 500 melaju 0,92 persen, dan Nasdaq Composite naik 0,69 persen.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua