BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

IHSG Cenderung Melemah, Saham Apa Saja jadi Pemberat dan Terbanyak Dijual Asing?

Bareksa05 Maret 2019
Tags:
IHSG Cenderung Melemah, Saham Apa Saja jadi Pemberat dan Terbanyak Dijual Asing?
Mahasiswa melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (26/11/2018). IHSG ditutup menguat 0,28 persen atau naik 16,58 poin ke level 6.022,78 pada perdagangan Senin (26/11) dari posisi Jum'at (23/11) pekan lalu di level 6.006,202. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Indeks Harga Saham Gabungan pada Selasa pagi (5/03) pukul 09.30 WIB, dibuka melemah 0,6 persen di level 6.449

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa pagi (5/03) pukul 09.30 WIB, dibuka melemah 0,6 persen di level 6.449 dibandingkan penutupan kemarin.

Pelemahan itu melanjutkan lesunya perdagangan pada Senin (4/03). Mengawali perdagangan pekan pertama di Maret 2019, pasar saham Indonesia terlihat lesu hingga akhirnya berakhir di zona merah. Kinerja bursa saham domestik justru berbanding terbalik di tengah mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin.

Indeks Nikkei (Jepang) melaju 1,02 persen, Indeks Shanghai (China) melesat 1,12 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) naik 0,51 persen, dan Indeks Straits Times (Singapura) menguat 0,95 persen. Sementara itu, hanya indeks Kospi (Koreksi) yang tercatat melemah 0,22 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Bursa saham regional berhasil menghijau seiring dengan damai dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang semakin dekat. Wall Street Journal (WSJ) pada Ahad (03/03/2019) melaporkan kedua negara hampir merampungkan kesepakatan dagang besar yang akan membuat kedua belah pihak menurunkan beberapa bea masuk yang telah dikenakan satu sama lain dalam perang dagang.

Dalam laporannya, WSJ mengatakan perundingan dagang yang digelar bulan lalu di Washington telah membantu AS dan China mempersempit perbedaan pandangan di antara mereka yang berarti perjanjian formal akan siap untuk ditandatangani ketika Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu pada bulan ini.

Masih melansir laporan WSJ, China dikabarkan telah secara tentatif setuju untuk menurunkan bea masuk atau melonggarkan hambatan-hambatan bagi produk-produk impor asal Negeri Adidaya seperti pertanian, kimia, dan otomotif.

Para negosiator dari China juga telah menawarkan untuk mempercepat penghapusan batas kepemilikan asing di bidang usaha mobil dan menurunkan bea masuk kendaraan menjadi hingga di bawah 15 persen.

Sebagai timbal baik dari etikat baik tersebut, pihak AS akan menghapuskan sebagian besar sanksi dagang yang dikenakannya kepada Negeri Tirai Bambu tahun lalu.

Di sisi lain, indeks Kospi dipaksa berakhir melemah seiring dengan rilis data ekonomi Korea Selatan yang kurang menggembirakan. Kemairn, Manufacturing PMI periode Februari 2019 diumumkan di level 47,2, lebih rendah dibandingkan capaian bulan sebelumnya 48,3, seperti dilansir dari Trading Economics.

Sebagai informasi, angka di bawah 50 menunjukkan aktivitas manufaktur mengalami kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Senin, 4Maret 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,18 persen dengan berakhir di level 6.488,42.

Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin tidak begitu ramai, di mana tercatat 12,47 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi yang hanya Rp7,29 triliun.

Secara sektoral,hampir seluruhnya berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin, kecuali tiga sektor yang berakhir di zona hijau yaitu pertambangan (1,4 persen), pertanian (1,03 perrsen), dan perdagangan (0,46 persen)..

Sementara itu, tiga sektor yang mengalami penurunan terdalam yakni infrastruktur (-0,79 persen), keuangan (-0,59 persen), dan aneka industri (-0,51 persen)

Beberapa saham yang memberatkan IHSG kemarin :

1. Saham TLKM (-1,5 persen)
2. Saham HMSP (-1 persen)
3. Saham MAYA (-9,3 persen)
4. Saham BMRI (-1 persen)
5. Saham ASII (-1,0 persen)

Sebanyak 190 saham menguat, 219 saham melemah, dan 136 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp545,95 miliar.

Saham-saham yang terbanyak dilepas investor asing :

1. Saham BBCA (Rp165,47 miliar)
2. Saham GGRM (Rp130,2 miliar)
3. Saham ASII (Rp113,19 miliar)
4. Saham BMRI (Rp38,55 miliar)
5. Saham BBRI (Rp28,37 miliar)

Analisis Teknikal IHSG

Illustration
Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk shooting star yang menggambarkan pergerakan IHSG mengalami tekanan karena berbalik arah negatif hingga berakhir di level terendahnya, meskipun di awal perdagangan sempat bergerak positif.

Secara intraday, pergerakan IHSG sebenarnya sempat dibuka pada zona hijau di awal perdagangan seblelum akhirnya secara perlahan bergerak dan mengakhiri sesi pertama dengan koreksi tipis.

Kemudian saat memasuki sesi kedua, pergerakan IHSG tidak banyak berubah dan masih berkutat di zona merah hingga akhirnya berakhir di level terendahnya meskipun dengan pelemahan yang tidak terlalu dalam.

Posisi IHSG saat ini terlihat tepat berada di garis middle bollinger band yang menjadi support krusial, di mana jika kembali melemah support IHSG berikutnya berada di level 6.375.

Indikator relative strength index (RSI) terpantau sedikit bergerak turun, mengindikasikan adanya momentum pelemahan dalam jangka pendek. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan kembali melemah.

Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup kompak berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa menjadi sentimen negatif yang kembali menekan laju IHSG pada perdagangan hari ini.

Indeks Dow Jones melemah 0,79 persen, kemudian S&P 500 turun 0,39 persen, dan Nasdaq Composite berkurang0,23 persen.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua