BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Neraca Dagang Defisit Lagi, IHSG Tertekan di Akhir Pekan

Bareksa15 Februari 2019
Tags:
Neraca Dagang Defisit Lagi, IHSG Tertekan di Akhir Pekan
Seorang karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/3). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Konsensus analis perkirakan neraca dagang Indonesia pada Januari 2019 defisit US$970 juta

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun ke area 6.300-an setelah sempat beranjak naik pada pembukaan. Proyeksi negatif analis terhadap data neraca perdagangan yang akan dirilis hari ini menjadi sentimen yang menekan pergerakan IHSG.

IHSG turun 0,53 persen ke level 6.386,17 pada pukul 9:56 WIB hari ini 15 Februari 2019, setelah sempat dibuka di level 6.425,81. Indeks bergerak dalam kisaran 6.374,90 dan 6.433,69 pagi ini.

Meskipun IHSG turun, hingga saat ini investor asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp51,02 miliar di Bursa Efek Indonesia.

Promo Terbaru di Bareksa

Seluruh indeks saham sektoral yang terdapat di Bursa mencatatkan pergerakan negatif hari ini, dipimpin oleh sektor industri dasar (basic industry) yang melemah 1,35 persen dan properti yang turun 1,08 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil ekspor-impor pada bulan Januari 2019. Rilis ini memberikan gambaran kondisi neraca dagang Indonesia di awal tahun setelah selama 2018 mencatatkan hasil kurang memuaskan.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan nilai impor pada Januari 2019 US$15,03 miliar atau turun 1,83 persen (YoY). Dengan begitu neraca perdagangan indonesia defisit US$1,16 miliar karena ekspor hanya US$13,87 miliar.

Grafik Neraca Perdagangan Indonesia

Illustration

Sumber : Tradingeconomics.com

Rilis defisit neraca ini lebih buruk dibandingkan proyeksi konsensus analis yang memperkirakan defisit sebesar US$970 juta pada Januari 2019. Masih tingginya impor baik migas maupun non migas, di tengah keadaan pertumbuhan ekspor yang stagnan, membuat neraca dagang masih berpotensi defisit. Hal ini membuat IHSG berpotensi ditutup tertekan di akhir pekan.

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat tipis berada di level 6,420. Indeks tampak mengalami konsolidasi dan berpotensi berlanjut dengan bergerak menguji support level 6,385 hingga 6,355. MACD berada pada kecenderungan melemah, namun stochastic yang memasuki wilayah oversold berpeluang untuk menghambat laju pelemahan indeks yang jika berbalik menguat dapat menguji 6,470.

Sentimen Luar Negeri

Di Amerika Serikat, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,27 persen) dan Indeks S&P 500 turun 0,41 persen sedangkan, dan Indeks Nasdaq Composite naik tipis 0,09 persen. Bursa Wall Street ditutup melemah menyusul rilis data penjualan ritel yang mengecewakan.

Penjualan ritel Amerika Serikat turun 1,2 persen pada Desember 2018, penurunan terbesar sejak September 2009. Hasil ini jauh lebih buruk dari prediksi ekonom dalam survei Reuters untuk kenaikan 0,2 persen.

Dalam rilis data bulan Desember 2018, penjualan ritel AS turun sebesar 1,2 persen (MoM), yang mana merupakan penurunan tertinggi sejak 9 tahun terakhir. Penjualan ritel ini mendorong proyeksi pertumbuhan tahunan AS turun hingga di bawah 2 persen pada tahun 2018.

Berita dari Eropa, Jerman berhasil menghindari resesi teknikal setelah mencatatkan pertumbuhan 0 persen (QoQ) pada kuartal-IV 2018. Datarnya pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan domestik Jerman.

(KA02/hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua