Jangan Takut Berinvestasi, Ini 4 Mitos Seputar Reksadana
Investasi diharapkan bisa memenuhi kebutuhan kita di masa depan
Investasi diharapkan bisa memenuhi kebutuhan kita di masa depan
Bareksa.com - Apa yang kamu lakukan kalau punya uang lebih? Jawaban standar kita: jajan makanan, belanja online, nongkrong bersama teman-teman, jalan-jalan, atau hal lain yang sekedar memenuhi hasrat keinginan dan bukan kebutuhan kita.
Di samping itu, pernahkah berpikir untuk kebutuhan masa depan, yang hanya bisa diraih dengan berinvestasi?
Kenapa harus berinvestasi? Sebagai gambaran saja, uang yang kita miliki saat ini nilainya tidak akan sama di masa depan karena ada peningkatan harga barang-barang. Kondisi yang sering disebut inflasi ini diam-diam menggerus nilai uang dan mengurangi daya beli kita.
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk memahami inflasi ini, mari kita gunakan contoh. Kalau 10 tahun yang lalu dengan uang Rp100.000 kita bisa makan nasi dan ayam goreng untuk empat orang di restoran cepat saji. Sekarang, dengan uang Rp100.000 kita bisa makan menu yang sama tetapi hanya untuk dua orang saja. Kondisi itulah yang disebut inflasi.
Menimbang adanya inflasi itu, kita juga harus memikirkan bagaimana kita bisa membiayai kebutuhan kita di masa depan seperti untuk membeli rumah, melanjutkan sekolah, menikah, pendidikan anak, hingga menikmati masa pensiun.
Maka dari itu, kita harus berinvestasi agar nilai uang kita tidak tergerus oleh inflasi. Salah satu produk investasi yang bisa menjadi pilihan adalah reksadana, karena mudah bagi masyarakat awam dan terjangkau dari sisi modalnya.
Namun, masih ada sebagian dari kita yang ragu untuk berinvestasi karena mendengar berbagai “mitos” menyeramkan tentang investasi.
Bareksa akan coba mengupas mitos-mitos reksadana dan memberikan penjelasan terkait kenyataannya. Semoga setelah membaca artikel ini, wawasan kita bertambah dan lebih termotivasi untuk memulai investasi.
1. Reksadana Butuh Modal yang Besar
Banyak yang berpikir bahwa berinvestasi reksadana butuh modal besar. Faktanya, saat ini investasi di reksadana sangat murah dan terjangkau.
Melalui marketplace investasi Bareksa, kita sudah bisa memulai investasi dengan modal yang sangat kecil pada kisaran Rp100 ribu saja, bahkan ada beberapa produk yang bisa dibeli seharga Rp10.000 saja. Modal tersebut tentu tidak terasa berat bagi mayoritas kalangan kelas menengah.
Dengan modal yang kecil ini, kita pun tidak kesulitan menyisihkan pendapatan untuk memulai investasi reksadana. Seiring dengan berjalannya waktu, kita pun bisa secara perlahan dan rutin menambah modal reksadana tersebut sesuai dengan kemampuan finansial kita.
2. Risiko Investasi Reksadana Sangat Tinggi
Setiap jenis reksadana memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda tergantung jenisnya. Seperti kita ketahui, kaidah dasar dalam investasi adalah “high risk, high return”, maka tingkat risiko yang ada dalam produk reksadana akan berbanding lurus dengan potensi imbal hasil yang bisa diperoleh.
Kita perlu tahu bahwa ada jenis produk yang memiliki risiko rendah dengan potensi keuntungan yang stabil. Jenis reksadana ini adalah reksadana pasar uang, yang cocok bagi investor pemula karena risikonya terbilang paling kecil dibandingkan jenis reksadana lain.
Sementara itu, reksadana saham adalah jenis reksadana yang berpeluang menghasilkan keuntungan besar tetapi juga memiliki risiko cukup tinggi. Reksadana saham lebih cocok bagi investor yang sudah memahami seluk-beluk investasi secara mendalam.
Oleh karena itu, kita bisa menyesuaikan pilihan reksadana dengan kemampuan investasi dan tingkat toleransi kita terhadap risiko. Baca tipsnya di sini.
3. Prosedur Awal Investasi Reksadana Sangat Sulit
Di era digital yang menawarkan berbagai kemudahan ini, kita tak harus melalui prosedur yang sulit bila ingin memulai investasi reksadana. Layaknya belanja online, sudah ada marketplace investasi reksadana seperti Bareksa yang bisa diakses di mana saja dan kapan saja.
Bareksa yang merupakan salah satu pionir agen reksadana online di Indonesia telah menawarkan berbagai kemudahan, mulai dari pembukaan rekening, transaksi jual beli, hingga informasi terkait reksadana. Semuanya bisa diakses secara online sehingga memberikan kemudahan bagi para investor maupun calon investor karena tidak harus datang langsung ke kantor Bareksa.
4. Proses Pengelolaannya Rumit dan Menyita Waktu
Ternyata proses pengelolaan investasi reksadana tidak sulit. Kita bisa memantau pergerakan nilai investasi Anda secara real time melalui aplikasi mobile. Selain itu, pengelolaan tersebut juga akan dibantu oleh Manajer Investasi.
Manajer investasi adalah pihak profesional yang memiliki mandat untuk mengelola uang dalam reksadana kita. Mereka pun diawasi oleh pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi reksadana tidak akan menyita waktu dan perhatian kita, sehingga kita tidak perlu repot-repot mengelola investasi di tengah kesibukan rutinitas sehari-hari.
* * *
Itulah mitos-mitos seputar reksadana yang ternyata berbeda dari kenyataan. Setelah mengetahui kebenaran di balik mitos investasi reksadana, tentu kini kita semakin yakin berinvestasi di bidang ini.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Mari sisihkan uang kita untuk mulai berinvestasi dan segera rasakan manfaat keuntungannya di masa mendatang.
(KA01/hm)
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.