BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

IHSG Tembus 6,361, Lima Saham Ini Paling Laris Diburu Asing

Bareksa12 Januari 2019
Tags:
IHSG Tembus 6,361, Lima Saham Ini Paling Laris Diburu Asing
Pengunjung melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG menguat dengan ditopang sektor mining, property dan basic industry. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sebanyak 9,99 miliar saham diperdagangkan dengan total nilai transaksi mencapai Rp8,44 triliun

Bareksa.com - Megakhiri pekan kedua di bulan Januari 2019, pasar saham Indonesia bergerak cukup mulus dengan mampu berakhir di zona positif. Pada Jumat, 11 Januari 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,52 persen dengan berakhir di level 6.361,465.

Aktivitas transaksi terpantau cukup ramai di mana sebanyak 9,99 miliar saham diperdagangkan dengan total nilai transaksi mencapai Rp8,44 triliun.

Sebanyak 258 saham menguat, 157 saham melemah, serta 140 saham tidak mengalami perubahan harga. Secara sektoral, delapan dari sepuluh sektor berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini.

Promo Terbaru di Bareksa

Tiga sektor yang mencatatkan kenaikan tertinggi yaitu industri dasar (1,47 persen), aneka industri (1,28 persen), dan infrastruktur (1,14 persen).

Illustration
Sumber: Bareksa

Secara intraday, pergerakan IHSG terlihat bervariatif sepanjang perdagangan hari ini. Setelah sempat dibuka menguat 0,39 persen, setelah itu IHSG justru terlihat semakin berkurang penguatannya hingga jeda sesi pertama.

Namun saat memasuki sesi kedua, IHSG kembali mendapat tenaga hingga secara perlahan bergerak naik dan berakhir di level tertingginya.

Di samping itu, investor asing masih tampak terus memborong saham-saham domestik dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp812,66 miliar.

Sebagai informasi, aksi net buy oleh investor asing terus berlanjut sejak awal perdagangan 2019 dimulai, dan hingga saat ini investor asing belum sekalipun mencatatkan penjualan bersih (net sell). Alhasil, akumulasi net buy asing hingga pekan kedua perdagangan ini mencapai Rp4,04 triliun.

Saham-saham yang paling laris diburu investor asing antara lain :

1. Saham TLKM (Rp220,56 miliar)
2. Saham BMRI (Rp146,03 miliar)
3. Saham BBCA (Rp135,46 miliar)
4. Saham BBNI (Rp134,03 miliar)
5. Saham ASII (Rp84,94 miliar)

Sentimen Positif

Sentimen eksternal yang kondusif membuat IHSG mampu berakhir di zona hijau pada hari ini. Pertama, yaitu terkait hubungan antara Amerika Serikat (AS) dengan China di bidang perdagangan yang semakin mesra.

Kemarin sore (10/1/2019), Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan ada perkembangan yang dicapai terkait dengan isu-isu struktural seperti pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual. Perkembangan ini dicapai pada negosiasi dagang yang berlangsung selama 3 hari pertama pekan ini.

Pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual merupakan permasalahan yang sangat sulit untuk diselesaikan sejauh ini. Lantas, pernyataan dari Gao Feng berhasil menenangkan pelaku pasar.

Melansir Reuters, Wakil Perdana Menteri China Liu He diberitakan akan berkunjung ke Washington untuk bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.

"Rencananya adalah Liu He akan datang ke Washington. Namun sepengetahuan saya, waktunya belum ditetapkan. Apakah sebelum Tahun Baru Imlek atau sesudahnya," ungkap Myron Brilliant, Kepala Grup Perdagangan Internasional US Chamber of Commerce, mengutip Reuters.

Sentimen positif dari sisi eksternal yang kedua datang dari pernyataan Gubernur bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell. Berbicara di forum Economic Club of Washington, sang komando The Fed tersebut menegaskan pandangan bahwa bank sentral Negeri Adidaya akan lebih berhati-hati dalam melakukan normalisasi suku bunga acuan.

"Dengan inflasi rendah dan terkendali, kami bisa lebih sabar dan memantau dengan saksama bagaimana narasi pada 2019," tuturnya.

Belakangan ini, rilis data ekonomi di AS yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar dunia seringkali menunjukkan adanya perlambatan. Perang dagang dengan China yang hingga kini belum bisa diselesaikan secara tuntas merupakan salah satu hal yang menekan laju perekonomian Negeri Paman Sam.

Jika The Fed tidak terlalu agresif kedepannya, perekonomian AS menjadi memiliki modal tambahan untuk melewati tantangan-tantangan yang sedang dihadapinya.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua