IHSG Melemah, Namun Lima Saham Ini Tetap Diburu Asing
Pada perdagangan Selasa, 8 Januari 2019, Indeks Harga Saham Gabungan melemah 0,39 persen berakhir di level 6.262
Pada perdagangan Selasa, 8 Januari 2019, Indeks Harga Saham Gabungan melemah 0,39 persen berakhir di level 6.262
Bareksa.com - Setelah mengalami kenaikan tipis di awal pekan ini, pasar saham Indonesia justru kembali mengalami tekanan pada perdagangan kemarin hingga harus berakhir di zona merah.
Pelemahan bursa saham domestik justru terjadi di tengah mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditutup di zona hijau kemarin. Iindeks Nikkei (Jepang) naik 0,82 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) bertambah 0,15 persen, dan Indeks Strait Times (Singapura) menguat 0,65 persen.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari perkembangan negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang positif. Senin (7/1/2019), Kementerian Luar Negeri China menyatakan AS dan China berkeinginan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan kesepakatan dagang yang telah dicapai antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.
Promo Terbaru di Bareksa
Dari AS, nada optimisme juga dilontarkan Menteri Perdagangan Wilbur Ross. "Saya rasa ada kemungkinan besar kami akan mencapai kesepakatan yang memuaskan dengan China. Kami akan bisa menerimanya dan mencakup seluruh isu," tegas Ross dalam wawancara dengan CNBC International.
Pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa negosiasi tersebut akan membawa kedua negara satu langkah lebih dekat kepada damai dagang secara permanen. Maklum, perang dagang yang selama ini berkecamuk di antara keduanya terlihat jelas sudah menyakiti dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Namun di sisi lain, bursa saham Tanah Air dibebani oleh sektor konsumer yang anjlok 1,75 persen kemarin. Padahal, sebenarnyaada sentimen positif bagi saham sektor konsumsi berupa rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Senin sore, Bank Indonesia (BI) mengumumkan IKK periode Desember 2018 di level 127, meningkat dari capaian bulan sebelumnya yang sebesar 122,7. Posisi IKK bulan Desember menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2018.
Tingginya angka IKK tidak diimbangi dengan semakin gencarnya masyarakat Indonesia dalam melakukan konsumsi. Pada bulan Desember, porsi dari konsumsi terhadap total pengeluaran hanya sebesar 67,2 persen, turun dari posisi November yang sebesar 68,2 persen. Porsi untuk cicilan pinjaman juga turun menjadi 12,3 persen, dari yang sebelumnya 12,8 persen.
Sebaliknya, porsi yang digunakan untuk tabungan naik menjadi 20,4 persen, dari yang sebelumnya 19 persen.
Menutup perdagangan Selasa, 8 Januari 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,39 persen dengan berakhir di level 6.262,84.Aktivitas perdagangan terlihat cukup ramai, di mana tercatat11,39 miliar saham ditransaksikan dengan total nilai transaksi Rp8,49 triliun.
Secara sektoral, mayoritas sektor berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin, dengan tiga sektor yang mengalami penurunan terdalam yakni sektor konsumer (-1,74 persen), manufaktur (-1,19 persen), dan industri dasar (-0,87 persen).
Sementara itu, ada tiga sektor yang berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin yakni infrastruktur (1,09 persen), aneka industri (0,29 persen), dan keuangan (0,05 persen).
Beberapa saham yang memberatkan IHSG kemarin antara lain :
1. Saham UNVR (-2,6 persen)
2. Saham HMSP (-1,8 persen)
3. Saham BMRI (-1 persen)
4. Saham BYAN (-5,3 persen)
5. Saham INTP (-3,5 persen)
Sebanyak 206 saham menguat, 207 saham melemah, dan 124 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan kemarin senilai Rp435,36miliar.
Saham-saham yang paling diburu investor asing yaitu:
1. Saham ASII (Rp86,18 miliar)
2. Saham TLKM (Rp82,54miliar)
3. Saham BBNI (Rp76,51 miliar)
4. Saham PGAS (Rp40,25 miliar)
5. Saham PTPP(Rp36,82 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearish spinning top dengan upper shadow yang lebih panjang dibandingkan dengan lower shadow.
Kondisi tersebut menggambarkan bahwa IHSG mengalami pergerakan yang negatif karena berbalik arah setelah sempat bergerak menguat, meskipun tidak berakhir di level terendahnya.
Secara intraday, IHSG sempat menguat di 15 menit awal perdagangan sebelum akhirnya berangsur mundur hingga harus berakhir di zona merah pada jeda sesi pertama. Memasuki sesi kedua, pelemahan IHSG justru terlihat semakin dalam sehingga harus rela berakhir di zona merah.
Adapun koreksi IHSG kemarin terlihat masih cukup wajar karena posisinya masih berada di atas garis middle bollinger band yang menandakan uptrend yang sebenarnya masih terjaga.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau sedikit bergerak turun, yang menandakan sinyal kenaikan yang sedikit tertahan.Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi terjadi rebound.
Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang kembali ditutup serentak menghijau pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang mengangkat IHSG keluar dari zona merah pada hari ini.
Indeks Dow Jones naik 1,09 persen, kemudian S&P500 menguat 0,97 persen, dan Nasdaq melaju 1,08 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.