IHSG Menghijau Saat Bursa Regional Memerah, Ini 5 Saham Terbanyak Diburu Asing
IHSG kemarin ditutup menguat 0,38 persen dengan berakhir di level 6.537 di saat bursa regional kompak memerah
IHSG kemarin ditutup menguat 0,38 persen dengan berakhir di level 6.537 di saat bursa regional kompak memerah
Bareksa.com - Setelah mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu, pasar saham Indonesia kembali melanjutkan tren positifnya dengan kembali berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin.
Kinerja bursa saham Tanah Air bertolak belakang dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru harus puas mengakhiri perdagangan di zona merah. Indeks Shanghai (China) melemah 0,34 persen, Indeks Straits Times (Singapura) terkoreksi 0,01 persen, dan Indeks Kospi (Korea) turun 0,05 persen.
Rilis data ekonomi yang tidak mendukung, sukses menekan kinerja bursa saham benua kuning. Pada pagi hari kemarin, pembacaan awal untuk data Nikkei Manufacturing PMI Jepang periode Februari diumumkan di level 48,5, lebih rendah dibandingkan konsensus 50,4, seperti dilansir dari Trading Economics.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebagai informasi, angka di bawah 50 menunjukkan aktivitas manufaktur Jepang sedang mengalami kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Di sisi lain, saat perlambatan ekonomi dunia semakin terlihat nyata, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) justru membuka peluang untuk kembali mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan. Hal ini terungkap pasca bank sentral AS tersebut merilis risalah dari pertemuan edisi Januari 2019.
"Banyak peserta rapat berpandangan menahan suku bunga acuan di tingkat yang sekarang untuk beberapa waktu bisa menimbulkan risiko. Karena itu, jika ketidakpastian berkurang maka The Fed perlu meninjau kembali stance sabarnya," sebut risalah rapat The Fed.
Sejatinya, ada kabar positif yang mewarnai jalannya perdagangan bursa saham regional yakni AS dan China yang semakin dekat dalam mencapai kesepakatan dagang.
Reuters memberitakan AS dan China sudah mulai menyusun nota kesepahaman untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berjalan selama 7 bulan.
Delegasi kedua negara kini menyusun sebanyak 6 nota kesepahaman yang mencakup berbagai isu yakni pemaksaan transfer teknologi & pencurian kekayaan intelektual, hak kekayaan intelektual, sektor jasa, nilai tukar, agrikultur, dan hambatan non tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan, menurut 2 orang sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dilansir dari Reuters.
Kedua negara ingin mencapai kesepakatan paling lambat pada 1 Maret, yang merupakan tanggal berakhirnya periode gencatan senjata bidang perdagangan antara AS dan China.
Namun sayangnya, kekhawatiran mengenai normalisasi suku bunga acuan oleh The Fed di tengah-tengah perlambatan ekonomi dunia lebih dominan dalam memberikan warna pergerakan bursa saham Asia.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) dalam rapat Dewan Gubernur yang berlangsung 20-21 Februari 2019 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen.
Keputusan tersebut konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal khususnya mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik.
Kamis, 21 Februari 2019 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,38 persen dengan berakhir di level 6.537,77. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin cukup ramai, di mana tercatat 15,09 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp10,17 triliun.
Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona positif pada perdagangan kemarin, kecuali aneka industri dan konsumer yang masing-masing melemah 0.93 persen dan 0,21 persen.
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni pertambangan(1,49 persen), industri dasar (1,07 persen), dan pertanian (0,96 persen).
Beberapa saham yang menopang IHSG kemarin :
1. Saham BMRI (3,2 persen)
2. Saham TPIA (4,2 persen)
3. Saham PGAS (6 persen)
4. Saham BRPT (4,9 persen)
5. Saham BBRI (0,5 persen)
Sebanyak 206 saham menguat, 200 saham melemah, dan 140 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan kemarin senilai Rp35,19 miliar.
Saham-saham yang terbanyak diburu investor asing :
1. Saham PGAS (Rp165,72 miliar)
2. Saham BBCA (114,93 miliar)
3. Saham BBRI (Rp113,64 miliar)
4. Saham BMRI (Rp75,21 miliar)
5. Saham WSKT (Rp41,52 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle disertai dengan short lower shadow.
Kondisi tersebut menggambarkan IHSG bergerak cukup baik karena mampu berbalik arah setelah sempat bergerak di bawah level pembukannya, hingga akhirnya mampu ditutup pada level tertingginya.
Secara intraday, pergerakan IHSG sebenarnya terlihat tertekan di 30 menit awal perdagangan hingga harus masuk ke zona merah. Namun setelah itu, sepanjang hari IHSG terus merangkak naik hingga berakhir di level tertingginya.
Indikator relative strength index (RSI) terpantau masih bergerak naik, mengindikasikan adanya momentum kenaikan yang mulai kuat. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.
Namun di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup kompak melemah pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa menjadi sentimen negatif yang kembali menekan laju IHSG pada perdagangan hari ini.
Indeks Dow Jones melemah 0,4 persen, kemudian S&P 500 turun 0,35 persen, dan Nasdaq Composite berkurang 0,39 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.