Investor Asing Ramai-ramai Jual Saham Perbankan, Apa Penyebabnya?
Ambrolnya saham-saham di sektor keuangan terjadi pasca kenaikan suku bunga acuan 50 bps pada tahun ini
Ambrolnya saham-saham di sektor keuangan terjadi pasca kenaikan suku bunga acuan 50 bps pada tahun ini
Bareksa.com - Merosotnya saham di sektor perbankan menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua bulan terakhir ternyata diiringi juga dengan aksi jual oleh investor asing.
Menurut analisis Bareksa, kekhawatiran akan volatilitas rupiah menjadi pendorong keluarnya dana investor asing dari saham-saham perbankan.
Dalam tiga bulan terakhir, kinerja sektor keuangan berada di bawah kinerja IHSG, yakni mulai 1 Maret 2018. Return indeks sektor keuangan sebulan terakhir ambrol 9,53 persen, sedangkan IHSG minus 4,75 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Ambrolnya saham-saham sektor keuangan terjadi pasca Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 50 bps pada tahun ini. Apalagi kini BI kembali mengindikasikan kebijakan normalisasi lanjutan.
Dalam siaran pers BI pada 19 Juni 2018, disampaikan bahwa Bank Sentral berkomitmen dan fokus pada kebijakan jangka pendek dalam memperkuat stabilitas ekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar rupiah.
Untuk itu, BI siap menempuh kebijakan lanjutan yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve dalam menghadapi perkembangan baru arah kebijakan the Fed dan ECB pada Rapat Dewan Gubernur pada 27-28 Juni 2018 yang akan datang.
Kenaikan suku bunga acuan ini dapat berpotensi menekan kinerja keuangan emiten-emiten perbankan. Ketika suku bunga acuan naik, maka bank akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga deposito dan kredit.
Namun, dengan kondisi yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, kenaikan suku bunga kredit akan membuat masyarakat dan pelaku usaha berpikir dua kali dalam menarik pinjaman. Pada akhirnya, profitabilitas dari bank-bank dapat mengalami penurunan.
Perbandingan IHSG dan Indeks Sektor Keuangan dalam 3 Bulan Terakhir
Sumber: Bareksa.com
Selain itu, investor juga tampaknya menganggap kenaikan suku bunga acuan justru berpotensi menekan perekonomian dalam negeri yang sebenarnya belum pulih.
Ketika perekonomian suatu negara tak mampu tumbuh sesuai ekspektasi, maka mata uang negara tersebut menjadi kurang menarik di mata investor.
Analisa Korelasi IHSG dengan Nilai Tukar Rupiah
Sumber: Bareksa.com
Hingga penutupan perdagangan hari ini, Rabu, 20 Juni 2018, saham empat bank besar di Indonesia menjadi saham yang paling banyak dibuang asing.
Investor asing paling banyak melakukan penjualan pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp473 miliar.
Kemudian diikuti oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dijual asing senilai Rp308 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp236 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp143 miliar.
Transaksi Bersih Investor Asing Periode 20 Juni 2018
Sumber: Bareksa.com
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.