Inflasi Januari 2018 Terendah dalam 13 Bulan, IHSG Menguat 0,57 Persen
Kelompok bahan makanan berkontribusi 77,4 persen terhadap inflasi di Januari
Kelompok bahan makanan berkontribusi 77,4 persen terhadap inflasi di Januari
Bareksa.com - Pasar saham bergerak positif merespon pengumuman data tingkat inflasi pada bulan Januari 2018 yang mencapai angka terendah dalam 13 bulan terakhir dan lebih rendah dari ekspektasi konsensus. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,57 persen hingga jeda sesi pertama hari ini 1 Februari 2018.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara tahunan atau year on year (Januari 2018 terhadap Januari 2017) telah terjadi peningkatan harga barang-barang atau inflasi sebesar 3,25 persen. Adapun secara bulanan (Januari 2018 terhadap Desember 2017) inflasi Indonesia mencapai 0,62 persen month on month.
Hal ini direspon positif oleh para pelaku pasar karena tingkat inflasi lebih rendah dari ekspektasi konsensus yakni 3,33 persen. Hal itu tergambarkan pada jeda sesi I perdagangan hari ini, IHSG ditutup menguat 0,57 persen ke level 6.643.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut BPS, inflasi Januari 2018 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan terutama oleh kelompok bahan makanan. Inflasi yang terjadi pada kelompok ini sebesar 0,48 persen dari Desember 2017 ke Januari 2018. Kelompok pengeluaran lain yang memberikan kontribusi besar juga adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan tingkat inflasi 0,08 persen.
Di sisi lain, sepanjang bulan Januari 2018 justru terjadi penurunan harga atau deflasi pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan. Tercatat terjadi deflasi sebesar 0,05 persen untuk kelompok tersebut.
Tabel: Kontribusi Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Januari 2018
Sumber : BPS, diolah Bareksa
Sebelumnya, Bareksa memperkirakan pemerintah akan menaikkan harga BBM dalam waktu dekat sehingga berdampak pada naiknya inflasi di tahun ini. Hal ini disebabkan oleh harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik akibat terdorong isu pemangkasan produksi oleh negara eksportir minyak serta permintaan yang tinggi.
Menurut penelusuran Bareksa pada tanggal 22 Januari 2018, PT Pertamina (Persero) sebagai produsen BBM nasional telah menaikkan harga bensin nonsubsidi dengan merek Pertalite sebesar Rp100 menjadi Rp7.600 per liter. Begitupun juga, harga BBM merek Pertamax naik Rp200 menjadi Rp8.600 per liter. (Baca Juga : Harga BBM Pertalite dan Pertamax Naik, Sektor Tambang Bawa IHSG Tembus 6.523)
Grafik : Historikal Inflasi Indonesia (year on year)
Sumber : BPS, diolah Bareksa
Belum lagi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera menerbitkan ketentuan mengenai formulasi penghitungan tarif listrik terbaru pada semester I 2018. Saat ini, Kementerian ESDM tengah mempertimbangkan untuk memasukkan harga batu bara ke dalam komponen penentu tarif listrik. (Baca Juga : Harga Batu Bara Terus Naik, ESDM akan Rumuskan Tarif Dasar Listrik yang Baru)
Menurut analisis Bareksa, meski inflasi secara tahunan terendah dalam 13 bulan terakhir, yang perlu dikhawatirkan ialah inflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan. Pasalnya kenaikan harga di kelompok bahan makanan berpotensi bisa terus terjadi di tahun ini seiring adanya wacana pemerintah untuk menaikkan tarif listrik untuk yang non subsidi disertai sudah naiknya harga BBM untuk jenis Pertamax dan Pertalite.
Selain itu, kelompok tersebut bisa memberikan sinyal dini akan pertumbuhan inflasi di tahun ini bisa berpotensi lebih tinggi dibanding pencapaian di tahun 2017 yang berada di kisaran 3,6 persen dalam setahun. Sebab, kelompok bahan makan berkontribusi hingga 77,4 persen terhadap kenaikan inflasi bulanan di Januari. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.