Tantangan Blue Bird di Pasar Modal Jelang Usia ke-45 Tahun
Setelah terus turun sejak IPO hingga 2016, kini saham BIRD mulai merangkak naik
Setelah terus turun sejak IPO hingga 2016, kini saham BIRD mulai merangkak naik
Bareksa.com – Jelang 45 tahun kiprahnya di industri jasa transportasi dan tiga tahun sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Blue Bird Tbk (BIRD) harus menerima berbagai macam hantaman. Yang paling terasa adalah keberadaan transportasi berbasis aplikasi.
Namun, tantangan yang ada justru membuat manajemen Blue Bird terus mengembangkan layanannya. Hal ini pun menjadi fokus Blue Bird pada tahun ini. Bahkan, Blue Bird rela tidak menambah armadanya.
“Kami terus fokus ke pelayanan pengguna jasa dengan implementasi hal-hal baru,” terang Direktur Blue Bird Andre Djokosoetono, Selasa, 25 April 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Andre pun bercerita bagaimana Blue Bird membangun diri mengembangkan layanan melalui kualitas armadanya. Mulai dari mobil ber-AC, layanan call center, hingga yang terbaru merealisasikan kerjasama dengan operator transportasi berbasis aplikasi, GO-JEK.
Direktur Blue Bird Sigit Djokosoetono menambahkan, Blue Bird punya masa perjuangan di setiap dekadenya. Misalnya saja, pada 10 tahun pertama berjuang dengan mimpi menjadi perusahaan penyedia transportasi besar di Indonesia.
“10 tahun berikutnya kami terus berjuang dengan menambah armada. Hingga jelang 45 tahun ini, kami terus meningkatkan layanan di tengah persaingan secara global. Pada intinya, masa berbeda, lawan berbeda, tools berbeda,” tambah Sigit.
Dengan strategi bisnis tahun ini, Blue Bird pun lebih banyak menganggarkan belanja modal alias capex untuk peremajaan armadanya saja. Sigit menyampaikan, perseroan menyiapkan capex sebesar Rp1 triliun.
BIRD di Pasar Modal
Perusahaan yang identik dengan logo burung biru ini tidak hanya mendapat tekanan dalam persaingan di industri saja. Di pasar modal, Blue Bird yang mencatatkan sahamnya pada awal November 2014 dengan kode BIRD ini pun banyak mendapat tekanan.
Hasilnya, saham BIRD turun 59,73 persen menjadi Rp3.000 per akhir 2016 dari hari pertama IPO di level Rp7.450. Sepanjang periode itu, saham BIRD pernah menyentuh level tertinggi Rp12.100 pada 16 Januari 2015.
Namun sejak level tertinggi itu, saham BIRD terus mengalami penurunan dan menutup tahun 2015 pada Rp7.100. Tekanan saham BIRD berlanjut pada 2016. Saat dibuka pada Rp7.125 saat pembukaan perdagangan awal tahun, saham BIRD bergerak turun dan mengakhiri 2016 pada Rp3.000.
Untungnya, keputusan perseroan menggandeng GO-JEK membuahkan hasil. Ini terlihat dari pergerakan saham BIRD di sepanjang 2017. Per 25 April 2017, saham BIRD ada pada posisi Rp3.870 atau sudah naik 29 persen dari posisi akhir 2016. Bahkan, saham BIRD sempat menyentuh Rp4.100 pada 6 Maret 2016.
Grafik: Pergerakan Saham BIRD Periode 30 Desember 2016 – 25 April 2017
Sumber: Bareksa.com
Lalu, apakah Blue Bird akan kembali bersinar di industri jasa transportasi dan pasar modal? "Bukan hanya masalah waktu atau lamanya, namun peranan dan kontribusi apa yang telah diberikan. Itulah hal yang lebih esensial dalam berbagai dan segala aspek kegiatan," ungkap Direktur Marketing Blue Bird Amelia Nasution.
Amelia bilang, selama 45 tahun kiprahnya di industri transportasi darat Indonesia, Blue Bird bukan saja telah memberikan layanan transportasi yang handal dan nyaman, tetapi juga telah memberikan warna dan kontribusi yang nyata dalam perkembangan industri transportasi Indonesia pada umumnya.
Sejalan dengan dinamika industri yang terus berkembang, Blue Bird dengan berbagai langkah dan pengembangan yang dilaksanakan juga terus relevan dan dapat memenuhi harapan dan tuntutan para pengguna dan pelanggannya. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.