RIMO, Emiten Dengan Beban Miliaran Tapi Penjualan Hanya Puluhan Juta Rupiah
Setidaknya dalam 3 tahun terakhir, penjualan yang terus menurun membuat perseroan membukukan rugi bersih
Setidaknya dalam 3 tahun terakhir, penjualan yang terus menurun membuat perseroan membukukan rugi bersih
Bareksa.com – PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) telah menguat hampir 70 persen hanya dalam kurun waktu dua hari pasca perseroan memutuskan untuk menggelar aksi korporasi right issue dengan cum date 10 Maret lalu. Aksi penerbitan saham baru dengan target Rp4,1 triliun ini menjadi angin segar bagi kinerja keuangan perusahaan yang berencana untuk mengganti lini bisnis.
Saham perusahaan yang sebelumnya bergerak di bidang department store dan menjual produk sandang seperti pakaian baju dan sepatu kembali diperdagangkan pada tanggal 7 Maret 2017 setelah perdagangannya dihentikan sementara (suspend) dalam kurun waktu 3 tahun sejak 16 April 2014. (Baca juga: Lepas Dari Jeratan Suspensi Sejak 2014, Saham RIMO Langsung Bangkit 34,74%)
Selama ini, dengan usaha hanya bertopang pada toko ritel, dan hanya tinggal satu gerai saja yang beroperasi, perusahaan masih membukukan kerugian. Dalam laporan kinerja Rimo per akhir September 2016 terlihat bahwa perusahaan mengalami penurunan penjualan, setidaknya dalam 3 tahun terakhir. Keadaan penjualan yang terus menurun membuat perseroan cenderung membukukan rugi bersih di tahun tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Hal yang sangat mencolok ialah, sejak 2013 hingga kuartal III 2016, Rimo hanya mencatatkan penjualan tertinggi di tahun 2013 sebesar Rp291 juta dan terus menurun di setiap tahunnya. Hingga akhir September 2016, Rimo hanya membukukan penjualan Rp46 juta.
Grafik : Perbandingan Penjualan, Beban Usaha, dan Rugi Bersih RIMO (Rp Juta)
Sumber : Laporan Keuangan RIMO
Di sisi lain, beban usaha Rimo bernilai miliaran rupiah meski seperti tampak dalam grafik di atas. Meski beban usaha cenderung menurun setiap tahunnya, seiring penjualan yang hanya bernilai jutaan rupiah, hal tersebut berimbas pada rugi bersih perseroan.
Seperti yang kita lihat, perusahaan yang cenderung mengincar market share kelas menengah ini sejak 2013 mencatat kerugian. Per September 2016, kerugian menjadi Rp2 miliar, turun dibandingkan dengan Rp3,55 miliar pada periode sama tahun 2015. Namun perlu ditekankan bahwa, penurunan nilai rugi bersih cenderung disebabkan oleh menurunnya beban usaha dan bukan karena peningkatan penjualan perseroan. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.