Jokowi Reshuffle Kabinet, Apa Dampaknya Bagi Indonesia Menurut Analis Asing?
JP Morgan dan Macquarie memberikan rating overweight terhadap Indonesia
JP Morgan dan Macquarie memberikan rating overweight terhadap Indonesia
Bareksa.com - Presiden Joko Widodo pada Rabu 27 Juli 2016 mengumumkan perombakan dalam tubuh Kabinet Kerja, dengan fokus utama pergantian pada posisi-posisi terkait ekonomi. Pasar saham langsung merespon positif kebijakan Kepala Negara untuk merombak kabinetnya yang kedua kali. Sentimen positif ini juga ditegaskan oleh sejumlah riset yang dikeluarkan oleh sekuritas-sekuritas asing.
Dalam reshuffle ini, ada 12 jabatan menteri plus satu kepala badan yang dirombak. Perombakan melibatkan 9 nama baru dan 4 nama lama yang dirotasi. Salah satu nama paling populer adalah Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan.
Seiring dengan pengumuman tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan langsung menguat. Hingga penutupan perdagangan hari ini, indeks saham acuan itu naik 1 persen menjadi 5.274,36 dan sempat menyentuh level 5.300 pada pukul 11:00 WIB. Investor asing pun banyak mengambil posisi beli dengan nilai beli bersih asing ke pasar saham Indonesia senilai Rp600 miliar pada perdagangan hari ini saja.
Promo Terbaru di Bareksa
Lantas bagaimana pandangan sejumlah analis terhadap perombakan menteri tersebut?
Tiga analis asing mengatakan bahwa reshuffle memberi dampak positif karena diangkatnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Wanita yang sebelumnya menjabat Managing Director dan Chief Operating Officer World Bank di Washington, D.C., Amerika Serikat ini juga pernah didekati oleh Jokowi pada reshuffle kabinet tahun lalu, tetapi dia menolak secara halus karena suatu alasan politik. Namun, kali ini pemegang gelar doktor di bidang ekonomi itu mau bergabung dalam jajaran kabinet Jokowi dengan pengalaman menjadi menteri keuangan di era SBY.
Analis JP Morgan dalam risetnya menilai bahwa diangkatnya Sri Mulyani akan menjadi katalis yang baik bagi arus dana asing untuk masuk ke Indonesia. Pengangkatan ini menunjukkan Presiden memiliki intensi untuk mendorong reformasi lebih kuat lagi. "Reformasi selama masa jabatan Sri Mulyani pada 2005-2009 membantu pertumbuhan Indonesia yang stabil. Sama pentingnya, kami menilai dia sebagai magnet dalam menarik profesional yang kompeten untuk memimpin sektor publik," tulis riset yang sudah dibagikan kepada nasabah itu.
Oleh karena itu JP Morgan memberikan rating overweight terhadap Indonesia, yang artinya merekomendasikan saham-saham dari negara ini untuk ditambah dalam portofolio para investors. Secara lebih rinci, sektor yang patut diperhatikan adalah saham konsumer.
Hal senada tentang positifnya kabinet baru ini juga diutarakan oleh analis Macquarie Securities. Alasannya, Sri Mulyani yang dinobatkan sebagai wanita paling berpengaruh 2009 versi Forbes ini dianggap memiliki kemampuan koordinasi sangat kuat, yang akan membantu reformasi dan implementasi kebijakan di bidang ekonomi. Macquarie pun menegaskan kembali rating overweight untuk Indonesia.
Sementara itu, riset CIMB melihat bahwa kepercayaan investor akan meningkat karena Sri Mulyani dianggap pernah berhasil mereformasi kementerian keuangan secara signifikan ketika menjabat sebelumnya pada 2005-2010. "Dia akan mendorong kredibilitas kepada keuangan pemerintah secara khusus, dan mungkin akan menyuntikkan reformasi lanjutan untuk mempercepat pemulihan pertumbuhan," tulis riset CIMB kepada nasabah.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.