Tunggu Hasil Meeting The Fed 16-17 Sept, Harga Obligasi Dipe
Kepemilikan asing pada SBN yang diperdagangkan sedang berada pada posisi tertinggi
Kepemilikan asing pada SBN yang diperdagangkan sedang berada pada posisi tertinggi
Bareksa.com - Pergerakan obligasi pada perdagangan hari ini diperkirakan akan melemah, dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap rapat bank sentral Amerika Serikat atau Federal Open Market Committee Meeting (FOMC) yang akan digelar 16 hingga 17 September mendatang karena kepemilikan asing pada surat utang sedang berada pada posisi tertinggi.
Pertemuan tersebut terkait ringkasan proyeksi ekonomi Amerika Serikat (AS) dan konferensi pers oleh Ketua bank sentral AS, The Fed Janet Yellen. Hasil pertemuan akan diumumkan pada hari kedua rapat pukul 14.00 waktu AS.
"Pasar masih wait and see dulu menunggu pertemuan the Fed. Sentimen di pasar ada kekawatiran bunga the Fed naik lebih cepat dari perkiraan," kata analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee kepada Barekas.com.
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan suku bunga The Fed dikhawatirkan akan memicu larinya dana asing atau capital outflow dari pasar obligasi Indonesia. Akibatnya, pasar obligasi menjadi tertekan.
Pasalnya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementrian Keuangan mencatat kepemilikan asing di pasar obligasi Indonesia cukup dominan mencapai Rp 441,93 triliun atau sekitar 37,18 persen dari total surat berharga negara (SBN) yang diperdagangkan atau mencapai posisi tertinggi melebihi kepemilikan bank.
Sejumlah faktor global lain juga ikut mempengaruhi tertekannya pasar obligasi domestik. Seperti, refrendum Skotlandia untuk lepas dari Inggris serta adanya paket embargo tambahan yang diambil Uni Eropa dan AS terhadap Rusia.
"Hal ini menimbulkan kekawatiran di pasar," kata Hans.
Kemarin, tekanan jual mewarnai aktivitas perdagangan pasar obligasi. Harga-harga seri-seri acuan atau benchmark bergerak turun 25 hingga 75 basis poin terutama pada tenor panjang. Indeks Obligasi HSBC turun 0,6 persen ke level 693,1.
Rata-rata harga obligasi pemerintah atau IBPA IGB Clean Price Index turun 0,34 persen ke level 112.928. Sedangkan rata-rata yield atau IGB Effective Yield Index naik 0,04 persen ke level 8,2 persen.
Menurut Hans, tekanan dipicu oleh pelaku pasar yang melakukan aksi profit taking setelah pasar obligasi mengalami kenaikan, sepanjang pekan lalu.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.