BeritaArrow iconEmasArrow iconArtikel

Siap-siap, Harga Emas Berpotensi Naik karena Permintaan Logam Mulia akan Meningkat

Martina Priyanti23 November 2023
Tags:
Siap-siap, Harga Emas Berpotensi Naik karena Permintaan Logam Mulia akan Meningkat
Ilustrasi harga emas logam mulia yang semakin perkasa akibat dolar AS yang melemah. (Shutterstock)

Ketika lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya akan membuat harga emas bakal naik

Bareksa.com - Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Makanya, ketika lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya akan membuat harga emas khususnya yang berbentuk emas batangan atau logam mulia, bakal naik.

Permintaan emas berpotensi akan terus naik menyusul adanya sikap dedolarisasi oleh sejumlah negara. Melansir laman Kontan, China gencar melakukan dedolarisasi antara lain dengan cara memborong emas secara besar-besaran.

Adapun dedolarisasi seperti dilansir laman Marketeers, adalah saat suatu negara cenderung mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS sebagai mata uang cadangan, alat tukar, dan juga unit hitung. Dedolarisasi dilakukan dengan pertimbangan sejumlah faktor, seperti keadaan ekonomi, politik, dan sosial suatu negara.

Nah, pembelian emas batangan dilakukan sebagai upaya mendiversifikasi cadangan devisa dari dolar Amerika, salah satu wujud dari sikap dedolarisasi. Selain China, kebijakan serupa dilakukan beberapa negara.

"Dengan permintaan bank sentral yang kembali meningkat setelah terjadi penurunan di kuartal kedua, kami memperkirakan total permintaan emas tahunan akan mendekati rekor tahun lalu, dan kemungkinan besar akan melebihi angka tersebut," tulis World Gold Council (WGC), dalam laporan kuartal ketiganya untuk pasar logam mulia yang dilansir Kontan.

Menurut World Gold Council, bank sentral global telah membeli 800 ton emas sepanjang tahun ini, naik 14% dari tahun lalu. Sebanyak 181 ton dari jumlah tersebut berasal dari China saja, yang secara total telah memiliki cadangan emas sebesar 2.192 ton.

Tren Permintaan Emas

Illustration


Sumber : World Gold Council​

Promo Terbaru di Bareksa

​Mengutip Financial Times, pembelian emas oleh bank sentral global yang terus meningkat telah mengejutkan para analis pasar. Sebelumnya, para analis memperkirakan penurunan pembelian dari level tertinggi sepanjang masa tahun lalu.

Untuk Kamu yang merupakan investor pemula dalam investasi emas, perlu mengetahui bahwa harga emas di dalam negeri, turut dipengaruhi oleh harga emas di pasar dunia. Lalu apa pendorong naik turunnya harga emas?

Melansir laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berikut lima faktor penyebab naik turunnya harga emas :

1. Ketidakpastiaan Kondisi Global

Berbagai situasi yang terjadi seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Mengapa demikian?

Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Makanya saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik. Investasi emas disebut-sebut salah satu aset aman (safe haven).

Pada sebuah kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui lho bahwa emas kerap menjadi pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini. Setidaknya ada tiga alasan emas baru dipilih manakala ekonomi sedang tidak menentu atau terdapat gejolak geopolitik. Pertama, nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi.

Kedua, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang. Ketiga, permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas. Tak perlu heran, pamor emas umumnya melejit ketika sedang krisis.

Contoh kasus, konflik yang berujung perang antara Rusia dengan Ukraina, mendorong harga emas berpotensi meningkat seiring dengan pelemahan dolar AS.

2. Penawaran dan Permintaan Emas

Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik.

Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya. Satu hal yang juga perlu dicatat bahwa ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas.

3. Kebijakan Moneter

Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.

Saat The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Alasannya, dolar menjadi tidak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas batangan dan begitu juga sebaliknya.

4. Inflasi

Selajutnya ada inflasi. Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas. ​

Penyebabnya masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi. Nah, karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.

5. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat

Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Makanya, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

Maka, saat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun. Terkait faktor kelima atau nilai tukar dolar AS, biasanya juga terkait faktor pertama yakni faktor geopolitik.

Investasi Jangka Panjang

Ada baiknya, investasi emas dilakukan untuk investasi yang sifatnya jangka panjang. Salah satu alasannya, agar bisa lebih melihat perkembangan naik turunnya harga emas. Makanya sejumlah kalangan mengimbau, investasi emas baiknya minimal untuk 5 tahun ke depan.

Andreas Santoso, Co-founder & COO Treasury (PT Indonesia Logam Pratama) menyataan kenaikan harga emas sejak Oktober 2018 hingga Oktober 2023 atau dalam 5 tahun terakhir mencapai 64%. Sebagai gambaran, harga emas pada Oktober 2019 masih Rp583.286 per gram, kemudian naik menjadi Rp1,04 juta per gram pada Oktober 2023. “Atau rata-rata kenaikannya 13% per tahun,” ungkap Andreas.

Illustration


Sumber: Treasury

Investasi Emas di Sini

Investasi Emas di Bareksa Emas

Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa. Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun. Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.

Mitra pengelolaan emas di Bareksa Emas yaitu Treasury berlisensi sebagai pedagang emas digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Sementara Pegadaian juga memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Investasi emas secara online bukan berarti tidak ada wujudnya. Sekarang, setelah membeli emas digital Treasury di Bareksa Emas, Smart Investor juga bisa memiliki wujud fisiknya yang diantar langsung ke rumah dengan fitur Cetak Fisik.

Emas batangan yang tersedia di Bareksa Emas adalah emas murni dengan kadar 99,99%. Smart Investor dapat memilih emas Antam ataupun emas UBS untuk Tarik Fisik di Bareksa Emas.

Ayo investasi emas dan lakukan cetak fisik di Bareksa!

Beli Emas di Sini

(Martina Priyanti)

***

Ingin investasi emas dan reksadana di Bareksa?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua