Harga Emas Hari Ini Turun, Pilih Strategi Cara Raih Profit Investasi Logam Mulia
Bagi investor pemula bisa mempertimbangkan strategi DCA dan selalu ingat investasi emas dengan menggunakan uang dingin
Bagi investor pemula bisa mempertimbangkan strategi DCA dan selalu ingat investasi emas dengan menggunakan uang dingin
Bareksa.com - Harga emas hari ini, Selasa (2/5/2023) baik di pasar spot dunia maupun di dalam negeri, kompak turun harga. Turun naiknya harga emas bisa menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi yang berencana memulai dan atau menambah investasi emas khususnya berupa emas batangan.
Harga Emas Hari ini, Selasa (2/5/2023) :
Emas | Harga Beli |
Emas pasar spot | US$1.982,26 per troy ounce |
Rp966.763 per gram | |
Rp990.000 per gram | |
Emas Antam | Rp1.053.000 per gram |
*Data emas spot per pukul 10.44 WIB, Sumber : Logam Mulia, Investing, Bareksa
Emas di pasar spot dunia, yang menjadi salah pendorong naik turunnya harga emas di dalam negeri, nampak melanjutkan tren penurunan di mana per pukul 10.44 WIB seperti dilansir Investing tercatat US$1.982,26 per troy ounce.
Promo Terbaru di Bareksa
Melansir Kontan, harga emas terkoreksi karena pedagang menimbang akuisisi First Republic Bank oleh JP Morgan Chase & Co, yang menurut Bloomberg, penyelamatan First Republic Bank dalam kesepakatan yang dipimpin pemerintah memicu optimisme bahwa drama perbankan terburuk kemungkinan akan berakhir.
Tertekannya harga emas di pasar dunia, juga karena dinilai investor menunggu keputusan kenaikan suku bunga The Fed pekan ini. Adapun bank sentral Amerika, The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mulai hari ini dan akan mengumumkan kebijakan moneternya Rabu waktu AS atau pada Kamis dini hari waktu Indonesia.
Selain harga emas di pasar dunia, harga emas di dalam negeri, antara lain juga dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar serta besaran penawaran serta penawaran. Sebagai gambaran, penurunan harga juga terjadi pada harga emas di negeri untuk keluaran Antam, pada hari ini tercatat turun dibandingkan harga kemarin yakni menjadi Rp1.053.000 per gram.
Sementara harga emas Pegadaian yang tersedia di fitur Bareksa Emas, tercatat bertahan dengan harga kemarin yakni pada posisi Rp990.000 per gram. Sedangkan emas Treasury yang tersedia di Bareksa Emas justru naik tipis menjadi Rp966.763 per gram.
Mau Potensi Cuan dari Invetasi Emas, Klik di Sini
Investasi emas banyak dijadikan salah satu aset dalam melakukan diversifikasi investasi. Emas dinilai kebal terhadap inflasi dan nilainya tidak pernah menjadi nol, menjadi daya tarik untuk berinvestasi logam mulia.
Strategi Investasi Emas
Berinvestasi emas, juga bisa dilakukan oleh investor pemula. Lalu bagimana sebaiknya apa strategi yang pas untuk investasi emas buat investor pemula?
Pada dasarnya, tersedia banyak strategi investasi pun untuk berinvestasi emas. Tiga strategi investasi yang umum adalah dollar cost averaging/DCA, lump sum, dan constant share.
Tapi apa sebenarnya strategi investasi DCA, lump sum, dan constant share? Melansir pelbagai sumber, berikut ulasan mengenai strategi DCA, lump sum, dan constant share.
1. Strategi DCA
Strategi Dollar Cost Averaging/DCA adalah investasi rutin atau bertahap. Dengan DCA, investor berupaya untuk membagi transaksi investasi dengan memasukkan jumlah dana yang sama dalam nilai mata uang (dolar atau rupiah) dalam rentang waktu tertentu, sehingga didapatkan harga secara rata-rata.
Dapat diartikan, strategi DCA membuat investor membagi porsi investasi secara rutin, misalnya setiap bulan. Maka dalam DCA, pembelian emas untuk investasi dilakukan secara konsisten, misalnya setiap tanggal gajian. Dengan metode DCA, maka investasi logam mulia tidak perlu menunggu harga emas turun, karena kondisi pasar tertentu.
Nilai investasi akan dihitung secara rata-rata, karena bisa saja hari ini kamu membeli emas seharga Rp1 juta per gram, kemudian di bulan depan harganya Rp900.000 per gram. Dengan metode Dollar Cost Averaging, maka kamu tidak harus menebak-nebak kapan harga emas naik dan turun.
Berikut ilustrasi agar semakin memahami strategi Dollar Cost Averaging :
Misalnya penghasilan kamu Rp10 juta per bulan dan ingin investasi emas. Kemudian kamu mengalokasikan 10% dari gaji bulanan yang berarti Rp1 juta, untuk berinvestasi logam mulia setiap bulan. Harga emas di bulan pertama adalah Rp1 juta per gram, maka kamu mendapatkan 1 gram emas dengan uang tersebut.
Lalu harga emas turun di bulan ke-2 jadi Rp750.000 per gram, maka kamu bisa saja dapat emas seberat 1,3 gram di bulan kedua seharga Rp1 juta. Kemudian di bulan ke-3 harga emas kembali turun jadi Rp500.000 per gram, dengan begitu dengan modal Rp1 juta, kamu bisa membeli emas 2 gram.
Ilustrasi Investasi Emas dengan Strategi DCA
Bulan ke- | Harga Emas (Rp/gr) | Nilai investasi (Rp) | Pembelian emas (gr) | Saldo Emas | Nilai Rata-Rata (Rp/gr) | |
gram | rupiah | |||||
1 | 1.000.000 | 1.000.000 | 1,00 | 1.00 | 1.000.000 | 1.000.000 |
2 | 750.000 | 1.000.000 | 1,33 | 2.33 | 2.000.000 | 857.143 |
3 | 500.000 | 1000.000 | 2,00 | 4.33 | 3.000.000 | 692.308 |
Maka seperti terlihat di dalam tabel, modal awal investor Rp3 juta dalam 3 bulan. Saldo emas yang dimiliki sebesar 4,33 gram setelah 3 bulan, dengan nilai rata-rata seharga Rp692.308 per gram.
2. Strategi Lump Sum
Sementara itu dalam strategi lump sum, seorang investor menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya.
Investasi dengan model lump sum memerlukan modal yang cukup besar sehingga bisa saja menyulitkan sebagian calon investor, terutama yang memiliki alokasi investasi pas-pasan. Dalam strategi lump sum juga, jika seorang investor bisa masuk di saat yang tepat yaitu ketika harga menyentuh level terendah, maka investor bisa meraih untung ketika menjual emas di harga tinggi. Tapi sayangnya, tidak ada yang bisa mengetahui kapan harga terendah itu terjadi.
Kelemahan investasi dengan cara ini adalah jika waktu yang digunakan untuk melakukan investasi kurang tepat dan investor tidak berorientasi jangka panjang. Saat harga emas turun ketika investor baru membelinya, maka dia bisa mengalami kerugian.
Makanya, tidak semua investor cocok dengan strategi lump sum. Alasannya seorang investor harus tahu momen ketika masuk dan memiliki dana yang cukup besar agar keuntungan maksimal.
3. Strategi Constant Share
Di sisi lain dengan strategi constant share, seorang investor bisa membeli emas secara rutin mengacu pada jumlah unitnya, bukan nilai uangnya seperti pada DCA. Kelebihan utama dari strategi constant share adalah investor dapat dengan mudah menghitung jumlah unit yang dimiliki dalam jangka waktu tertentu.
Hanya saja, jika memilih strategi constant share harus siap mengalokasikan dana investasi yang sangat bervariasi setiap bulannya. Hal tersebut tak lain karena harga emas setiap harinya berubah.
Sebagai gambaran penerapan strategi constant share, mari kita buat ilustrasi. Misalkan kamu rutin membeli emas logam mulia ukuran 1 gram tiap bulannya sejak 5 tahun lalu.
Maka dalam setahun, kamu bisa memiliki emas batangan sebesar 12 gram. Hingga misalnya dalam 5 tahun maka ukuran emas yang dimiliki sudah mencapai 60 gram.
Sumber: Bareksa.com
Investasi Emas untuk Pemula
Dari pilihan tiga strategi tersebut, manakah yang cocok untuk investor pemula? Jaza Yusron, Analis Treasury (PT Indonesia Logam Pratama) kepada Bareksa pada sebuah kesempatan beberapa waktu lalu menyarankan investor menggunakan metode investasi berkala alias Dollar Cost Averaging (DCA)
"Bisa memakai metode atau strategi Dollar Cost Averaging (DCA), dan harus selalu diingat untuk investasi wajib memakai uang dingin yakni uang yang apabila kita kehilangan tidak akan mengganggu keberlangsungan hidup kita," kata Jaza.
Menurut Jaza, strategi DCA bisa dipertimbangkan bagi investor emas pemula, terutama untuk membentuk kebiasaan dalam berinvestasi. Selain DCA, juga ada strategi lainnya dalam investasi emas. Namun ini sebaiknya disesuaikan dengan profil keuangan dan juga profil risiko investor.
Menurut Jaza sebenarnya kalau mau menerapkan strategi investasi modal sekali besar (lump sum), sebaiknya harus sudah bisa menganalisa dulu dan punya modal yang cukup besar, baru bisa menggunakan strategi lump sum.
Lebih lanjut Jaza menjelaskan, dalam strategi DCA seorang investor bisa mengecualikan apa yang mestinya diketahui jika memilih strategi lump sum. "Kalau DCA lebih casual, tidak perlu terlalu pusing mikirin pergerakan harga," kata Jaza.
Apapun pilihan strateginya, kamu bisa investasi emas di Bareksa melalui fitur Bareksa Emas.
Investasi Emas di Bareksa Emas
Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa. Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun. Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Mitra pengelolaan emas di Bareksa Emas, berlisensi sebagai pedagang emas digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Tertarik untuk investasi emas di Bareksa? Biar dapat cuan banyak dari investasi emas, untuk Kamu investor emas pemula, sebaiknya memastikan bahwa instrumen investasi ini cocok dengan profil risiko dan untuk jangka panjang.
Investasi Emas Aman dan Mudah, Klik di Sini
(Martina Priyanti/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.