Ingin Investasi Logam Mulia? Kenali Dulu 4 Penyebab Naik Turunnya Harga Emas
Jika kondisi ekonomi melemah maka biasanya harga emas naik
Jika kondisi ekonomi melemah maka biasanya harga emas naik
Bareksa.com - Salah satu instrumen investasi yang sudah lama dikenal adalah emas, baik dalam bentuk perhiasan maupun logam mulia. Emas dianggap sebagai salah satu instrumen investasi yang aman meski harganya kerap naik turun. Lalu, apa penyebab harga emas nampak dinamis atau naik turun, seperti tidak menentu?
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengungkapkan, harga emas Indonesia bergantung dari harga emas internasional dan nilai tukar.
"Biasanya harga emas internasional tergantung dari kebijakan moneter AS. Kalau kebijakan moneter longgar, suku bunga rendah dalam waktu cukup panjang, maka harga emas naik," ujar Anthony dilansir Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Promo Terbaru di Bareksa
Antony melanjutkan jika kondisi ekonomi lemah maka harga emas naik. Hal inilah yang menurut orang-orang merupakan tindakan yang tepat untuk alternatif saving.
Anthony menyatakan dalam setahun harga emas mengalami kenaikan 26,9 persen. Mengenai turunnya harga emas, Anthony mengatakan, kondisi ini merupakan penyesuaian permintaan saja.
"Kalau ekonomi membaik, investor akan mengalihkan ke investasi lainnya yang sudah murah, mengharapkan kenaikan harga akan lebih tinggi dari emas yang sudah stagnan," kata Antony.
Berikut empat penyebab naik turunnya emas :
1. Ketidakpastian Kondisi Global
Berbagai kejadian yang terjadi di sekeliling kita, seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang merupakan salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Krisis ekonomi pada 1998 silam serta pandemi virus corona membuat harga emas naik turun secara signifikan.
2. Penawaran dan Permintaan Emas
Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Jika permintaan emas lebih besar ketimbang penawarannya, maka harganya akan naik, sebaliknya, harganya akan turun apabila penawarannya lebih besar daripada permintaannya.
3. Kebijakan Moneter
Perlu investor ketahui, harga emas juga dipengaruhi dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat. Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga. Maka jika The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Alasannya, dollar menjadi kurang menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas.
4. Inflasi dan nilai tukar dollar Amerika Serikat
Inflasi diketahui juga menjadi faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik termasuk harga emas. Maka, semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas. Selain itu, harga emas juga sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS.
Alasannya, harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas Internasional yang dikonversi dari dollar AS ke dalam mata uang rupiah. Apabila nilai tukar rupiah terhada dollar AS melemah, maka harga emas lokal menguat atau tinggi, begitu pula sebaliknya.
Perlu investor ketahui pula bahwa harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dollar AS ke dalam mata uang rupiah. Jadi, jika nilai tukar rupiah terhada dollar AS melemah, maka harga emas lokal menguat atau tinggi, begitu pula sebaliknya.
Ingin investasi emas khususnya berupa logam mulia? Pastikan lebih dahulu ya bahwa instrumen investasi ini cocok dengan profil risiko Anda.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.