BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini: OJK Perpanjang Penundaan Kredit Setahun; Cukai Rokok Naik

Abdul Malik23 Oktober 2020
Tags:
Berita Hari Ini: OJK Perpanjang Penundaan Kredit Setahun; Cukai Rokok Naik
Sejumlah peserta menyimak paparan Direktur Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tris Yulianta sosialisasi layanan sistem elektronik pencatatan inovasi keuangan digital di ruangan OJK 'Innovation Center for Digital. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Antam dirikan anak usaha emas untuk IPO; Gopay dan OVO perbanyak kolaborasi; Jabar serap dana PEN Rp5 T

Bareksa.com - Berikut kumpulan berita dan informasi terkait ekonomi dan investasi yang disarikan dari berbagai media dan keterbukaan informasi, Jumat, 23 Oktober 2020.

OJK Perpanjang Penundaan Kredit

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal memperpanjang kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit selama setahun, dari sebelumnya berlaku hingga Maret 2021, jadi hingga Maret 2022. Hal ini setelah memperhatikan asesmen terakhir OJK terkait debitur restrukturisasi sejak diputuskannya rencana memperpanjang relaksasi ini 23 September lalu.

"Perpanjangan restrukturisasi ini sebagai langkah antisipasi untuk menyangga terjadinya penurunan kualitas debitur restrukturisasi," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (23/10/2020).

Promo Terbaru di Bareksa

"Namun kebijakan perpanjangan restrukturisasi diberikan secara selektif berdasarkan asesmen bank untuk menghindari moral hazar dan agar debitur tetap mau dan mampu melakukan kegiatan ekonomi dengan beradaptasi di tengah masa pandemi ini."

OJK segera memfinalisasi kebijakan perpanjangan restrukturisasi ini dalam bentuk POJK. Termasuk memperpanjang beberapa stimulus lanjutan yang terkait.

Stimulus tersebut termasuk pengecualian perhitungan aset berkualitas rendah (loan at risk) dalam penilaian tingkat kesehatan bank, governance persetujuan kredit restrukturisasi, penyesuaian pemenuhan capital conservation buffer. Lalu penilaian kualitas Agunan yang Diambil Alih (AYDA) serta penundaan implementasi Basel III.

Unit Emas Antam

Emiten BUMN tambang mineral, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berencana membuat anak usaha Logam Mulia di bisnis emas yang ditargetkan akan mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

General Manager Unit Geomin dan Technology Development Antam Tri Hartono mengatakan setelah anak usaha ini terbentuk, target berikutnya memang melantai di papan perdagangan BEI.

"Memang kita lagi menggodok, proses logam mulia menjadi anak perusahaan milik kita," paparnya dalam acara workshop Tambang untuk Peradaban secara secara daring, Kamis (22/10/2020).

Saat ini Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPP LM) Antam melayani pembelian emas secara online, serta memberikan informasi terbaru mengenai grafik harga emas Antam terkini.

UBPP Logam Mulia berkembang menjadi satu-satunya refinery di Indonesia yang masuk dalam Good Delivery List LBMA (London Bullion Market Association) dengan produk emas batangan sebagai top brand di Indonesia yang memberikan jaminan keaslian dan kemurnian 99,99 persen. Produk lainnya meliputi dinar, dirham, customized product, platinum labware, dan lainnya.

Lebih lanjut dia mengatakan saat ini ada tim transformasi emas di Antam untuk menyiapkan semua proses pendirian anak usaha Logam Mulia. Menurutnya untuk pasar logam mulia harus fleksibel ke depannya karena keberadaan market sudah ada.

Pandemi virus corona (Covid-19) yang membuat perekonomian global nyungsep ke jurang resesi membuat permintaan emas meningkat, tidak hanya secara global, tetapi juga di dalam negeri.

Tingginya permintaan logam mulia terlihat dari penjualan emas Antam di kuartal III-2020 yang mencapai 6.967 kg atau 223.994 troy ons. Penjualan tersebut meroket 147 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Sementara itu, jika dilihat sejak awal tahun sampai September atau 9 bulan, penjualan emas Antam mencapai 14.882 kg atau 478.467 troy ounce.

Cukai Rokok

Pemerintah dikabarkan telah menyelesaikan pembahasan untuk kenaikan tarif cukai rokok alias Cukai Hasil Tembakau (CHT) untuk 2021. Seperti diketahui, pemerintah biasa mengumumkannya di September atau awal Oktober 2020.

Berdasarkan sumber CNBC Indonesia yang mengetahui pembahasan terkait cukai, kenaikan cukai diajukan antara 13-20 persen. "Kemungkinan sudah final dan diputuskan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di sekitar 17 persen rata-rata untuk 2021," kata sumber tersebut, Rabu (21/10/2020).

Ia juga mengatakan di 2021 nanti belum ada tiering atau tingkatan untuk Harga Jual Eceran (HJE). Sementara keputusan ini resminya akan dikeluarkan pada Jumat 23 Oktober 2020. "Nanti Jumat besok diumumkan," tuturnya.

Kasubdit Tarif Cukai dan Harga Dasar Ditjen Bea Cukai Sunaryo ketika dikonfirmasi mengatakan keputusan belum bisa disampaikan. Ia mengatakan masih dalam pembahasan soal tarif cukai tersebut

Gopay dan OVO

GoPay dan OVO akan memperbanyak kolaborasi dengan berbagai perusahaan tahun depan, sebagai upaya meraup peluang untuk tumbuh.

Managing Director GoPay, Budi Gandasoebrata menilai bahwa layanan keuangan berbasis digital berpotensi untuk terus tumbuh tahun depan.

GoPay berkomitmen untuk berkolaborasi dengan semua pihak guna memanfaatkan peluang tersebut, khususnya untuk mendorong aktvitas transaksi tanpa kontak (contactless).

“Kami terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pihak agar penggunaan transaksi tanpa kontak dengan GoPay dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” kata Budi kepada Bisnis, Kamis (22/10/2020).

Sementara itu, CEO OVO Indonesia Jason Thompson mengatakan perseroan akan terus menjalin koloborasi, khususnya dengan perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, asuransi, dan peminjaman uang.

Dia meyakini bahwa ekosistem yang tertutup akan lebih sulit tumbuh dan sulit dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang terdapat di Indonesia. OVO juga meyakini bahwa layanan keuangan berbasis digital akan terus tumbuh pada tahun depan.

Sekadar catatan, selama pandemi Covid-19 OVO mengklaim mencatatkan lonjakan jumlah pengguna baru hingga 267 persen. Jumlah transaksi di dagang-el juga melesat hingga sebesar 110 persen. Dengan sejumlah catatan pertumbuhan tersebut, perseroan melakukan peningkatan anggaran sebesar 20 persen selama pandemi. “Kolaborasi akan membawa OVO pada profitabilitas,” kata Jason.

Dana PEN Jabar

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang dititipkan Pemerintah pusat melalui Bank Jabar Banten (Bjb) telah terserap seluruhnya.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan penyaluran uang sebesar Rp5 triliun itu hampir tersalurkan seluruhnya hingga Desember mendatang.

Dana dari pemerintah pusat tersebut ditujukan untuk memulihkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang terimbas pandemi Covid-19 dan infrastruktur padat karya untuk menyerap tenaga kerja.

Menurutnya, dana PEN dari pusat sebesar Rp2,5 triliun dan dana BJB Rp2,5 triliun tersebut dipastikan sudah tersalurkan hampir seluruhnya.

"Dana itu sudah habis, performa penyalurannya sudah habis," kata Kang Emil dalam siaran pers, Kamis (22/10).

Penerima dana PEN dari BJB didominasi oleh sektor konstruksi dan perdagangan. Kang Emil mengatakan, total sudah ada Rp4,98 triliun diberikan kepada pihak yang membutuhkan dana pemulihan ekonomi.

Pemerintah pusat memastikan telah memberikan pinjaman kepada dua daerah yang terdampak virus corona (Covid-19) cukup dalam, yakni Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jabar. Melalui dana pinjaman dari pemerintah pusat, Kang Emil berharap, Provinsi Jabar bisa bangkit lebih awal dalam upaya pemulihan ekonomi.

(Hanum Kusuma Dewi)


* * *

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua