Milenial Mau Investasi Mulai Dari Mana? Ikuti Tips Keuangan ala Nabi Yusuf
Budi Hikmat menyarankan kaum muda mengubah mindset menabung menjadi berinvestasi
Budi Hikmat menyarankan kaum muda mengubah mindset menabung menjadi berinvestasi
Bareksa.com - Kalangan muda dari generasi milenial (lahir 1980-1995) hendaknya sudah mulai berinvestasi untuk mempersiapkan masa tua atau pensiun nanti.
Budi Hikmat, Chief Investment Strategist & Direktur PT Bahana TCW Investment Management menjelaskan bahwa kaum muda harus berinvestasi agar bisa hidup tenang dan tidak memberatkan anak cucu nantinya. "Jangan sampai tuwir sebelum tajir," ungkapnya dalam video conference bersama Bareksa, Sabtu, 19 April 2020.
Sebagai pendiri komunitas Nabi Yusuf, Budi mengambil contoh dari kisah Nabi Yusuf yang diceritakan baik dalam Kitab Suci Alquran maupun Perjanjian Lama. "Nabi Yusuf tidak hanya pria tampan yang tahan godaan, dia juga seorang ekonom, fund manager," jelasnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Terinspirasi dari kisah inklusif yang tanpa membeda-bedakan agama atau kepercayaan, Budi membagi tiga fase dalam pengelolaan keuangan, yakni growth (pertumbuhan), protection (perlindungan) dan distribution (pembagian). Dalam Alquran, kisah ini ada dalam Surat Yusuf ayat 47.
Tabel Saran Nabi Yusuf dan Pengelolaan Keuangan
Sumber: Presentasi Budi Hikmat, diolah Bareksa
Budi menjelaskan, dari sisi seorang fund manager, fase pertumbuhan adalah menaruh dana investasi di instrumen dengan pertumbuhan tinggi, yakni saham dan properti. Kemudian, fase protection adalah menaruh di instrumen surat berharga negara. Terakhir fase distribution adalah menaruh di produk terstruktur (structured product) yang ditawarkan oleh bank.
"Untuk milenial sekarang, berbahagialah karena instrumen sekarang sudah lengkap, tidak seperti di zaman dulu saya masih muda. Marketplace Bareksa is a good thing, sebab bukan stock picking, tetapi asset class," katanya.
Maksud pemilihan asset class (kelas aset) di sini adalah memilih produk berdasarkan kelas asetnya. Bila melihat pemilihan saham sebagai sesuatu yang perlu keahlian, kita investor awam bisa mencari produk yang dikelola oleh profesional, yakni reksadana. Reksadana saham berisikan mayoritas saham dan dikelola oleh manajer investasi sehingga cocok buat investor yang tidak punya banyak waktu memantau asetnya.
Kemudian, sebagai alternatif untuk produk Surat Berharga Negara (SBN), ada reksadana pendapatan tetap yang isinya adalah obligasi. Terakhir, structured product juga mirip dengan reksadana pasar uang yang memiliki risiko sangat rendah.
Setelah memahami tiga fase tersebut (growth, protection and distribution), investor juga perlu memahami produk yang resmi dan bisa membedakan dengan investasi bodong. Sejumlah risiko yang perlu dikenali dalam berinvestasi adalah risiko kembalinya modal, keuntungan dari modal, dan risiko likuiditas.
Risiko kembalinya modal (credit risk of return capital) itu harus melihat apakah pokok investasi bisa kembali. Lalu besaran keuntungan dari modalnya, bila terlalu tinggi atau keuntungan pasti itu perlu dipertanyakan.
Selanjutnya, berkaitan dengan likuiditas, investasi tidak hanya bisa masuk tetapi bisa keluar (dicairkan). Tiga hal tersebut yang harus diperhatikan agar tidak terjebak investasi bodong (penipuan).
Menanam Keberuntungan
Budi menilai investasi itu ibarat menanam keberuntungan, sehingga ada proses yang tidak instan. "Menanam itu adalah proses, untuk mendapatkan keberuntungan atau hasil," katanya.
Instrumen SBN bisa menjadi satu cara menghindari investasi bodong. Bagi masyarakat awam, perlu diketahui bahwa SBN dijamin oleh Undang-Undang sehingga pokok maupun bunganya sudah dialokasikan dalam APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara).
"Cuan (imbal hasil) SBN lebih besar daripada deposito dan inflasi, selain itu lebih likuid," katanya.
Maka dari itu, Budi mengingatkan bagi para pemuda untuk mengubah pandangan (mindset) dari yang hanya tahu menabung menjadi mulai berinvestasi. "Menabung itu hanya untuk orang tua."
Dia memberikan gambaran bahwa menabung di bank hanya memberikan return (imbal hasil) kecil, kisaran 5 persen dalam 10 tahun. Padahal bila kita bisa membeli saham bank, atau reksadana yang berisikan saham bank, imbal hasilnya bisa sampai 22 persen setahun.
Selain itu, para pemuda juga disarankan untuk menjauhi berutang yang tidak produktif. Maksudnya di sini, utang tidak produktif adalah yang tidak menambah penghasilan tetapi justru menjadi beban di masa depan.
Dalam hal ini, para milenial bisa membalik pemikiran sehingga lebih memilih untuk mengumpulkan uang terlebih dahulu baru bisa membelanjakannya. Caranya adalah dengan menyisihkan uang untuk investasi, dan jangan terbawa gengsi atau tekanan teman sebaya.
"Ingat mereka yang punya masa depan itu yang mempersiapkan masa depan," tutupnya.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.