BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Apakah Bisa Investasi Reksadana Rutin Tapi Nominal Beda?

Bareksa09 Desember 2019
Tags:
Apakah Bisa Investasi Reksadana Rutin Tapi Nominal Beda?
Ilustrasi wanita sedang berpikir bingung mempertimbangkan investasi reksadana saham obligasi surat utang negara sambil memegang pensil di depan komputer laptop dan tablet gadget.

Secara umum, ada tiga strategi investasi rutin yang bisa dipilih investor

Bareksa.com - Investasi adalah menyimpan uang dalam instrumen/produk investasi dengan harapan nilai uang kita akan bertumbuh. Berbeda dengan menabung, investasi memiliki potensi keuntungan (imbal hasil) dari pertumbuhan nilai dari modal yang ditanamkan.

Salah satu produk investasi yang bisa dipilih bagi masyarakat awam adalah reksadana. Reksadana adalah kumpulan dana masyarakat pemodal (investor) yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan ke dalam berbagai aset seperti saham, obligasi dan pasar uang.

Investasi reksadana ini sendiri dianggap sebagai tipe investasi yang sederhana dan cocok untuk mereka yang memiliki keinginan untuk berinvestasi jangka panjang tetapi tidak memiliki waktu ataupun pengetahuan lebih untuk melakukan investasi secara langsung di pasar modal.

Promo Terbaru di Bareksa

Sebagian orang yang sangat awam sering bingung atau bertanya-tanya, bagaimana strategi investasi terbaik yang bisa mendapatkan keuntungan paling optimal. Kalau ingin investasi rutin, apakah bisa investasi rutin di reksadana tapi nominalnya berbeda?

Tentu saja bisa, karena investasi di reksadana sangat fleksibel tergantung dengan kemauan dan kemampuan investor. Nah, ada beragam strategi investasi yang bisa dipilih oleh investor tergantung kemampuan dan jangka waktu atau periode investasi.

Untuk investor awam, secara umum ada tiga jenis strategi yang dipergunakan dalam investasi reksadana secara rutin yaitu strategi dollar cost averaging (DCA), constant share (CS), dan yang terakhir adalah value averaging. Berikut ulasannya.

1. Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

Dalam strategi ini, investor melakukan investasi secara berkala dengan nilai yang tetap dalam mata uang (dolar atau rupiah). Investasi ini bisa dilakukan seminggu sekali, sebulan sekali atau tiga bulan sekali selama periode tertentu.

Contohnya, seorang investor memilih untuk melakukan investasi Rp1 juta setiap bulannya, untuk membeli reksadana selama 3 tahun lamanya. Jumlah uang tersebut bisa dipergunakan untuk membeli reksadana yang sama dalam jumlah unit penyertaan yang berbeda setiap bulannya, tergantung dari nilai aktiva bersih (NAB) per unit atau harga reksadana tersebut di pasar.

Jenis strategi yang satu ini tidak mengacu atau melihat kondisi pasar yang ada. Jadi, investor tetap akan berinvestasi terlepas apakah kondisi pasar sedang naik atau turun. Penggunaan strategi ini cocok diterapkan bagi mereka yang memiliki modal investasi yang kecil dan masih pemula.

Ada sejumlah kelebihan dari strategi ini, yaitu:

• investor berkesempatan mendapatkan harga rata-rata dari investasi
• lebih terjangkau bagi investor pemula yang memiliki dana terbatas
• risiko lebih kecil karena pembelian berkala
• lebih praktis karena bisa mengatur pembelian otomatis dalam waktu tertentu, melalui sistem autodebet


2. Strategi Constant Share (CS)

Berbanding terbalik dengan strategi DCA, strategi CS tidak mendasarkan pada jumlah uang, melainkan pada jumlah unit yang dibeli secara berkala dalam jangka waktu tertentu.

Sebagai contoh, seorang investor berencana membeli 100 unit yang sama setiap bulannya, selama 3 tahun lamanya. Jumlah uang yang dikeluarkan akan berbeda setiap bulannya tergantung dari harga NAB di pasar.

Kelebihan utama dari strategi ini adalah si investor dapat dengan mudah menghitung jumlah unit yang mereka miliki dalam jangka waktu tertentu. Namun tentu saja, biaya yang dikeluarkan bisa sangat bervariasi dan bisa jadi jauh lebih besar. Sebab harga NAB sebuah unit bisa turun ataupun naik dengan drastis dalam jangka waktu yang cukup singkat.

Illustration

3. Strategi Value Averaging

Strategi ini mengacu pada upaya penambahan nilai investasi yang tetap dan berkala. Strategi ini lebih mengutamakan agar nilai investasi kita bertambah dengan tetap baik dengan menggunakan nilai nominal ataupun persentase.

Langkah awal yang hendak dilakukan investor adalah dengan menetapkan nilai investasi yang harus dimiliki oleh setiap investor secara berkala.

Contohnya sebagai berikut :

• Bila investor menggunakan nilai nominal dan ingin agar nilai investasinya bertambah Rp1 juta setiap bulannya, maka yang perlu dilakukan adalah menyetor dana awal sebesar Rp1 juta, lalu di bulan kedua dia perlu menghitung nilai investasi yang sudah ada. Bila nilai investasi sudah mencapai Rp1,1 juta, maka mereka tinggal menambah investasi Rp900 ribu, dan begitu seterusnya.

• Bila menggunakan nilai persentase dan si investor ingin agar investasinya bertumbuh 10 persen setiap bulannya, maka yang bisa dilakukan investor adalah menyetor dana awal sebesar Rp1 juta, lalu di bulan kedua mereka harus bisa meningkatkan nilai investasi menjadi Rp1 juta x 10 persen menjadi Rp1,1 juta. Bila pada bulan kedua nilai investasinya mencapai Rp1,05 juta, maka dia hanya perlu menambah Rp50 ribu saja untuk bisa memenuhi target, dan begitu seterusnya.

Kelebihan strategi ini adalah investor bisa menentukan nilai hasil investasinya pada akhir periode, asal bisa berkomitmen untuk menambah dana yang semakin besar seiring dengan pertumbuhan modalnya.

Dari ketiga strategi investasi reksadana tersebut, mana yang cocok buat kamu?

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana lainnya di sini.

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua