Berita Hari Ini : Daftar Kabinet Indonesia Maju, Wajah Lama Menteri Ekonomi
BI diprediksi pangkas suku bunga acuan jadi 5 persen, GOJEK tetap ekspansif pasca Nadiem jadi menteri
BI diprediksi pangkas suku bunga acuan jadi 5 persen, GOJEK tetap ekspansif pasca Nadiem jadi menteri
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 22 Oktober 2019 :
Menteri Kabinet Indonesia Maju
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan nama-nama menteri anggota kabinet pemerintahannya lima tahun ke depan periode 2019-2024. Jokowi memperkenalkan susunan kabinetnya dengan nama "Kabinet Indonesia Maju".
Promo Terbaru di Bareksa
Dilansir Kontan, Jokowi memperkenalkan nama-nama menterinya sambil lesehan duduk bersama para menteri di tangga Istana Merdeka Jakarta, Rabu (23/10) pagi. Berikut nama-nama menteri dan jabatannya yang resmi diumumkan Jokowi :
1. Prof Mahfud MD, Menko Polhukam
2. Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian
3. Prof Muhadjir Effendy, Menko PMK
4. Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi
5. Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan
6. Pratikno, Menteri Sekretaris Negara
7. Mohammad Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri
8. Retno LP Marsudi, Menteri Luar Negeri
9. Fachrul Razi, Menteri Agama
10. Yassona Hamonangan Laoly, Menteri Hukum dan HAM
11. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan
12. Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
13. Terawan Agus Putranto, Menteri Kesehatan
14. Juliari Batubara, Menteri Sosial
15. Ida Fauziah, Menteri Tenaga Kerja
16. Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian
17. Agus Suparmanto, Menteri Perdagangan
18. Arifin Tasrif, Menteri ESDM
19. Basuki Hadimuljo, Menteri Pekerjaan Umum.
20. Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan
21. Jhonny G Plate, Menteri Komunikasi dan Informasi
22. Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian
23. Siti Nurbaya Bakar, Menteri LHK dan Kehutanan
24. Edhy Prabowo, Menteri Kelautan dan Perikanan
25. Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
26. Sofyan Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang
27. Suharso Monoarfa, Menteri PPN dan Kepala Bappenas
28. Tjahjo Kumolo, Menpan RB
29. Erick Thohir, Menteri BUMN
30. Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM
31. Wisnutama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
32. I Gusti Ayu Bintang Puspayoga, Menteri PPPA
33. Bambang Brojonegoro, Menristek dan Kepala Riset Invonasi Nasional
34. Zainuddin Amali, Menpora
35. Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan RI
36. Pramono Anung, Sekretaris Kabinet
37. Bahlil Lahadalia , Kepala BKPM
38. ST Burhanuddin, Jaksa Agung
Jokowi mengatakan lima tahun ke depan pemerintahannya akan fokus ke pengembangan sumber daya manusia (SDM), penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan UMKM.
Usai mengumumkan nama para menteri, Jokowi menyampaikan 7 pesan bagi para menteri dalam menjalankan tugasnya.Yakni pertama, jangan korupsi. Kedua, tidak ada visi misi menteri yang ada visi misi presiden dan wakil presiden. Ketiga, harus kerja cepat dan produktif. Keempat, jangan terjebak pada rutinitas. Kelima, kerja berorientasi hasil nyata. Keenam, selalu mengecek permasalahan di lapangan. Ketujuh, harus serius dalam bekerja
Menteri Ekonomi
Munculnya wajah-wajah lama dalam Kabinet Kerja Jilid II Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dinilai tak akan hambat munculnya kebijakan ekonomi yang inovatif untuk menghadapi kondisi global.
Dilansir Bisnis.com, sejumlah wajah lama kembali mengisi pos menteri yang sebelumnya mereka duduki. Menteri Keuangan akan kembali dijabat Sri Mulyani Indrawati, sedangkan Basuki Hadimuljono kemungkinan besar akan kembali mengisi pos Menteri PUPR.
Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Yose Rizal Damuri menyambut kembalinya sejumlah nama lama menjadi menteri.
Menurut Yose, sejumlah orang lama yang kembali ditunjuk Presiden Joko Widodo terbilang berprestasi di posnya masing-masing. Mereka cenderung memiliki kinerja di atas rata-rata dibandingkan dengan menteri-menteri atau kepala instansi lainnya.
Ia mencontohkan Sri Mulyani yang berhasil mengembalikan kredibilitas anggaran. Di bawah eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, pemerintah tidak pernah lagi mengajukan APBN Perubahan (APBN-P) sejak 2018. Yose meyakini hal ini tidak akan menghambat munculnya inovasi-inovasi kebijakan di bidang ekonomi. Sebaliknya, wajah-wajah lama tersebut dapat langsung menerapkan rencana yang sebelumnya telah ia canangkan.
"Biasanya kalau berganti menteri pasti akan melewati periode transisi dahulu. Hal ini akan menghambat pemberlakuan kebijakan yang dapat berdampak positif bagi Indonesia," jelas Yose.
Ia melanjutkan, menteri lama yang kembali ditunjuk presiden akan melompati periode tersebut. Mereka dapat langsung melakukan evaluasi rencana dan kebijakan yang dinilai kurang berdampak atau tidak sesuai dengan program nasional 5 tahun ke depan. "Menurut saya justru akan berdampak bagus. Toh, Pak Jokowi hitungannya juga orang lama," tutupnya.
Suku Bunga Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) diperkirakan kembali menurunkan suku bunga acuan bulan ini. Jika terjadi, maka Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat sudah empat kali menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sejak awal tahun.
BI akan menggelar Rapat Dewan Gubenur (RDG) pada 23-24 Oktober. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan turun 25 basis poin (bps) menjadi 5 persen.
Tahun lalu, BI menaikkan suku bunga acuan sampai enam kali. Mungkin untuk 'menebus dosa', BI berbalik menurunkan suku bunga secara agresif.
GOJEK
Menyusul mundurnya Nadiem Makarim dari Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo yang kini memimpin startup tersebut menyatakan akan tetap membawa perusahaan itu berekspansi. Dalam pernyataan resmi, Selasa (22/10/2019), Gojek menyampaikan di bawah kepemimpinan Kevin dan Andre, perusahaan tersebut telah memproses lebih dari 2 miliar transaksi per tahun.
Penggalangan dana yang dilakukan juga mampu menarik minat sejumlah perusahaan kelas dunia, seperti Google, Tencent, Mitsubishi, Visa, AIA, dan Astra, dengan saham seri F diperkirakan mampu meraih pendanaan lebih dari US$2 miliar. Ekspansi pun sudah dilakukan di Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Adapun di rumah sendiri, Gojek diklaim telah menjadi aplikasi on-demand yang paling banyak digunakan. Layanan pesan antar makanan dan pembayaran digitalnya bahkan memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan layanan ride hailing-nya.
“Kami berterima kasih kepada Nadiem atas visinya dan kerja samanya dengan kami dalam beberapa tahun terakhir untuk menciptakan hal yang menjadi besar dan berdampak luas, lebih dari yang pernah kita bayangkan,” demikian pernyataan bersama Kevin dan Andre dikutip Bisnis.com.
(*)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.