BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IMF Bilang BI Bisa Turunkan Suku Bunga Lagi, Asal Ada 2 Syarat Ini

02 Agustus 2019
Tags:
IMF Bilang BI Bisa Turunkan Suku Bunga Lagi, Asal Ada 2 Syarat Ini
International Monetary Fund Managing Director Christine Lagarde (L) is greeted by Bank Indonesia's Deputy Governor Perry Warjiyo (R) at the Jakarta International Airport August 31, 2015. REUTERS/Stephen Jaffe/IMF/Handout via Reuters

Jika suku bunga acuan turun lagi, reksadana pendapatan tetap masih bisa tumbuh lebih tinggi

Bareksa.com - Dana Moneter Internasional (IMF) mendukung langkah Bank Indonesia (BI) untuk melonggarkan kebijakan suku bunga. IMF menilai, BI bahkan masih memiliki ruang yang cukup untuk melakukan penurunan suku bunga lanjutan ke depan, dengan beberapa syarat.

Dalam laporan bertajuk Article IV Consultation tahun 2019, yang terbit Kamis (1 Agustus 2019), IMF memadang capaian inflasi Indonesia sepanjang tahun ini relatif stabil dan rendah. Berdasarkan rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Juli tercatat 0,31 persen secara bulanan atau 3,32 persen secara tahunan.

“Memandang ke depan, ada ruang bagi BI untuk secara hati-hati melonggarkan stance kebijakan moneternya,” terang Dewan Direktur IMF dalam laporan tersebut.

Promo Terbaru di Bareksa

Seperti yang diketahui, untuk mengatasi dampak arus keluar modal asing yang deras sepanjang tahun 2018, BI memutuskan mengerek suku bunga acuan secara agresif sebanyak 175 basis poin (bps). Langkah tersebut, diiringi dengan bauran kebijakan makroprudensial yang mengetat, dinilai IMF efektif meredam tekanan ekonomi tahun lalu.

Bank Indonesia Bisa Turunkan Suku Bunga Lagi, Ini 2 Syarat dari IMF

IMF menilai BI mulai dapat mengambil kebijakan suku bunga yang lebih akomodatif. Namun, langkah tersebut harus sangat hati-hati dan berdasarkan hasil monitor yang ketat terhadap perkembangan indikator-indikator ekonomi Indonesia.

Pertama, IMF memandang BI dapat menurunkan suku bunga acuan selama tidak ada tekanan serius terhadap neraca modal. Di sisi lainnya, BI disarankan memantau serius dampak dari kebijakan penurunan suku bunga acuan terhadap arus masuk modal.

“BI perlu memonitor secara ketat dampak (pelonggaran suku bunga) terhadap capital inflow, nilai tukar rupiah, dan kinerja keuangan perusahaan dan perbankan,” terang IMF.

Kedua, meski menyarankan BI melonggarkan kebijakan suku bunga, IMF tidak menyarankan hal yang sama untuk kebijakan makroprudensial. Menurut IMF, tidak ada lagi ruang bagi BI untuk melonggarkan lebih lanjut kebijakan makroprudensialnya.

“Justru, BI sebaiknya mengukur dan mengevaluasi dampak dari relaksasi kebijakan makroprudensial yang belakangan sudah diambil,” lanjut IMF.

Pasalnya, menjaga dan mengelola penyangga likuditas (liquidity buffer) seperti giro wajib minimum, menurut IMF, tetap penting. Ini untuk memastikan perbankan memiliki amunisi yang cukup untuk mengantisipasi gejolak finansial yang mungkin terjadi tiba-tiba di depan.

Proyeksi Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Jika Suku Bunga Turun

Menurut analisis Bareksa, salah satu pertimbangan penurunan suku bunga lanjutan di Indonesia akan sangat tergantung kepada pergerakan rupiah. Sebab defisit neraca berjalan Indonesia masih bergantung kepada masuknya arus modal asing untuk untuk menutup defisit.

Guna menarik masuk dana asing, maka tergantung pada suku bunga yang diberikan dan perkiraan depresiasi rupiah. Sehingga kestabilan rupiah akan menentukan kenyamanan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga di bulan Juli mendatang.

Jika BI menurunkan suku bunga di level 5,5 persen maka return reksadana pendapatan tetap diprediksi bisa tumbuh di 9 - 10 persen. Sedangkan, jika BI ekstrem menurunkan suku bunga hingga ke level 5 persen, maka pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh di atas 10 persen.

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. (KA02/hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua