Kini Hadir di Bareksa, Tiga Reksadana Prospera AM Berkinerja Cemerlang
Prospera Saham SMC, Prospera Balance, dan Prospera Dana Lancar bisa melampaui acuannya dalam setahun terakhir
Prospera Saham SMC, Prospera Balance, dan Prospera Dana Lancar bisa melampaui acuannya dalam setahun terakhir
Bareksa.com - Pilihan produk reksadana yang tersedia di marketplace investasi Bareksa semakin beragam dengan datangnya tujuh produk yang dikelola oleh PT Prospera Asset Management. Menurut jenisnya, pendatang baru di Bareksa ini terdiri dari tiga reksadana saham, dua reksadana pendapatan tetap, satu reksadana campuran dan satu reksadana pasar uang.
Tiga reksadana saham adalah Prospera Saham SMC, Prospera BUMN Growth Fund, dan Prospera Bijak. Yang termasuk jenis reksadana pendapatan tetap adalah Prospera Obligasi dan Prospera Obligasi Plus. Sementara itu, Prospera Balance adalah reksadana campuran dan Prospera Dana Lancar termasuk jenis pasar uang.
Dalam artikel ini, Bareksa akan mengulas tiga produk, yakni Prospera Saham SMC, Prospera Balance, dan Prospera Dana Lancar. Ketiga produk dari jenis berbeda ini memiliki kinerja yang baik dan telah mencatatkan keuntungan lebih tinggi daripada rata-rata reksadana sejenis dalam setahun terakhir.
Promo Terbaru di Bareksa
Reksadana saham ini diluncurkan pada 20 April 2017. Reksadana ini memiliki nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) Rp1.681,00 pada 11 April 2019.
Prospera Saham SMC memiliki kinerja yang cukup cemerlang, hingga bisa mengalahkan indeks acuannya. Reksadana ini mencatat keuntungan 12,41 persen dalam setahun terakhir (per 11 April 2019), lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan pasar modal dengan return 0,77 persen.
Selain itu, kinerja Prospera Saham SMC juga mengalahkan rata-rata reksadana sejenis, tercermin dalam Indeks Reksadana Saham Bareksa yang justru mencatat imbal hasil negatif 3,61 persen. Dalam hampir dua tahun sejak peluncurannya, reksadana ini sudah bertumbuh 68,10 persen.
Grafik Perbandingan Return Reksadana Prospera Saham SMC dengan IHSG dan Indeks Reksadana Saham
Sumber: Bareksa.com
Kinerja reksadana ini juga tercermin dalam Barometer Bareksa yang mendapat nilai sempurna 5 dari skala 5. Dari sisi return, reksadana ini juga mencatat nilai 5 dari skala 5, sementara risikonya sedang dengan nilai 3 dari skala 5.
Nilai dana kelolaan (asset under management/AUM) Prospera Saham SMC sudah mencapai Rp343 miliar per Maret 2019.
Berdasarkan prospektus, tujuan reksadana Prospera Saham SMC adalah memeroleh pertumbuhan investasi yang optimal dalam jangka panjang dengan memanfaatkan pertumbuhan pasar modal Indonesia, utamanya dengan berinvestasi pada perusahaan berkapitalisasi kecil dan menengah.
Adapun kebijakan investasi reksadana ini menurut fund fact sheet Maret 2019, adalah minimum 80 persen dan maksimum 100 persen dari Nilai Aktiva Bersih pada Efek bersifat ekuitas. Kemudian, minimum nol persen dan maksimum 20 persen dari Nilai Aktiva Bersih pada Efek Bersifat Utang.
Per Maret 2019, reksadana ini menyebutkan 10 saham yang menjadi aset terbesar (top holdings) dalam portofolionya, yakni PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bintraco Dharma Tbk (CARS), PT HK Metals Utama Tbk (HKMU), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD), PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Reksadana ini bekerja sama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai bank kustodian. Di Bareksa, reksadana saham ini bisa dibeli dengan modal awal hanya Rp100.000 saja.
Reksadana campuran ini telah diluncurkan sejak 15 Juni 2005. Per 11 April 2019, Prospera Balance telah memiliki NAB/UP sebesar Rp4.709,51.
Kinerja reksadana ini cukup cemerlang sehingga bisa melampaui IHSG dalam waktu setahun terakhir. Dengan pertumbuhan 9,62 persen setahun terakhir (per 11 April 2019), Prospera Balance mengalahkan kinerja IHSG yang hanya tumbuh 0,77 persen.
Selain itu, kinerja Prospera Balance juga mengalahkan rata-rata reksadana sejenis, tercermin dalam Indeks Reksadana Campuran Bareksa yang justru mencatat imbal hasil negatif 0,42 persen.
Grafik Perbandingan Return Reksadana Prospera Balance dengan IHSG dan Indeks Reksadana Campuran
Sumber: Bareksa.com
Dalam jangka waktu yang lebih panjang, Prospera Balance memiliki performa yang lebih tinggi lagi. Imbal hasilnya mencapai 187,41 persen dalam 10 tahun terakhir. Bahkan, semenjak peluncurannya sekitar 14 tahun lalu, reksadana ini mencatat pertumbuhan hampir lima kali lipat atau 370,95 persen.
Kinerja reksadana ini juga tercermin dalam Barometer Bareksa yang mendapat nilai nyaris sempurna, yakni 4,5 dari skala 5. Dari sisi return, reksadana ini juga mencatat nilai 4 dari skala 5, sementara risikonya rendah dengan nilai 2 dari skala 5.
Per Maret 2019, dana kelolaan reksadana ini sudah mencapai Rp150,15 miliar.
Menurut prospektusnya, Prospera Balance bertujuan untuk memberikan hasil investasi yang maksimal dalam jangka panjang melalui investasi pada efek berpendapatan tetap dan efek ekuitas.
Adapun kebijakan investasi reksadana ini berdasarkan fund fact sheet Maret 2019 adalah minimum 5 persen dan maksimum 90 persen pada Efek Pendapatan Tetap, minimum 5 persen dan maksimum 90 persen pada Efek bersifat Ekuitas, kemudian minimum 5 persen dan maksimum 90 persen pada Instrumen Pasar Uang.
Per Maret 2019, reksadana ini menyebutkan 10 aset terbesar (top holdings) dalam portofolionya berupa saham dan obligasi. Aset-aset tersebut antara lain: saham PT Astra International Tbk (ASII), saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), saham PT Bintraco Dharma Tbk (CARS), saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), saham PT Indosat Tbk (ISAT), saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap III Tahun 2018, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Obligasi Subordinasi II Bank CIMB Niaga Tahun 2010, dan saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS).
Reksadana ini bekerja sama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai bank kustodian. Prospera Balance bisa dibeli di Bareksa dengan nilai pembelian awal Rp250.000 dan pembelian selanjutnya Rp100.000.
Meluncur sejak 25 Agustus 2016, reksadana pasar uang ini kini telah memiliki NAB/UP Rp1.191,75. Nilai dana kelolaan Prospera Dana Lancar per Maret 2019 sudah mencapai Rp175,14 miliar.
Bila dibandingkan dengan rata-rata reksadana sejenis, Prospera Dana Lancar memiliki kinerja yang lebih baik. Prospera Dana Lancar bisa membukukan return 6,74 persen setahun terakhir (per 11 April 2019), lebih tinggi dibandingkan Indeks Reksadana Pasar Uang yang hanya naik 4,79 persen.
Grafik Perbandingan Return Reksadana Prospera Dana Lancar dengan Indeks Reksadana Pasar Uang
Sumber: Bareksa.com
Kinerja reksadana ini juga tercermin dalam Barometer Bareksa yang mendapat nilai sempurna 5 dari skala 5. Dari sisi return, reksadana ini mencatat nilai 4 dari skala 5, sementara risikonya sangat rendah dengan nilai 1 dari skala 5.
Menurut prospektusnya, Prospera Dana Lancar bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang optimal berupa pertumbuhan nilai investasi dan memberikan tingkat likuiditas yang tinggi guna memenuhi kebutuhan dana tunai dalam waktu yang relatif singkat. Adapun kebijakan investasi reksadana ini adalah 100 persen pada instrumen pasar uang.
Berdasarkan fund fact sheet Maret 2019, reksadana ini memiliki lima aset terbesar dalam portofolionya, yakni Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap I Tahun 2018 Seri A, Obligasi Berkelanjutan Indonesia EximBank II Tahap V Tahun 2015 Seri C, Obligasi Berkelanjutan I Bumi Serpong Damai Tahap I Tahun 2012 Seri C, Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multigriya Finansial Tahap VII Tahun 2017 Seri B, dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap I Tahun 2012.
Reksadana ini bekerja sama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai bank kustodian. Prospera Balance bisa dibeli di Bareksa dengan nilai pembelian awal Rp100.000 saja.
* * *
Demikian ulasan tiga produk dari Prospera dengan jenis berbeda yang bisa menjadi pilihan investasi. Untuk membelinya, silakan login di Bareksa menggunakan akun Anda.
Perlu diingat, ketiga jenis reksadana tersebut memiliki karakteristik berbeda sehingga perlu disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda.
Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(ADV)
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.