Laba BBTN Naik dan BDMN Turun di Kuartal I, Namun Kinerja Saham Sebaliknya
Saham BBTN anjlok 29,3 persen, saham BDMN justru meroket 25,46 persen
Saham BBTN anjlok 29,3 persen, saham BDMN justru meroket 25,46 persen
Bareksa.com - Sebanyak dua bank yang termasuk dalam kelas BUKU III atau bank dengan modal inti di atas Rp5 triliun mengumumkan kinerja kuartal I 2019. Kendati berada di level BUKU yang sama, namun kedua bank tersebut membukukan kinerja yang berbeda.
Bank pertama, yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) yang mencetak laba bersih Rp723 miliar pada kuartal I 2019. Laba ini naik 5,67 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp684 miliar.
Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang tercatat Rp6,42 triliun atau naik 21,69 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp5,27 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara untuk kredit, bank yang fokus pada pembiayaan perumahan ini berhasil menyalurkan kredit Rp242,13 triliun atau naik 19,57 persen year on year (yoy), dari Rp 202,5 triliun pada kuartal I 2018.
Pertumbuhan kredit tersebut bersumber dari lini sektor perumahan dan non-perumahan. Di sektor perumahan, kredit tercatat tumbuh 19,11 persen yoy dari Rp184,46 triliun pada akhir Maret 2018, menjadi Rp219 triliun di akhir Maret 2019. Sementara rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) BTN berada di level 2 persen.
Pertumbuhan kredit tersebut mendorong kenaikan aset perseroan 16,47 persen yoy dari Rp258,73 triliun pada kuartal I 2018 menjadi Rp301,34 triliun pada kuartal I 2019. Sementara untuk dana pihak ketiga atau DPK yang diraih BTN pada kuartal pertama ini tercatat Rp215,82 triliun atau naik 10,98 persen yoy dari Rp194,48 triliun di periode yang sama tahu lalu.
Berbeda dengan BTN, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatatkan laba bersih Rp933 miliar pada kuartal I 2019 atau turun 11 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp1,04 triliun.
Meski laba menurun, namun perseroan masih membukukan pertumbuhan kredit dan trade finance Rp138 triliun pada kuartal I 2019, bertumbuh 6 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh permintaan konsumen yang kuat di sejumlah segmen kunci, seperti consumer mortgage dan pembiayaan kendaraan bermotor melalui Adira Finance.
Bank Danamon juga mencatatkan aset yang sehat, dengan posisi rasio kredit bermasalah atau non performing loans (NPL) menjadi 2,8 persen dibandingkan 3,2 persen periode tahun sebelumnya.
Sedangkan rasio biaya kredit atau cost of credit ratio berada pada posisi 2,4 persen pada akhir kuartal I 2019 dibandingkan 2,5 persen setahun sebelumnya.
Rasio kecukupan modal Bank Danamon atau capital adequacy ratio (CAR) menjadi salah satu yang diandalkan perusahaan. CAR konsolidasi dan CAR Bank Only masing-masing berada di posisi 22 persen dan 22,8 persen.
Dari sisi harga saham, meski perolehan laba BBTN meningkat, namun tren harga saham BBTN cenderung menurun. Padahal BBTN juga baru saja melakukan aksi korporasi, yakni mengakuisisi 30 persen saham PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di PT PNM Investment Management.
Dalam kurun satu tahun terakhir, harga saham BBTN menurun dari Rp3.720 per saham pada 23 April 2018 menjadi Rp2.630 pada 23 April 2019.
Sementara itu, Bank Danamon yang mengalami penurunan laba justru membukukan kenaikan harga saham. Sentimen diakuisisi oleh MUFG masih menjadi sentimen positif bagi Bank Danamon. Secara tahunan, harga saham BDMN naik dari Rp6.775/saham pada 23 April 2018 menjadi Rp8.500 per lembar pada 23 April 2019.
Sumber : Bareksa
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.