BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Industri Reksadana Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Negara Lain, Ini Datanya

Bareksa10 April 2019
Tags:
Industri Reksadana Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Negara Lain, Ini Datanya
Ilustrasi seorang investor di depan papan tulis menghitung keuntungan investasi reksadana, saham, obligasi, deposito yang tertera dalam gambar grafik perbandingan.

Industri reksadana Indonesia berpotensi tumbuh pesat dengan digitalisasi dan dukungan pemerintah

Bareksa.com - Indonesia merupakan negara yang memiliki asset under management (AUM) atau dana kelolaan industri reksadana terendah apabila dibandingkan dengan negara lainnya. Rendahnya nilai AUM tersebut dinilai menjadi sebuah potensi besar untuk mengembangkan industri reksadana di masa mendatang.

Executive Vice President, Head of Wealth Management and Client Growth PT Bank Commonwealth, Ivan Jaya, menyatakan berdasarkan data OJK, pada Oktober 2018, industri reksadana Indonesia memiliki dana kelolaan US$37 miliar.

"Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang sudah mencatatkan AUM reksadana masing-masing US$106 miliar dan US$156 miliar," ujarnya, di Jakarta, Selasa (9/04).

Promo Terbaru di Bareksa

Bahkan apabila dibandingkan dengan negara seperti Singapura dan Amerika Serikat (AS), AUM reksadana Indonesia jauh terbelakang. Kedua negara tersebut membukukan masing-masing AUM US$2,4 triliun dan US$22,5 triliun.

Apabila melihat persentase nilai AUM reksadana terhadap produk domestik bruto (PDB) negara-negara tersebut, Singapura dan AS sudah melampaui 100 persen. Yakni 664,64 persen untuk Singapura dan 104,68 persen untuk Amerika Serikat. Angka itu jauh di atas Indonesia yang baru 3,61 persen terhadap PDB.

Begitu juga dengan pemegang unit reksadana dibandingkan populasi penduduk. Di Singapura sudah mencapai 69,16 persen, Malaysia 61,19 persen, dan AS 17,1 persen. Sedangkan Indonesia baru 0,24 persen.

Perbandingan Jumlah Investor Reksadana, PDB dan Populasi

Illustration
Ket : berdasarkan data terakhir dikutip pada November 2018
Sumber : OJK, SEC Thailand, AIMC, SC Malaysia, FIMM, IMAS, AMFI, SEBI, KOFIA, Bloomberg, BKF, The Investment Association, IMF, dan statistik masing-masing negara diolah Bank Commonwealth

Ivan mengungkapkan Indonesia memiliki potensi tinggi untuk berkembang pesat. "Kesempatan Indonesia untuk bisa bertumbuh lebih banyak, karena Singapura kelihatan sudah mentok," kata dia.

Namun memang ada sejumlah hambatan, di antaranya kurangnya literasi masyarakat Indonesia terhadap industri reksadana. Selain itu, belum banyak juga edukasi yang membantu untuk meningkatkan literasi tersebut.

Ivan mengungkapkan masyarakat Indonesia saat ini masih menganggap investasi yang lebih menguntungkan adalah di tanah atau emas. Hal ini membuat kepemilikan unit reksadana di Indonesia relatif kecil sehingga banyak didominasi kepemilikan asing.

Digitalisasi dan peran pemerintah menurut Ivan bisa membantu meningkatkan literasi masyarakat terhadap investasi. Seperti misalnya dalam inisiatif penjualan surat berharga negara ritel secara online. Hal ini membuat instrumen investasi tidak hanya bisa diakses oleh masyarakat menengah ke atas, namun juga masyarakat menengah ke bawah.

Bareksa menjadi salah satu platform yang menyediakan fasilitas pembelian instrumen reksadana ataupun surat berharga negara secara online. Bareksa adalah perusahaan teknologi finansial (fintech) pertama di Indonesia yang telah mendapat izin sebagai Agen Penjual Reksa Dana (APERD) dari Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. Saat ini telah tersedia aplikasi Bareksa untuk pengguna smartphone Android dan iOS yang bisa Anda unduh dengan mudah melalui aplikasi Play Store

Melalui marketplace investasi reksadana yang terintegrasi yang dikembangkan Bareksa, masyarakat mendapat kemudahan dalam melakukan investasi reksadana secara online. Masyarakat tidak perlu repot-repot lagi datang ke bank atau kantor perusahaan manajer investasi.

Mengenai keamanan transaksi, masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab semua transaksi berlangsung secara resmi dan aman. Bertransaksi reksadana online yang bisa diakses cukup menggunakan smartphone dan koneksi internet ini, Anda bisa dengan mudah membuka akun, membeli dan menjual reksadana.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua