BKPM : Sektor Jasa Digenjot, Keran Investasi Perguruan Tinggi di KEK akan Dibuka
Sektor jasa menyumbang 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi
Sektor jasa menyumbang 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi
Bareksa.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai, pertumbuhan investasi di Indonesia akan meningkat pasca pemilihan umum 2019. Namun, pertumbuhan investasi tersebut masih banyak berfokus pada sektor manufaktur dan perdagangan barang. Sedangkan investasi pada sektor perdagangan jasa masih sangat kurang.
Padahal menurut Kepala BKPM Thomas Lembong, sektor jasa seperti jasa telekomunikasi, jasa kontruksi, jasa kesehatan dan pariwisata bertumbuh cukup tinggi pada tahun 2018.
"Namun investasinya masih sangat kurang," jelas Lembong di Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Promo Terbaru di Bareksa
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi pada 2018 mencapai 5,18 persen. Sektor jasa mencatatkan pertumbuhan terbesar, yakni 9,08 persen untuk sektor jasa lainnya, 8,94 persen untuk jasa perdagangan, dan 7,8 persen untuk jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
Data Produk Domestik Bruto (PDB)
Sumber : BPS
Menurut Lembong, investasi di sektor jasa sangat penting karena bisa menambah lapangan pekerjaan dan juga menambah devisa.
“Pengembangan sektor jasa penting untuk koreksi defisit jasa, karena mereka menukarkan dolarnya sehingga bisa menambah inflow devisa ekspor jasa,” kata dia.
Untuk meningkatkan investasi di sektor jasa ini, pemerintah saat ini berencana membuka keran investasi di perguruan tinggi sampai 67 persen di luar kawasan ekonomi khusus dan 100 persen di kawasan ekonomi khusus.
"Ini penting karena tiap tahun banyak mahasiswa yang ke luar negeri untuk mendapatkan universitas, itu bisa menguras devisa. Padahal Vietnam dan Malaysia mengundang perguruan tinggi asing ke negaranya," kata dia.
Begitu halnya juga dengan rumah sakit, jumlahnya masih sangat kurang. Akibatnya, tiap tahun puluhan ribu warga Indonesia berobat ke Penang.
"Kalau rumah sakit asing bisa masuk ke Indonesia, kita bisa mendapat pelayanan internasional, menghemat devisa dan membuka lapangan kerja," ucap dia.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah pada sektor maskapai pesawat udara. Pembukaan keran ekslusivitas di industri aviasi membuat Indonesia bisa menjadi industri aviasi terbesar kelima di dunia.
"Setelah eklusivitas dibuka, maskapai yang dulunya 3, bertambah menjadi 7-8 airline. Harga tiket juga turun sehingga pilihan masyarakat bertambah dan sektor aviasi bisa bertumbuh 1-2 persen per tahun," kata dia.
Kemudian di sektor perbioskopan melalui peningkatan jumlah bioskop dan pendanaan. "Ketika pelaku industri menambah bioskopnya, kualitas jasa mengalir, modal mengalir, industri jadi 20 persen per tahun," kata dia.
Namun di balik pengembangan pertumbuhan sektor jasa, pengembangan keterampilan sumber daya manusia (SDM) juga harus ditingkatkan. Misalnya, di industri airline yakni melalui keterampilan membersihkan pesawat, menyiapkan bagage handling, memahami layanan jasa di bandara, menghidangkan makanan dan menghadapi wisatawan secara lembut dan profesional.
Di sisi lain, Ekonom Senior INDEF Faisal Basri menambahkan, 11 dari 17 sektor ekonomi merupakan sektor jasa. Sehingga memang sektor jasa menyumbang 60 persen terhadap perekonomian.
Ditambah ada perubahan pola konsumsi akibat didorong oleh kaum milenial. Konsumsi saat ini tidak lagi banyak dilakukan untuk pakaian, alas kaki dan rumah baru. Namun konsumsi saat ini banyak dihabiskan untuk hotel, restoran, perjalanan dan komunikasi.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.