Berita Hari Ini: WSKT Siapkan Capex Rp26 Triliiun, TOWR Akuisisi Penyedia Menara
Pendapatan MMLP naik 30 persen, SQMI lanjut proyek pengolahan emas, BEST fokus ekspansi MM2100
Pendapatan MMLP naik 30 persen, SQMI lanjut proyek pengolahan emas, BEST fokus ekspansi MM2100
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 1 Februari 2019.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Perseroan akan mengincar proyek baru di jalan bebas hambatan. Tahun 2019, perusahaan plat merah ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp26 triliun. Harris Gunawan, Direktur Keuangan PT Waskita Karya Tbk menyebutkan, dari jumlah tersebut, alokasi investasi jalan tol masih mendapatkan porsi paling besar. "Setidaknya terdapat empat sampai lima ruas tol lagi pada tahun 2019," ujar dia seperti dikutip Kontan.
Promo Terbaru di Bareksa
Sedangkan untuk kepemilikan dari setiap proyek yang digarap, Harris menyatakan, perusahaan ini memiliki porsi kepemilikan saham di 18 ruas jalan tol melalui anak usaha PT Waskita Toll Road. Namun Harris tidak menjabarkan kepemilikan dari total jalan tol yang dimiliki WSKT. Saat ini, Waskita Karya tengah membidik tender proyek ruas jalan tol di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adapun hingga kini, perusahaan bersandi saham WSKT di Bursa Efek Indoensia (BEI) ini juga masih menggarap sejumlah proyek jalan tol lain di berbagai daerah.
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
Perseroan menyatakan kesiapannya melakukan akuisisi sejumlah perusahaan penyedia menara telekomunikasi di 2019. Namun, Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari mengaku belum ada penawaran yang masuk. Asal tahu saja, tahun lalu TOWR getol mengakuisisi perusahaan menara telekomunikasi. Salah satunya, PT Komet Infra Nusantara (KIN) yang mengoperasikan sekitar 1.400 menara telekomunikasi dan separuhnya berada di luar Pulau Jawa.
Jumlah menara telekomunikasi TOWR saat ini mencapai 17.000 unit, yang mendukung sekitar 28.000 titik sewa di seluruh Indonesia. Sebesar 32 persen di antaranya telah dikontrak oleh PT XL Axiata Tbk. Tahun ini, TOWR berencana menambah sekitar 2.000-3.000 titik sewa menara telekomunikasi di seluruh Indonesia melalui ekspansi organik. Penambahan titik sewa ini akan didukung oleh jaringan serat optik (fi ber optic) 16.000 kilometer.
PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP)
Perseroan mengklaim membukukan pendapatan senilai Rp300 miliar pada 2018 atau naik 30 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Head of Finance & Investor Relation Mega Manunggal Asa Siahaan mengatakan bahwa pertumbuhan pendapatan dan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) perseroan mencapai 30 persen sepanjang 2018. Adapun, capaian EBITDA perseroan pada 2018 berada pada kisaran Rp210 miliar sampai dengan Rp220 miliar.
“Yang mendongkrak pendapatan adalah beberapa proyek baru 2017 yang mulai diakui pendapatan pada 2018. Selain itu, ada juga kontrak yang diperoleh pada 2016 dan 2017, tetapi diakui 2018,” ungkapnya. Sampai dengan kuartal III/2018, perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan 44,35 persen dari Rp152,5 miliar menjadi Rp220,13 miliar secara tahunan. Tidak hanya tumbuh dari sisi pendapatan, laba periode berjalan perusahaan juga mengalami peningkatan 23,6 persen dari Rp81,93 miliar menjadi Rp101,29 miliar.
PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI)
Perseroan melanjutkan proyek pembangunan pabrik pengolahan emas di Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat sejalan dengan proses rights issue yang hampir rampung. Direktur Independen Renuka Coalindo Irwan Darmawan mengungkapkan Wilton Resources Holding Ltd. (WRH) telah menyuntikkan investasi ke dalam proyek pengolahan emas Ciemas. Pabrik itu mengolah 500 ton bijih emas per hari dan menyerap belanja modal US$26 juta.
Irwan menambahkan, proses pembangunan fasilitas pengolahan atau Pabrik I telah mencapai 70 persen dan siap untuk berproduksi per Juni 2019. Pada tahun ini, emiten bersandi SQMI itu menargetkan produksi emas sebanyak 19.000 troy ounce. Dengan produksi tersebut, SQMI menargetkan pendapatan dari penjualan emas sekitar US$25,49 juta.
PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST)
Perseroan masih akan fokus ekspansi di kawasan industri MM2100 di Cikarang Barat, Bekasi. Prospek lahan industri ini prospek makin cerah dengan meningkatnya akses ke tol Jakarta-Cikampek. Saat ini, BEST juga menjajaki kemungkinan membuka kawasan industri baru di luar Jabodetabek, tetapi masih di Pulau Jawa.
"Kami cari alternatif kawasan industri yang menyasar tenaga kerja lebih murah," kata Seni, Investor Relation BEST.
Untuk mendukung rencana ekspansi itu, BEST menganggarkan belanja modal untuk 2019 sebesar Rp600 miliar, yang dananya dari internal dan eksternal. Duit itu untuk mengembangkan kawasan industri yang sudah ada dan membuka kawasan industri baru seluas 600 hektare. Tahun lalu, BEST menjual kawasan seluas 35 ha. Manajemen mengklaim sudah mencapai target.
"Target tahun ini pertumbuhan stabil 40 ha," katanya. Sedangkan total penjualan mencapai Rp 1 triliun.
(hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.