BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Laba Bank Mandiri Capai Rp25 Triliun di 2018, Apa Saja Penopangnya?

Bareksa29 Januari 2019
Tags:
Laba Bank Mandiri Capai Rp25 Triliun di 2018, Apa Saja Penopangnya?
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kanan) berbincang degan Direktur Distributions Hery Gunardi saat pemaparan kinerja keuangan Bank Mandiri triwulan keempat tahun 2017 di Jakarta, Selasa (6/2). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Laba bersih meningkat 21,2 persen year on year dikontribusi pendapatan bunga bersih dan fee based income

Bareksa.com- PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatat laba bersih Rp25 triliun pada akhir 2018 atau tumbuh 21,2 persen secara year on year (yoy). Kenaikan itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) 5,28 persen menjadi Rp57,3 triliun dan kenaikan pendapatan atas jasa (fee based income) 20,1 persen menjadi Rp28,4 triliun.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Bapak Kartika Wirjoatmodjo, perseroan juga berhasil memperbaiki kualitas kredit yang tercermin pada penurunan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dari 3,46 persen pada 2017 menjadi 2,75 persen di akhir tahun 2018 sehingga memangkas alokasi biaya pencadangan perseroan menjadi Rp14,2 triliun dari Rp15,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Di samping itu, biaya operasional juga dapat ditekan sehingga rasio cost to Income ratio turun dari 45,6 persen menjadi 44,41 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

“Pada tahun lalu, Bank Mandiri juga telah melakukan fungsi intermediasi dengan baik dengan total penyaluran kredit Rp820,1 triliun, naik 12,4 persen dari tahun sebelumnya. Dari capaian itu, pembiayaan produktif kami tercatat sebesar Rp558,7 triliun atau 77,71 persen dari portofolio. Kinerja ini kemudian berdampak pada kenaikan nilai aset konsolidasi perseroan menjadi Rp1.202,3 triliun pada akhir tahun lalu,” kata Kartika di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Kartika menambahkan peningkatan kredit produktif tercermin dari penyaluran kredit modal kerja (bank only) yang tumbuh 9,58 persen (yoy) menjadi Rp334,12 triliun dan kredit investasi yang mencapai Rp224,6 triliun, naik 11,69 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong oleh dua segmen utama, yakni korporasi dan ritel, terutama kredit mikro dan konsumer. Pada 2018, pembiayaan segmen korporasi mencapai Rp325,8 triliun, naik 23,3 persen yoy.

Khusus ke sektor infrastruktur, Bank Mandiri membukukan kenaikan pembiayaan (baki debet) yang signifikan 29,3 persen secara yoy menjadi Rp182,3 triliun, atau 63,9 persen dari total komitmen Rp285,4 triliun yang telah diberikan.

Dari realisasi itu, penyaluran sektor transportasi tercatat Rp39,5 triliun, migas & energi terbarukan Rp36,6 triliun, tenaga listrik Rp34 triliun, konstruksi Rp20,9 triliun, jalan Rp15,9 triliun, telematika Rp14,7 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota Rp10 triliun, dan infrastruktur lainnya Rp10,8 triliun.

Sementara itu, kredit segmen retail perseroan tumbuh 10,52 persen yoy menjadi Rp246,6 triliun. Khusus segmen mikro, perseroan telah memberikan kredit senilai Rp102,4 triliun, tumbuh 23 persen dari tahun sebelumnya.

Adapun kredit konsumer yang disalurkan Bank Mandiri pada tahun lalu mencapai Rp87,4 triliun, atau tumbuh 11,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sebagai realisasi komitmen pada tujuan pemerataan pembangunan, sepanjang 2018 Bank Mandiri telah memberikan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp17,58 triliun, atau mencapai 100,11 persen dari target.

Secara kumulatif, hingga Desember 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR Rp65,91 triliun kepada lebih dari 1,25 juta debitur yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kartika mengungkapkan, Bank Mandiri berkeinginan untuk menumbuhkan bisnis perseroan secara berkesinambungan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih pruden baik di segmen wholesale dan ritel.

“Hingga akhir tahun lalu, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun secara tahunan tumbuh 3,1 persen, mencapai Rp840,9 Triliun. Meskipun pertumbuhan tersebut cukup rendah, namun dari sisi sustainabilitas mengalami perbaikan, hal ini terlihat dari tingkat average balance DPK (bank only) yang tumbuh 7,2 persen YoY, hal ini sejalan dengan strategi perseroan yang mendorong pertumbuhan DPK agar lebih sustain," tuturnya.

Sebagai upaya untuk terus meningkatkan penghimpunan dana masyarakat, Bank Mandiri terus mengembangkan jaringan elektronik perseroan untuk melengkapi 4.549 jaringan kantor cabang yang telah ada.

Jaringan elektronik tersebut meliputi 18.291 mesin ATM, 221.927 mesin EDC, serta layanan internet banking, mobile banking dan call center 14000. Untuk merealisasikan peran sebagai agent of development, Bank Mandiri juga terlibat aktif dalam penyaluran program bantuan sosial nasional.

Pada Program Keluarga Harapan (PKH), Bank Mandiri telah menyalurkan bantuan sosial Rp2,8 triliun kepada lebih dari 6,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.

Sedangkan program Bantuan Pangan non Tunai (BPNT) yang disalurkan perusahaan tercatat Rp504,3 miliar yang disalurkan kepada lebih dari 4,5 juta KPM. Adapun pelaksanaan program ini berhasil dilaksanakan dengan dukungan 127.423 agen branchless banking Bank Mandiri.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,12%
Up7,77%
Up8,02%
Up19,27%
Up38,33%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,20%
Up4,14%
Up7,20%
Up7,44%
Up2,99%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,57%
Up4,03%
Up7,67%
Up7,80%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,58

Up0,55%
Up3,90%
Up7,24%
Up7,38%
Up17,49%
Up40,84%

Insight Renewable Energy Fund

2.288,82

Up0,81%
Up4,14%
Up7,41%
Up7,53%
Up19,89%
Up35,81%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua