Berita Hari Ini : PGAS Raih Restu Akuisisi 4 Anak Usaha Pertagas
MARK akan stock split, META lanjutkan bisnis jalan tol, anak usaha PTIS raih perpanjangan kontrak
MARK akan stock split, META lanjutkan bisnis jalan tol, anak usaha PTIS raih perpanjangan kontrak
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 28 Desember 2018 :
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN)
Perseroan akhirnya memperoleh persetujuan pemegang saham untuk melakukan akuisisi empat anak usaha Pertagas sekaligus. Adapun dana yang awalnya disiapkan untuk akuisisi 51 persen saham Pertagas sebesar US$1,2 miliar akan bertambah terhitung adanya penambahan jumlah akuisisi anak usaha Pertagas.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan lampu hijau untuk mengakuisisi Pertagas.
"Transaksi tertap berjalan. Kami barusan sudah mendapat persetujuan pemegang saham jadi tinggal tandatangan Sales and Purchase Agreement (SPA) dan closing," kata dia seperti dikutip Kontan.
Sayangnya, Gigih belum menjawab soal penambahan nilai akuisisi dan kapan tepatnya SPA akan diteken. Namun demikian, sebelumnya PGN menargetkan penuntasan akuisisi akan diselesaikan sebelum tutup tahun 2018.
Untuk diketahui sebelumnya pada 27 September 2018, baik PGN maupun Pertamina telah meneken berita acara pemenuhan persyaratan pendahuluan dan penyelesaian akuisisi Pertagas ditargetkan rampung pada akhir September 2018. Namun hal itu belum juga belum terlaksana lantaran ada perubahan jumlah anak usaha yang akan diakuisisi PGN.
PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK)
Perseroan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) atas rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split). Presiden Direktur MAK Ridwan aksi korporasi ini akan meningkatkan jumlah saham beredar sebanyak lima kali lipat dan diharapkan dapat mendorong likuiditas perdagangan sahamnya di Bursa Efek lndonesia (BEI).
Persetujuan pemegang saham ini membuat nilai nominal saham perseroan yang tadinya Rp100 per saham akan dipecah dengan rasio 1 : 5 menjadi Rp20 per saham. Pemecahan ini otomatis akan meningkatkan jumlah saham beredar yang yang tadinya sebanyak 760.000.062 saham akan menjadi 3.800.000.310 saham.
"Dengan jumlah saham yang meningkat di pasar akan memberi kesempatan lebih besar kepada investor untuk menjadi bagian dari pemegang saham dan likuiditas perdagangan sahamnya akan meningkat," kata Ridwan seperti dikutip Kontan.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)
Perseroan akan terus gencar melakukan ekspansi bisnis di jalan tol setelah resmi dikendalikan oleh PT Metro Pacific Tollways Indonesia. Perusahaan ini tidak akan berhenti membidik konsesi di ruas baru.
Salah satu yang dibidik META saat ini adalah jalan tol akses menuju Makassar New Port sepanjang 2 kilometer (km). Nantinya, jalan tol itu akan terhubung ke tol yang sudah dikelola perusahaan ini lewat anak usahanya yakni Tallo-Bandara Hasanuddin dan Tol Pelabuhan Soekarno Hatta- Pettarani.
Pembangunan jalan tol tersebut merupakan penugasan dari pemerintah setempat kepada Nusantara Infrastructure. Namun, perseroan saat ini masih mmenunggu izin prinsip pembangunannya sehingga belum bisa diketahui nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek tersebut.
"Saat ini masih terlalu dini untuk membahas proyek ini. Sampai saat ini, izin prinsipnya masih kami urus." kata Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs Nusantara Infrastructure seperti dikutip Kontan.
PT Indo Straits Tbk (PTIS)
Anak usaha perseroan telah memeroleh kontrak perpanjangan jasa pemindahmuatan dari sebuah perusahaan pertambangan batu bara yang berlokasi di Sumatera Selatan. Kontrak baru itu akan selesai Desember 2020 dengan nilai US$7,2 juta.
Perpanjangan kontrak ini menjadi penghasilan tambahan persroan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan secara keseluruhan. Selain itu, akan memberikan kepercayaan yang meyakinkan bagi keberlanjutan di masa depan.
PT Sugih Energy Tbk (SUGI)
Perseroan membutuhkan dana US$27,95 juta untuk mengeksplorasi Blok Minyak dan Gas Non Konvensional (MNK) Selat Panjang di Riau. Total dana tersebut digunakan untuk dua tahap eksplorasi selama enam tahun.
Anggaran untuk eksplorasi pertama terdiri atas G & G study di tahun pertama US$100.000, survei seismik 2D di tahun kedua sebesar US$3,6 juta, dan pembuatan satu sumur eksplorasi di tahun ketiga senilai US$8,1 juta. Jadi, total bujet untuk eksplorasi di tiga tahun pertama US$11,8 juta.
Pada eksplorasi kedua, masing-masing dana yang dibutuhkan adalah untuk G & G study di tahun keempat US$350.000, seismik 3D di tahun kelima US$4,5 juta, dan satu sumur eksplorasi senilai US$11,3 juta. Maka, total bujet untuk eksplorasi tahap kedua US$16,15 juta.
"Namun, karena masih tahap awal, total bujet tersebut masih bisa berkurang," ujar Direktur SUGI Dindot Soebandrio.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.