Harga Minyak WTI Anjlok 7,1 Persen Jadi US$55,69 per Barel, Apa Penyebabnya?
Harga minyak WTI berada di posisi terendahnya sejak 16 November 2017
Harga minyak WTI berada di posisi terendahnya sejak 16 November 2017
Bareksa.com - Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) anjlok 7,1 persen menjadi US$55,69 per barel di akhir perdagangan hari Selasa. Ini adalah posisi penutupan harga terendahnya sejak 16 November 2017.
Harga minyak Brent juga amblas 6,1 persen ke posisi US$65,84 per barel hingga siang hari waktu Amerika Serikat setelah anjlok ke posisi terendahnya sejak Maret lalu.
Lantas, Indeks sektor energi di DJIA anjlok 2,07 persen, sementara indeks S&P 500 jatuh 2,34 persen. Sektor ini menjadi yang terlemah baik di DJIA maupun S&P 500.
Promo Terbaru di Bareksa
Akibat anjloknya harga minyak, harga saham emiten migas di Bursa Saham AS ikut amblas. Harga saham Exxon Mobil jatuh 2,29 persen serta Chevron ambrol 1,74 persen.
Apa Penyebabnya?
Koreksi harga minyak dunia masih disebabkan oleh penolakan Presiden AS Donald Trump terhadap rencana Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi pada 2019.
Sebelumnya, Menteri Energi Arab Saudi Khalid el-Falih mengungkapkan OPEC siap mengurangi produksi hingga 1 juta barel per hari, tetapi Trump menentangnya.
"Berharap Arab Saudi dan OPEC tidak mengurangi produksi minyak. Harga minyak seharusnya lebih rendah karena (tingginya) pasokan," cuit Trump.
Sumber : Twitter.com
Selain itu, investor juga melihat ada risiko ketidakseimbangan di pasar minyak dunia. Dalam laporan edisi November 2018, OPEC memperkirakan permintaan minyak dunia naik 1,29 juta barel per hari menjadi 31,54 juta barel per hari.
Sedangkan produksi minyak tahun depan diperkirakan naik 127.000 barel per hari menjadi 32,9 juta barel per hari. Artinya ada potensi kelebihan pasokan (over supply) sebesar 1,36 juta barel per hari.
"Meski pasar minyak dunia telah lebih seimbang, tetapi pertumbuhan pasokan mengindikasikan volume yang lebih tinggi melebihi permintaan yang berujung pada ekses yang membesar. Kemudian revisi ke bawah dari pertumbuhan ekonomi global menyebabkan tekanan terhadap permintaan minyak dalam beberapa bulan terakhir," sebut laporan OPEC yang menyinggung risiko terhadap harga minyak.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.