Tokoh Reksa Dana Bareksa-Kontan Fund Awards 2018 : Michael Tjoajadi - Schroders
Kategori Tokoh Reksa Dana adalah kategori baru dalam Bareksa-Kontan Fund Awards 2018
Kategori Tokoh Reksa Dana adalah kategori baru dalam Bareksa-Kontan Fund Awards 2018
Bareksa.com - Ada yang baru dalam perhelatan Bareksa-Kontan Fund Awards 2018, yakni penghargaan terhadap individu di industri reksa dana, selain penghargaan terhadap produk reksa dana terbaik dan perusahaan manajer investasi. Penghargaan itu diberi nama Tokoh Reksa Dana atau Most Influential Person in Industry.
Kategori penghargaan ini diberikan bukan kepada individu sembarangan. Penerimanya adalah Bapak Michael Tjandra Tjoajadi, CEO Schroder Investment Management Indonesia.
Pria berusia 52 tahun ini telah malang melintang di industri reksa dana. Bahkan, dia bisa dibilang sebagai pionir yang membentuk produk reksa dana pertama di Indonesia.
Promo Terbaru di Bareksa
"Saya sudah berkecimpung di pengelolaan dana sejak 1993. Saat itu kami mengelola dana pensiun yang diinvestasikan di pasar modal," ujarnya dalam wawancara dengan Bareksa.
Michael, yang berlatar pendidikan sarjana teknik pertanian, bergabung dengan PT Schroder Investment Management Indonesia sejak 1996. Saat itu hanya ada dua produk reksa dana Schroder yang pada awalnya ditujukan khusus untuk kalangan high net worth individual (HNWI).
Tidak terpikir olehnya, produk yang dua dekade lalu tersebut hanya untuk kalangan pemodal kelas atas kini bisa terjangkau bagi masyarakat awam, bahkan yang memiliki modal terbatas.
Menurutnya, industri reksa dana ini sangat dinamis selama 22 tahun dia bekerja di dalamnya. Perkembangan teknologi digital belakangan ini pun telah membantu mendorong pertumbuhan industri, baik dari jumlah investor maupun keterjangkauannya.
"Dinamika dari industri ini sangat besar selama saya bekerja selama 22 tahun ini. Satu yang kita lihat, itu terus berkembang. Produknya berkembang, regulationnya berkembang, masyarakatnya berkembang distribusi dari pasarnya juga berkembang dan perkembangannya itu bukan hanya dipengaruhi oleh lokal tapi apa yang terjadi di dunia. Jadi, sesuatu yang sangat dinamik dan satu hal yang sangat challenging," katanya.
Menanggapi perkembangan teknologi yang memudahkan penyebaran reksa dana saat ini, dia mengatakan mau tidak mau harus ikut dengan perkembangan agar bisa bertahan hidup dalam era yang disebut sebagai disruption ini.
Bapak dengan dua anak ini melihat industri reksa dana di Indonesia masih akan terus berkembang, terutama dengan bantuan adanya teknologi keuangan (financial technology/fintech).
"Industri reksa dana di Indonesia akan terus berkembang. Penetrasi investor di Indonesia masih kecil, kita akan terus berkembang sehingga penetrasi kita akan naik. Jumlah investor bisa berkembang dengan direction yang benar, yaitu dengan education. Education bisa online bisa offline dan fintech bisa membantu kita dalam distribusi melalui online," ujarnya.
Tercatat sejak reksa dana di Indonesia pertama kali diterbitkan pada 1976 atau dalam 42 tahun terakhir sudah ada 90 manajer investasi per Juni 2018. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat hingga Juli 2018, jumlah investor reksa dana mencapai 822.221 investor, melonjak 142 persen dibanding akhir Agustus 2016 yang hanya 340.869 investor.
Hingga Agustus 2018, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, total dana kelolaan industri reksadana di Indonesia mencapai Rp493,65 triliun triliun. Jika dibandingkan dengan Agustus tahun lalu yang sebesar Rp406,55 triliun, dana kelolaan industri reksa dana melonjak 21,4 persen.
Dia pun optimis dengan perkembangan industri ini ke depannya. "Kita akan optimis dan kita akan lihat penetrasinya akan terus naik dan berkembang, Bahkan setelah saya pensiun akan terus berkembang dengan cepat dan berakselerasi."
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.