Berita Hari Ini : META Raih Pinjaman Rp1,54 T, PTPP Terbitkan RDPT Rp250 M
Bisnis remitansi BBRI tumbuh 38 persen jadi Rp14,16 triliun, UNTR akuisisi tambang Martabe, ISAT rugi Rp693 miliar
Bisnis remitansi BBRI tumbuh 38 persen jadi Rp14,16 triliun, UNTR akuisisi tambang Martabe, ISAT rugi Rp693 miliar
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 10 Agustus 2018 :
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)
META lewat PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) mendapatkan fasilitas kredit sindikasi Rp1,54 triliun untuk membiayai pembangunan proyek jalan tol layang A.P. Pettarani di Makassar.
Promo Terbaru di Bareksa
Kredit sindikasi tersebut diberikan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar). Penandatangan kredit sindikasi dilakukan kemarin.
Dari total plafon Rp1,54 triliun, BBCA menyalurkan kredit sindikasi Rp1,31 triliun dan Bank Sulselbar Rp230 Miliar. Dalam perjanjian kerjasama itu, BBCA bertindak sebagai joint mandated lead arrangers and bookrunners (JMLAB), agen fasilitas, agen jaminan dan agen penampungan. Jangka waktu fasilitas tersebut 12 tahun.
PT PP (Persero) Tbk (PTPP)
PTPP berencana menerbitkan reksadana penyertaan terbatas senilai Rp250 miliar pada Desember 2018.
Direktur Keuangan PP Agus Purbianto mengatakan saat ini belum memroses penerbitan RDPT tahap II. Akan tetapi, pihaknya mengungkapkan akan dilakukan perubahan kemasan dalam emisi reksadana penyertaan terbatas (RDPT) mendatang.
PTPP menyatakan akan menerbitkan RDPT secara bertahap. Rencananya, perseroan akan menerbitkan RDPT hingga Rp2 triliun pada 2018.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
BBRI menyebut sampai dengan Juni 2018 jasa kirim uang ke luar negeri atau remitansi perseroan meningkat drastis. Direktur BRI Sis Apik Wijayanto menyebutkan, pada pertengahan tahun ini pertumbuhan bisnis remitansi naik 38 persen secara year on year (yoy) dari Rp10,2 triliun menjadi Rp14,16 triliun.
Transaksi remitansi perseroan paling banyak berasal dari tiga negara antara lain Malaysia, Taiwan dan Timur Tengah (Arab Saudi, Uni Emirat Arab). Sedangkan untuk volume remitansi BRI paling banyak disumbang dari Malaysia, Taiwan dan Jepang.
PT United Tractor Tbk (UNTR)
Konsorsium investasi yang dipimpin EMR Capital akan menjual kepemilikan sahamnya di tambang Martabe kepada UNTR.
Dengan demikian, UNTR akan memegang 95 persen PT Agincourt Resources, selaku pengelola tambang Martabe. Adapun, 5 persen saham lainnya masih tetap dipegang oleh PT Artha Nugraha Agung.
Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources Katarina Siburian Hardono menyampaikan, konsorsium investor yang mengontrol 95 persen PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe telah menandatangani perjanjian untuk menjual saham mereka kepada PT Danusa Tambang Nusantara (Danusa).
PT Indosat Tbk (ISAT)
Emiten telekomunikasi, ISAT membukukan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp693,7 miliar pada semester I 2018, dari posisi laba senilai Rp784,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perubahan laba menjadi rugi disebabkan adanya penurunan pendapatan operasional. Pendapatan emiten bersandi saham ISAT tercatat senilai Rp11,06 triliun pada semester I 2018, turun 26,8 persen atau setara Rp4,04 triliun dari semester I 2017.
Adapun layanan selular, MIDI, dan telekomunikasi tetap Indosat Ooredoo masing-masing memberikan kontribusi 78 persen, 18 persen, dan 4 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian semester I 2018.
Lebih rinci, pendapatan selular ISAT turun 31,3 persen dibandingkan semester I 2017, karena disebabkan penurunan pendapatan telpon, SMS Data, VAS dan interkoneksi, namun diimbangi dengan peningkatan pendapatan sewa tower.
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
AKRA menargetkan distribusi bahan bakar minyak atau BBM pada 2018 tumbuh 10 persen menjadi 2,2 juta kilo liter (kl).
Head of Investor Relation AKR Ricardo Silaen menyampaikan, pemasukan perseroan masih didominasi oleh segmen distribusi BBM. Pada semester I-2018, volume penyaluran sudah mencapai 1,1 juta kl.
Dalam laporan keuangan per Juni 2018, tertulis AKRA membukukan pendapatan Rp11,21 triliun. Nilai itu menanjak 21,63 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp9,22 triliun.
Pemasukan dari distribusi BBM mencapai Rp8,16 triliun atau 72,73 persen dari seluruh total pendapatan. Hal ini didukung kenaikan permintaan dari perusahaan tambang, khususnya batu bara.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.