BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Teknikal dan Fundamental Saham IMAS : Terus Longsor, Bagaimana Prospeknya?

Bareksa04 Juli 2018
Tags:
Teknikal dan Fundamental Saham IMAS : Terus Longsor, Bagaimana Prospeknya?
Model berpose dengan mobil Low Cost Green Car (LCGC) produksi Suzuki yakni Karimun Wagon R pada pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di JIExpo (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Pada Selasa, 3 Juli 2018, harga saham IMAS ditutup anjlok tajam 25 persen alias menyentuh batas auto rejection

Bareksa.com - Harga saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) pada perdagangan Rabu, 4 Juli 2018, dibuka langsung melemah. Pada pukul 10.45 WIB, saham IMAS diperdagangkan melemah di level Rp1.810 per saham.

Penurunan itu berlanjut setelah pada Selasa, 3 Juli 2018, harga saham IMAS ditutup anjlok tajam 25 persen alias menyentuh batas auto rejection-nya dengan berakhir di level Rp2.100 per saham.

Saham IMAS ditransaksikan atraktif pada perdagangan kemarin hingga menempati saham peringkat ketiga dengan frekuensi perdagangan terbesar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 13.054 kali dengan nilai transaksi Rp148,82 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top seller atau sebagai penjual terbanyak saham IMAS pada perdagangan kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai penjualan Rp35,86 miliar, Mandiri Sekuritas (CC) Rp14,98 miliar, dan Indo Premier Sekuritas (PD) Rp12,09 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi IMAS secara keseluruhan yaitu 24,1 persen, 10,1 persen, dan 8,12 persen.

Pelemahan Rupiah Berpotensi Tekan IMAS

Kondisi pelemahan rupiah dalam beberapa waktu terakhir berpotensi menekan keuangan IMAS yang merupakan sebuah perusahaan otomotif besar dan terkemuka di Tanah Air yang banyak mengimpor barang dari luar negeri.

Ketika rupiah melemah, secara otomatis biaya yang akan dikeluarkan IMAS untuk membeli barang-barang dari luar negeri tentu akan menjadi lebih mahal. Kondisi tersebut pada akhirnya berpotensi akan menggerus profitabilitas dan cash flow perusahaan.

Untuk diketahui, Indomobil merupakan perusahaan yang membawahkan beberapa anak perusahaan agen pemegang merek mobil Suzuki, Nissan, Volkswagen, Renault, Audi, Volvo,Hino, dan sepeda motor Suzuki.

Tetap Bagikan Dividen Meski Masih Merugi

PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) memutuskan bakal membagikan dividen tunai kepada pemegang saham. Keputusan tersebut telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Kamis, 28 Juni 2018. Nilai dividen yang dibagikan Rp13,82 miliar atau setara dengan Rp5 per saham.

Manajemen perseroan mengatakan jumlah dividen tunai yang akan dibagikan perseroan pada 1 Agustus 2018 tersebut berasal dari sisa dari laba ditahan perseroan pada tahun-tahun sebelumnya.

"Sisa laba kami masih cukup besar ada sekitar Rp1,4 triliun, jadi dividen berasal dari situ," ujar Santiago Soriano Navarro, Direktur Indomobil Sukses International usai paparan publik Kamis (28/6) seperti dilansir dari Kontan.

Asal tahu saja, sepanjang 2017, perseroan mencatatkan rugi bersih Rp64 miliar. Tahun lalu, pendapatan perseroan Rp15,35 triliun atau tumbuh 2,06 persen dibandingkan 2016 yang sebesar Rp15,05 triliun.

Pada kuartal I 2018, IMAS berhasil memperbaiki kinerjanya, dengan pertumbuhan pendapatan 12 persen menjadi Rp4,22 triliun. Dari sisi bottom line, perseroan berhasil membuat rapor biru dengan raihan laba bersih Rp152 miliar.

Analisis Teknikal Saham IMAS

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham IMAS pada perdagangan kemarin membentuk black marubozu dengan yang menggambarkan saham ini bergerak negatif dalam rentang yang sangat lebar hingga berakhir di level terendahnya sekaligus batas auto rejection-nya.

Selain itu, penurunan tajam saham IMAS dalam beberapa hari terakhir secara berturut-turut mengonfirmasi uptrend saham ini telah patah dan berbalik arah memasuki fase downtrend yang kuat.

Volume pada perdagangan kemarin terlihat mengalami lonjakan signifikan dan yang tertinggi dalam setahun terakhir mengindikasikan tekanan jual yang sangat besar. Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau masih bergerak turun mengindikasikan sinyal penurunan yang kuat.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.337,58

Up0,49%
Up3,72%
Up0,04%
Up4,75%
Up18,40%
-

Capital Fixed Income Fund

1.792,73

Up0,56%
Up3,35%
Up0,04%
Up6,95%
Up16,60%
Up40,13%

I-Hajj Syariah Fund

4.871,33

Up0,59%
Up3,20%
Up0,03%
Up6,16%
Up22,01%
Up40,68%

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.047,73

Up0,53%
Up3,64%
Up0,04%
---

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.147

Up0,31%
Up2,63%
Up0,03%
Up4,97%
Up14,27%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua