Berita Hari Ini : Moodys Naikan Rating Perbankan, Penjualan IMAS Tembus Rp4,2 T
BBRM berencana menjual sejumlah kapal tunda dan tongkang pada 2018
BBRM berencana menjual sejumlah kapal tunda dan tongkang pada 2018
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 29 Juni 2018 :
Rating Moodys
Moodys mengatakan risiko perbankan Indonesia mengalami perbaikan. Perbaikan ini bisa dilihat dari rating yang disematkan pada banking country risk score. Hal ini berdasarkan dokumen Moodys yang dirilis kemarin.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebelumnya banking country risk score Indonesia pada level moderate+, dengan adanya beberapa pertimbangan maka rating ini mengalami perbaikan menjadi strong+.
Salah satu pertimbangan Moodys dalam menetapkan rating ini adalah membaiknya profil risiko makro ekonomi di Indonesia. Selain itu, dalam risetnya Moodys menetapkan bahwa dengan membaiknya harga komoditas akan membuat prospek pertumbuhan bisnis dan perbaikan kualitas aset perbankan.
PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS)
Pendapatan IMAS pada kuartal I 2018 melesat disokong oleh meningkatnya permintaan kendaraan komersil di Indonesia.
Menilik laporan keuangan kuartal I 2018, IMAS membukukan pendapatan bersih Rp4,22 triliun, tumbuh 12 persen year on year (yoy), dari Rp3,74 triliun pada kuartal I 2017. Sebanyak 61 persen di antaranya ditopang oleh penjualan mobil, truk dan alat berat.
PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM)
BBRM berencana menjual sejumlah kapal tunda dan tongkang pada 2018.
Direktur Utama BBRM, Peter Kusuma, mengatakan kapal yang dijual merupakan kapal tua dan sudah tidak terlalu efisien lagi.
"Pada 2018 ini kami akan menjual 4 kapal tunda dan 4 kapal tongkang, harga dari 4 set kapal itu senilai sekitar US$3 juta, kami menjual kapal - kapal yang tua jadi nilai kapal juga seharusnya sudah sangat kecil,” katanya.
Ia menambahkan dengan menurunnya jumlah kapal yang dimiliki, perusahaan tetap berharap pendapatan dari segmen angkutan tersebut sama seperti tahun sebelumnya.
"Di sisi tongkang, kami masih ada keuntungan sekitar US$1,5 juta, kami menargetkan maintain setidaknya sama seperti tahun lalu, dan berharap harga sewa naik meski jumlah kapal menurun," ujarnya.
Lonjakan Impor Produk Manufaktur
Lonjakan impor produk manufaktur nasional kian meresahkan produsen termasuk produsen TPT.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Januari - Mei 2018 naik 6,16 persen sedangkan nilai impornya melonjak hingga 28,02 persen (yoy). Data Bank Indonesia kuartal I 2018 menunjukan bahwa ekspor produk manufaktur hanya tumbuh 3,2 persen sedangkan impornya melonjak hingga 23,5 persen (yoy).
Sementara ekspor tekstil dan produk tekstil pada kuartal I 2018 naik 7,9 persen sedangkan impornya melonjak hingga 19,5 persen. Lonjakan impor juga terjadi disektor elektronik, baja, pulp/kertas, produk karet, alas kaki dan furnitur yang naik masing-masing 29,9 persen, 33,9 persen, 32,5 persen, 82,1 persen, 30 persen dan 46 persen serta sektor lainnya yang mengalami lonjakan rata-rata di atas 20 persen.
Harga Minyak Global
Harga minyak mentah Amerika Serikat ditutup pada level tertinggi dalam 3,5 tahun pada perdagangan Kamis, 28 Juni 2018, di tengah penyusutan cadangan minyak AS, gangguan di pelabuhan Libya, dan risiko pasokan di seluruh dunia lainnya.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus ditutup menguat 1 persen atau 0,69 poin ke level US$73,45 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi sejak November 2014.
Sementara itu, minyak Brent berjangka untuk kontrak Agustus naik 0,23 poin atau 0,3 persen ke level US$77,85 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.