BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Moody's Pertahankan Investment Grade Indonesia, Ayo Investasi SBR009

Bareksa11 Februari 2020
Tags:
Moody's Pertahankan Investment Grade Indonesia, Ayo Investasi SBR009
Ilustrasi laman resmi Moody's Investor Service atau Moody's (Shutterstock).

Moody’s mengonfirmasi optimisme stakeholders internasional terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah tantangan

Bareksa.com - Lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investor Service (Moody's), mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level Baa2, dengan outlook stabil atau Investment Grade, pada 10 Februari 2020. Penilaian tersebut dinilai Bank Indonesia (BI), menjadi bagian dari tanda optimisme mengenai prospek perekonomian Indonesia.

"Afirmasi rating Indonesia pada level Baa2 dengan outlook stabil oleh Moody’s, mengonfirmasi optimisme stakeholders internasional terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah tantangan global maupun domestik. Prospek perekonomian yang tetap positif tersebut merupakan hasil dari sinergi bauran kebijakan yang selaras antara BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam keterangan tertulis Senin (10/2).

Ke depan, Perry melanjutkan, BI akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal, serta turut mendukung momentum pertumbuhan ekonomi.

Promo Terbaru di Bareksa

Direktur PT Panin Asset Management, Rudiyanto menilai positif penilaian Moody's. "Itu berita positif, namun yang lebih positif itu jika rating dinaikkan," kata Rudiyanto kepada Bareksa, Selasa (11/2) .

Moody’s menyatakan faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut, adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil serta rendahnya beban utang pemerintah, yang dijaga melalui konsistensi disiplin fiskal dan penekanan pada stabilitas makroekonomi.

Di sisi lain, Moody’s juga menyebutkan sejumlah tantangan yang saat ini dihadapi antara lain penerimaan Pemerintah yang rendah, ketergantungan Pemerintah terhadap pendanaan eksternal, serta kerentanan struktur ekonomi terhadap siklus komoditas.

Moody’s berpandangan, bahwa produk domestik bruto (PDB) yang mencapai lebih dari US$1 triliun serta populasi penduduk mencapai lebih dari 260 juta jiwa, dengan kecepatan pertumbuhan populasi yang cukup pesat, mampu mendukung daya tahan ekonomi Indonesia dalam meredam tekanan. Meskipun berada dalam fase pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, kinerja ekonomi Indonesia mampu terus melampaui sebagian besar negara pada peringkat Baa.

Lebih lanjut Moody’s menilai, reformasi yang terus berlanjut mampu mengatasi secara gradual sejumlah tantangan seperti hambatan yang bersumber dari struktur ekonomi dan peraturan, sistem hukum dan peraturan yang perlu diperjelas, serta pasar keuangan domestik yang belum dalam.

Moody’s mencatat dalam beberapa tahun terakhir reformasi lebih difokuskan pada pembangunan infrastruktur, terutama konektivitas transportasi, dan deregulasi kebijakan untuk mendorong investasi. Pemerintah Indonesia dinilai, saat ini telah memperluas fokus reformasi dengan juga memberikan penekanan terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM), melalui kebijakan yang ditujukan untuk mengatasi gap dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

Selain itu, terdapat pembaharuan fokus untuk memperbaiki kemudahan berusaha, melalui perubahan peraturan ketenagakerjaan dan perpajakan, serta penyederhanaan kebijakan dan prosedur.

Sementara dari sisi fiskal, Indonesia dinilai mampu menjaga beban utang pemerintah tetap rendah dan defisit transaksi berjalan tetap pada tingkat yang moderat didukung kerangka kebijakan yang berhati-hati dan penekanan pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi. Disiplin fiskal dicerminkan oleh komitmen yang kuat untuk menjaga defisit fiskal di bawah batas yang ditentukan.

Moody’s memprakirakan, utang pemerintah Indonesia tetap stabil di kisaran 30 persen PDB dalam jangka pendek maupun menengah. Di sisi lain, Moody’s memprakirakan transaksi berjalan Indonesia tetap berada pada tingkat yang moderat dibandingkan negara peer peringkat Baa. Lebih lanjut, bantalan eksternal juga dinilai memadai untuk menjaga ketahanan ekonomi dari berbagai tekanan, yang dicerminkan oleh kecukupan cadangan devisa yang kuat.

Moody’s sebelumnya meningkatkan sovereign credit rating Indonesia menjadi Baa2 outlook stabil, dari Baa3 outlook positif (investment grade) pada 13 April 2018.

Baiknya rating utang Indonesia, maka semakin positif persepsi investor asing terhadap ekonomi Indonesia, sehingga bukan tidak mungkin investor akan beramai-ramai berburu Surat Utang Negara (SUN) Indonesia.

Illustration
Sumber: Kementerian Keuangan

SBR009

Bagi kamu yang tidak ingin ketinggalan, ada instrumen SBN ritel yang dikhususkan bagi investor ritel dalam negeri. Mulai 27Januari 2020 lalu hingga 13 Februari 2020, pemerintah melalui Kementerian Keuangan menawarkan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR009 dengan kupon minimal 6,3 persen. SBR ini akan jatuh tempo pada 10 Februari 2022 dengan harga pembelian minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.

Sebagai informasi, bunga deposito yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk periode 25 Januari 2020 – 29 Mei 2020 hanya 6 persen per tahun. Tentu akan lebih menjanjikan obligasi ritel pemerintah, terutama yang sudah ditetapkan batas minimalnya (floor). Apalagi, saat ini BI sudah menurunkan suku bunga acuan di level 5 persen.

Jika memperhitungkan pajaknya obligasi ritel masih lebih unggul. Deposito dikenakan pajak 20 persen, sehingga bunga 6 persen dikurangi pajak, maka bunga bersihnya tinggal 4,8 persen. Lain halnya dengan obligasi ritel (dalam hal ini SBR009), yang hanya dikenakan pajak 15 persen sehingga dari kupon 6,3 persen yang diterima bersih investor masih 5,36 persen.

Sebagai instrumen yang diterbitkan pemerintah, jaminannya tentu menjadi kelebihannya. SBR009 baik pokok maupun pembayaran kuponnya 100 persen dijamin oleh Undang-Undang.

Belum lagi dana hasil penerbitan ini akan digunakan pemerintah untuk kegiatan produktif. Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penerbitan SBR009 juga akan digunakan untuk pembiayaan APBN 2020, di antaranya untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Ayo tunggu apalagi? Segera investasi di SBR009.

(AM)

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Savings Bond Ritel atau SBN ritel seri SBR009 hanya bisa dipesan selama masa penawaran pada 27 Januari - 13 Februari 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua