Terbanyak Dijual Investor Asing, Begini Prospek Saham BBRI
Pada perdagangan Senin, 21 Mei 2018, saham BBRI melemah 6,12 persen dan ditutup di Rp2.760
Pada perdagangan Senin, 21 Mei 2018, saham BBRI melemah 6,12 persen dan ditutup di Rp2.760
Bareksa.com - Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) pada perdagangan Senin, 21 Mei 2018 terpantau melemah signifikan sebesar 6,12 persen dengan ditutup di Rp2.760 per saham.
BBRI menjadi saham dengan nilai transaksi paling besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp1,44 triliun atau setara dengan 16,51 persen dari total keseluruhan transaksi yang terjadi di BEI. Saham ini pun menjadi yang paling banyak dilepas investor asing di Bursa pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang paling banyak melepas saham BBRI pada perdagangan kemarin antara lain UBS Sekuritas (AK) dengan nilai penjualan Rp258,14 miliar, kemudian Nomura Sekuritas (FG) Rp67,27 miliar, dan Morgan Stanley Sekuritas (MS) Rp155,52 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Ketiganya masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi BBRI secara keseluruhan yaitu 17,87 persen, 11,58 persen, dan 10,77 persen.
BBRI menjadi saham sektor keuangan yang anjlok paling dalam pada perdagangan kemarin akibat sentiment pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang sempat bergerak di level Rp14.200/US$.
Analisis Fundamental BBRI
Secara fundamental, emiten perbankan plat merah ini mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal pertama 2018. Perseroan mampu mencatatkan laba bersih Rp7,42 triliun atau tumbuh 11,4 persen (yoy).
Adapun salah satu penopang utama kenaikan laba BRI adalah peningkatan penyaluran kredit yang tumbuh double digit di atas rata-rata industri perbankan Indonesia yang sebesar 8,5 persen. Secara konsolidasi perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp757,68 triliun atau naik sebesar 11,2 persen dibandingkan periode kuartal pertama 2017 sebesar Rp681,27 triliun.
BRI mampu meningkatkan portofolio pembiayaan ke segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan nilai penyaluran Rp584,7 triliun, atau 77,2 persen dari keseluruhan portofolio kredit BRI. Pada periode yang sama tahun lalu, portofolio penyaluran kredit BRI ke segmen UMKM tercatat 74,4 persen.
Di samping itu, perseroan juga berhasil menyalurkan KUR senilai Rp22,3 triliun kepada lebih dari 1,1 juta debitur sepanjang kuartal pertama tahun 2018. Pencapaian tersebut tercatat setara 28,1 persen dari target penyaluran KUR yang dimandatkan oleh Pemerintah kepada Bank BRI di tahun 2018 yakni sebesar Rp79,7 triliun.
Terkait rasio kredit bermasalah, Non Performing Loan (NPL) Gross BRI tercatat sebesar 2,46 persen pada kuartal I 2018. NPL BRI tercatat lebih kecil daripada NPL industri perbankan di Indonesia, yang tercatat 2,75 persen pada Maret 2018.
Di sisi lain, Bank BRI juga meningkatkan NPL Coverage, dari semula sebesar 172,38 persen pada kuartal pertama 2017 menjadi 174,81 persen pada periode kuartal pertama 2018. Hal ini menunjukkan kemampuan BRI semakin besar untuk mengatasi kredit bermasalah.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) berhasil tumbuh sebesar 12,7 persen ke posisi Rp827,1 triliun di kuartal I 2018 dari posisi Rp734 triliun di triwulan pertama 2017. Tingkat pertumbuhan tersebut di atas tingkat pertumbuhan DPK nasional Maret 2018 yang tercatat sebesar 7,7 persen. Selaras dengan peningkatan DPK, BRI mampu meningkatkan dana murah (CASA), menjadi 55,87 persen di triwulan I 2018 dari sebelumnya 55,17 persen pada periode sama tahun lalu.
Analisis Teknikal BBRI
Secara teknikal, candle BBRI pada perdagangan Jumat kemarin membentuk bearish candle dengan body yang sangat besar menandakan sepanjang perdagangan kemariin saham ini bergerak negatif hingga ditutup satu tick di atas level terendahnya.
Volume yang mengalami lonjakan signifikan mengindikasikan aksi jual yang sangat masif pada saham BBRI, yang juga disertai dengan outflow investor asing senilai Rp557,98 miliar. Kondisi tersebut menjadikan BBRI menjadi saham dengan foreign net sell terbesar di BEI, terpaut jauh dengan BBCA di posisi kedua senilai Rp176,25 miliar.
Selain itu indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak negatif mengindikasikan sinyal penurunan yang masih cukup kuat dengan support berikutnya berada di level psikologis Rp2.700. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.