BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Pasca Kena Auto Rejection, Bagaimana Prospek Saham TAXI?

Bareksa15 Mei 2018
Tags:
Pasca Kena Auto Rejection, Bagaimana Prospek Saham TAXI?
Seorang pria melintasi jajaran kendaraan di Pool Taxi Express, Tanah Kusir, Jakarta, Jumat (6/10). PT Express Transindo Utama Tbk menyampaikan laba pada Juni 2017 sebesar Rp158,73 miliar atau turun dari periode tahun lalu sebesar Rp374,06 miliar yang disebabkan oleh rendahnya tingkat utilitas. ( ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Kinerja fundamental operator taksi Express ini masih tertekan sejak maraknya transportasi berbasis online

Bareksa.com - Harga saham PT Express Trasindo Utama Tbk. (TAXI) pada perdagangan Senin, 14 Mei 2018 ditutup meroket 34,73 persen atau menyentuh batas auto reject dengan berakhir di level Rp128 per saham. TAXI menjadi saham dengan frekuensi transaksi perdagangan terbanyak dengan 15.181 kali ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp38,98 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham TAXI yaitu Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp10,16 miliar, kemudian Phillip Sekuritas (KK) Rp3,65 miliar, dan Indo Premier Sekuritas (PD) Rp3,07 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan saham TAXI yaitu 26,06 persen, 9,36 persen, dan 7,88 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Analisis Fundamental TAXI

Bisnis taksi konvensional yang terpukul oleh taksi online sepanjang 2017 dirasakan secara langusng oleh operator taksi Express ini. Mengacu pada laporan keuangan 2017, kinerja pendapatan Express tercatat Rp304,71 miliar sepanjang 2017, anjlok 51 persen dari 2016 sebesar Rp618,2 miliar.

Anjloknya pendapatan, membuat perusahaan dengan kode emiten TAXI ini menanggung rugi bersih hingga Rp492,1 miliar, atau membengkak 166 persen dari rugi bersih tahun sebelumnya sebesar Rp184,74 miliar.

Kinerja Express dari kuartal pertama sampai dengan kuartal keempat 2017 justru terus terperosok. Kolaborasi antara Express dan Uber tampaknya belum bisa menahan tergerusnya kinerja pendapatan. Apalagi Uber kin sudah masuk dalam skema aksi korporasi dari Grab di Asia Tenggara.

Sudah umum diketahui bahwa melemahnya kinerja Express disebabkan oleh pesatnya perkembangan jasa layanan transportasi dengan sistem pemesanan secara online oleh perusahaan aplikasi teknologi digital, seperti Go-Jek, Grab dan Uber.

Di sisi lain, emiten terafiliasi Grup Rajawali ini masih memiliki utang obligasi senilai Rp1 triliun yang diterbikan 2014 lalu dan akan jatuh tempo pada 24 Juni 2019. Lembaga pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo sudah menyematkan peringkat idD atas surat utang tersebut, yang menunjukkan bahwa perusahaan sudah dalam posisi gagal bayar atas utang tersebut.

Total aset Express sepanjang 2017 berkurang Rp547 miliar sejak akhir tahun 2016 dan menjadi Rp2,01 triliun. Sebagian besar pengurangan tersebut ada pada pos ekuitas, yang turun dari Rp737 miliar pada 2016 menjadi Rp246,5 miliar pada akhir 2017.

Adapun kas perseroan per akhir 2017 hanya Rp8 miliar, turun 50% dari posisi akhir 2016 Rp16,2 miliar.

Analisis Teknikal TAXI

Illustration

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle TAXI pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang sangat besar menandakan saham ini bergerak dalam rentang yang sangat lebar hingga berakhir di level tertinggi sekaligus batas auto reject-nya.

Adapun short lower shadow yang terbentuk menandakan sebelumnya saham TAXI sempat bergerak di bawah level pembukaannya, sebelum akhirnya bisa naik signifikan.

Volume terlihat mengalami lonjakan signifikan menandakan adanya aksi pembelian yang cukup besar dilakukan oleh pelaku pasar.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terpantau berbalik positif mengindikasikan potensi sinyal kenaikan cukup kuat dengan target terdekat saat ini berada di resisten pada level Rp156.

Namun, perlu diwaspadai karena saham ini memiliki volatilitas pergerakan yang cukup tinggi serta melihat kinerja fundamentalnya yang tidak terlalu baik.(hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua