Direktur TAXI "Express" Akui Banyak Sopir Alih Profesi Jadi Pengojek Online
Banyaknya sopir yang memutuskan kontrak kerja mendorong lonjakan piutang TAXI
Banyaknya sopir yang memutuskan kontrak kerja mendorong lonjakan piutang TAXI
Bareksa.com - Fenomena transportasi "ojek" online ternyata turut mempengaruhi kinerja keuangan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) karena banyak pengemudi taksi yang beralih profesi menjadi pengemudi ojek yang mengandalkan aplikasi online.
Express menggunakan skema kemitraan dengan pengemudi. Dalam skema tersebut Express memberikan kredit mobil operasional taksi kepada pengemudi sehingga setelah enam atau tujuh tahun mobil operasional tersebut bisa dimiliki pengemudi. (baca juga: Bersaing Dengan "Ojek Online", Laba TAXI Anjlok 90%?)
Akibat dari banyak pengemudi yang berhenti menjadi pengemudi taksi express membuat tagihan kredit mobil operasional terhambat. Dalam laporan keuangan per September 2015, piutang pihak ketiga yang berasal dari pengemudi melonjak 82 persen menjadi Rp299 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan jika dibanding laporan per September 2015 angka ini melesat tiga kali lipat.
Promo Terbaru di Bareksa
Manajemen mengakui penyebab utama kenaikan piutang karena banyaknya pemutusan kontrak oleh pengemudi. Tetapi manajemen tidak khawatir lonjakan piutang akan berubah menjadi piutang tidak tertagih karena kredit yang diberikan kepada pengemudi masih dijaminkan dalam bentuk mobil.
"Tidak akan pernah jadi piutang tak tertagih, karena yang diutangkan adalah mobil yang masih atas nama perusahaan. Apabila pengemudi tidak mampu membayar atau berhenti di tengah-tengah program, piutang berupa mobil itu masih milik perusahaan yang dapat dialihkan ke pengemudi lain atau dijual," jelas David Santoso, Direktur Keuangan TAXI dalam wawancara ekslusif bersama Bareksa.com di kantornya di Jakarta, Senin (9/11).
Grafik Perkembangan Piutang Usaha Pihak Ketiga Pengemudi TAXI
Sumber: Laporan Keuangan Perseroan
Tingginya piutang tersebut juga menggerus kas perseroan yang per September hanya Rp42,74 miliar, menyusut 80 persen dibandingkan Rp215,75 miliar per Desember 2014. Hal ini pun membuat ruang gerak perseroan untuk ekspansi menjadi lebih kecil. Oleh sebab itu, TAXI pada tahun ini pun tidak menambah jumlah armada.
"Saya rasa tidak perlu tambah armada lagi, kami hanya melakukan peremajaan sejumlah mobil yang sudah lama. Kalaupun ada penambahan mungkin tahun depan," katanya sambil berharap kinerja di tahun depan lebih baik lagi.
Menilai kinerja piutang TAXI, riset CIMB yang telah disampaikan kepada nasabah menulis bahwa TAXI hanya memiliki satu skema untuk mengurangi piutang, yaitu dengan mengganti skema kemitraan dengan piutang menjadi skema berbasis komisi. "Perusahaan tidak punya rencana lagi untuk mencadangkan bagian dari akun piutang ini," tulis riset tersebut.
Terkait hal tersebut David mengatakan memang Express sudah mulai mencoba menggunakan skema komisi tetapi untuk taksi dengan brand "Eagle". Armada untuk taksi dengan skema ini nantinya merupakan armada baru.
Taksi dengan brand "Express" tetap menggunakan skema kemitraan, dan jika ada pemutusan kontrak dengan pengemudi maka manajemen akan mengganti dengan pengemudi baru atau armadanya akan dijual.
David yakin fenomena ojek online tidak akan bertahan lama karena hanya berdasarkan tarif promosi dan operasinya sebagai angkutan umum yang dianggap tidak resmi.
"Tolong dicatat, bahwa transportasi roda dua tidak akan pernah resmi menjadi angkutan umum karena faktor keselamatan dan keamanan. Kami berharap pemerintah dapat menegakkan peraturan terkait legalitas angkutan umum, agar tidak merugikan angkutan yang sudah resmi," ujarnya. (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.