PTPP Bakal Terbitkan Perpetual Rp2 Triliun Tahun Ini
Pada tahap pertama, PTPP bakal menerbitkan perpetual senilai Rp250 miliar melalui skema RDPT
Pada tahap pertama, PTPP bakal menerbitkan perpetual senilai Rp250 miliar melalui skema RDPT
Bareksa.com – PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana menerbitkan surat berharga perpetual (SBP) senilai Rp2 triliun tahun ini. Pada tahap pertama, PTPP bakal menerbitkan SBP senilai Rp250 miliar melalui skema reksadana penyertaan terbatas (RDPT).
Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto, menuturkan perseroan menerbitkan SBP tahap pertama untuk memenuhi kebutuhan dana pada proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Meulaboh yang berkapasitas 2x200 megawatt (MW).
Untuk mengerjakan proyek tersebut, PTPP berkongsi dengan dua perusahaan lain, yakni China Datang Overseas Investment Co dan PT Sumberdaya Sewatama.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam menerbitkan produk itu, PT Ciptadana Asset Management bertindak sebagai pengelola. Kupon yang ditetapkan untuk produk tersebut adalah 9,65 persen.
“Itu premium kupon dan wajar, biar menarik dan agar investor nyaman karena ini produk pertama di Indonesia,” ujar Agus di jakarta, Selasa, 17 April 2018.
Agus mengungkapkan pada dasarnya SBP adalah utang. Akan tetapi, struktur pada surat berharga itu mirip dengan ekuitas sehingga nantinya SBP akan dicatat sebagai ekuitas dalam buku PTPP dan dicatat sebagai utang pada laporan keuangan investornya.
Skema produk RDPT SBP yang diterbitkan PTPP tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Tetapi, PTPP memiliki opsi beli SBP tersebut dalam kurun waktu tiga tahun setelah penerbitan RDPT SBP.
Apabila PTPP tidak mengeksekusi opsi membelinya tersebut, maka investor akan menadapatkan tambahan imbal hasil (step-up rate) sebesar 5 persen per tahun sehingga total kuponnya akan menjadi sekitar 14 persen.
Selain itu, SBP juga memiliki fitur dividen pusher yang menjadi jaminan pembayaran imbal hasil dari investasi tersebut.
Menurut Agus, tidak ada aset yang dijaminkan untuk menerbitkan surat berharga itu. Hal yang menjadi jaminan SBP adalah peringkat (rating) surat berharga dan keyakinan kemampuan PTPP membayar kupon tersebut.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat A- pada SBP perseroan. Agus mengatakan karena produk tersebut bersifat utang dan ekuitas, maka rating surat berharga tersebut lebih rendah dua notes dari seharusnya.
Pada dasarnya, penggalangan dana melalui penerbitan SBP adalah untuk proyek-proyek yang memiliki indikator tingkat efisiensi dari suatu proyek (internal rate of return/IRR) cukup tinggi. Agus mengatakan bahwa IRR proyek PLTU Meulaboh mencapai 15 persen.
Proyek PLTU Meulaboh saat ini sedang dalam tahap kontrak EPC dan perjanjian supply batu bara. Proses kontrak tersebut ditargetkan tuntas pada Mei tahun ini.
Proses financial close proyek PLTU Meulaboh ditargetkan tuntas pada Oktober. Setelah itu, proses konstruksi proyek itu akan segera dimulai.
“Jangka waktu konstruksi adalah 36 bulan untuk unit satu dan unit dua membutuhkan enam bulan tambahan,” jelas dia.
Setelah proyek pembangunan PLTU Meulaboh selesai dan memiliki cashflow, perseoran akan merecycle aset tersebut untuk membayar biaya pokok surat berharga perpetual yang telah diterbitkan.
Recycle aset tersebut bisa berupa divestasi, sekuritisasi atau melepas sahamnya melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Rencananya, PP bakal menerbitkan surat berharga perpetual senilai total Rp2 triliun tahun ini. Dana tersebut untuk membiayai proyek-proyek investasi anak usaha perseroan.
Untuk tahap awal, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memberikan izin bagi PTPP untuk menerbitkan perpetual senilai Rp1 triliun. Nantinya PTPP akan meminta izin baru untuk menerbitkan perpetual.
Proyek-proyek potensial yang berpotensi dibiayai melalui perpetual adalah proyek sistem penyediaan air minum (SPAM). PTPP tengah membidik sejumlah proyek SPAM di Gianyar, Manado dan Semarang.
Di samping tengah mengincar proyek SPAM, perseroan telah memiliki proyek SPAM di Bekasi dan Tangerang. “Perpetual itu harus masuk ke proyek-proyek yang IRR-nya bagus. Makanya kami tidak bisa gegabah,” terang dia.
Perseoran juga membuka kemungkinan perpetual digunakan untuk membiayai proyek di sektor infrastruktur minyak dan gas (Migas). (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.