PLN Merugi Rp6,49 Triliun di Kuartal I-2018, Apa Sebabnya?
Beban batu bara PLN pada kuartal I naik hingga mencapai 73 persen
Beban batu bara PLN pada kuartal I naik hingga mencapai 73 persen
Bareksa.com – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah merilis laporan keuangan periode Januari – Maret 2018, dengan mencatat kinerja bottom line yang sangat buruk dibandingkan periode sama tahun lalu. Peningkatan harga batu bara disinyalir menjadi salah satu yang menekan kinerja perusahaan milik negara ini.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada 30 April 2018, PLN mencatatkan kenaikan pendapatan 9,4 persen menjadi Rp62,9 triliun di kuartal I 2018, dibandingkan Rp57,5 triliun pada periode sama tahun lalu. Namun, perusahaan justru mencatatkan kerugian hingga Rp6,49 triliun, dibandingkan laba bersih Rp510 miliar sebelumnya.
Apa Penyebabnya?
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut analisis Bareksa, jika dilihat dari laporan laba rugi secara umum, kenaikan pendapatan sebesar 9,4 persen tidak mampu menutup kenaikan beban usaha. Dalam periode Januari-Maret 2018, beban usaha terpantau naik 16 persen menjadi Rp70,3 triliun, dari Rp60,6 triliun sebelumnya.
Breakdown Beban Usaha PLN Q1-18
Sumber : Laporan Keuangan PLN, diolah Bareksa
Seperti terlihat pada grafik di atas, bahan bakar dan pelumas merupakan aspek yang paling banyak berkontribusi terhadap beban usaha PLN. Kabar buruknya, bahan bakar dan pelumas merupakan pos-pos yang susah dikurangi demi efisiensi jika ingin menekan biaya beban usaha, mengingat pos ini berfluktuasi harganya di pasar.
Breakdown Bahan Bakar dan Pelumas PLN Q1-18
Sumber : Laporan Keuangan PLN, diolah Bareksa
Jika dilihat lebih rinci, batu bara merupakan yang paling mendominasi di bagian beban usaha. Meruginya perusahaan di tengah kenaikan pendapatan tidak terlepas dari tingginya harga batu bara saat ini di pasar global.
Historikal Pergerakan Harga Batu Bara (US$ per Ton)
Sumber : Tradingview.com
Sejak 2016 harga batu bara di pasar terus meningkat yang disebabkan oleh banyak aspek, salah satunya ialah ketegangan geopolitik yang terjadi, baik di Rusia, China, AS, hingga kawasan Timur Tengah. Di awal 2018, harga batu bara global bahkan sempat menembus US$100 per metrik ton, berbeda dengan tahun sebelumnya.
Hal tersebut tentu berdampak terhadap beban biaya PLN yang semakin membengkak, khususnya di kuartal I 2018.
Grafik : Beban Biaya Batu Bara PLN 5 Tahun Terakhir
Sumber : PLN, diolah Bareksa
Beban batu bara PLN pada kuartal I 2018 naik hingga mencapai 73 persen, dari Rp8,2 triliun menjadi Rp14,2 triliun pada periode sama tahun lalu. Dengan asumsi biaya-biaya lain tetap ditambah dengan adanya pengurangan subsidi dari Pemerintah terhadap PLN, sangat wajar jika perusahaan mencatat kerugian hingga Maret 2018 di tengah melonjaknya harga batu bara di awal tahun.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.