Sri Mulyani Ungkap Pencapaian APBN Januari 2018, Ini Rinciannya
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp101,4 triliun, realisasi belanja Rp138,4 triliun
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp101,4 triliun, realisasi belanja Rp138,4 triliun
Bareksa.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pendapatan negara mencapai Rp101,4 triliun hingga akhir Januari 2018. Adapun perolehan tersebut setara 5,3 persen dari total pendapatan negara yang ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang ditargetkan Rp1.894,7 triliun
Sedangkan terkait belanja negara, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan telah terbelanjakan di Januari 2018 Rp138,4 triliun atau 6,2 persen dari total belanja negara yang ditargetkan Rp2.202,7 triliun. Dengan demikian, lanjutnya, posisi keseimbangan primer di Januari tercatat negatif Rp13,9 triliun.
"Jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp22,2 triliun maka itu lebih baik. Tahun lalu saja keseimbangan primer sudah baik dan sekarang ini semakin baik. Ini menunjukkan APBN terkonsep lebih baik," kata Ani, sapaan akrabnya, dalam Konferensi Pers APBNKiTa Kinerja dan Fakta, di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, masih kata Ani, defisit di Januari 2018 tercatat Rp37,1 triliun atau lebih kecil yang mencapai 0,25 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan dengan realisasi defisit di Januari 2017 yang sebesar Rp44,9 triliun atau setara 0,33 persen terhadap PDB. Sedangkan realisasi pembiayaan netto mencapai Rp21,8 triliun.
"Sedangkan realiasi pembiayaan di Januari 2017 mencapai Rp82,7 triliun. Ini merupakan catatan sampai 31 Januari 2018," tutur Ani.
Penerimaan Perpajakan
Sementara itu, penerimaan perpajakan hingga Januari 2018 mencapai Rp82,5 triliun atau naik 11,4 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya naik 5 persen. Realisasinya dari sisi PPH nonmigas Rp41,7 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp36,63 triliun.
Untuk PPN dan PPnBM penerimaannya tercatat mencapai Rp32,3 triliun atau meloncat cukup tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di 2017 yang sebesar Rp29,5 triliun atau tumbuh 9,4 persen. Sedangkan cukai tercatat Rp400 miliar atau tumbuh dua kali lipat dibandingkan dengan Januari 2017 yang sebesar Rp200 miliar.
"APBN dikelola secara konsisten, sehat sesuai prinsip kehati-hatian, dan lebih baik. Ini momentum positif yang kelihatan sangat baik," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Di sisi lain, sampai 31 Januari 2018, realisasi PNBP mencapai Rp18,89 triliun atau 6,86 persen dari APBN 2018. Realisasi tersebut mengalami pertumbuhan 31,6 persen jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan ini antara lain disebabkan meningkatnya harga komoditas, khususnya harga minyak bumi pada periode Januari. Realisasi penerimaan SDA Migas mencapai Rp7,39 triliun atau 9,2 persen dari target APBN 2018. Realisasi tersebut mengalami pertumbuhan 158,12 persen dibandingkan periode yang sama di 2017.
Kenaikan penerimaan SDA Migas tersebut, antara lain disebabkan karena realisasi ICP Januari 2018 sebesar USD65,59 per barel lebih tinggi dibandingkan realisasi periode yang sama di 2017, yaitu USD51,88 per barel, atau lebih tinggi.
Pertumbuhan Ekonomi
Meski demikian, Ani belum bisa memberikan rincian mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di Januari 2018 lantaran belum ada ulasan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara untuk inflasi, berada di tingkat 3,25 persen atau berada di kisaran asumsi makroekonomi di APBN 2018 yang berada di 3,5 persen.
Sedangkan tingkat suku bunga SPN di Januari 2018 berada di angka 3,95 persen atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan target di asumsi makro di APBN 2018 yang sebesar 5,2 persen. Untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, bergerak stabil di Rp13.380 per dolar AS atau hampir sama dengan asumsi di APBN 2018.
"Harga minyak dunia mengalami deviasi cukup besar karena mencapai US$65,6 per barel atau lebih tinggi dari asumsi yang ada di APBN 2018 US$48 per barel. Sedangkan lifting migas belum bisa kami sampaikan di Januari. Nanti akan kami sampaikan," kata Ani.
Lebih lanjut, Ani mengklaim, secara umum APBN 2018 mengalami kinerja positif baik penerimaan perpajakan dari sisi pajak, bea cukai maupun dari sisi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang semua mengalami momentum peningkatan positif. Ada kegiatan ekonomi yang meningkat, di antaranya sektor manufaktur, pertambangan pertanian, dan telekomunikasi.
"Kami akan terus melakukan perbaikan tata kelola perpajakan sehingga tidak hanya dapat meningkatkan pajak dengan pemungutan pajak tapi sekaligus melakukan perbaikan pelayanan kepada masyarakat," pungkasnya. (K03/AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.